Tak terasa bulan Sya'ban hampir berakhir. Tentu bulan Ramadhan akan segera hadir. Meski belum diumumkan tanggal 1 Ramadhan tahun ini jatuh pada hari apa, masyarakat sudah mendengar kapan kiranya dimulai bulan Ramadhan tahun ini.
Sebagian ada yang mengatakan 1 Ramadhan 1443 H dimulai hari Sabtu. Sebagian lainnya mengatakan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Minggu. Lalu pertanyaannya, apakah tahun ini 1 Ramadhan akan dimulai di hari yang berbeda?
Tahun Hijriah
Sebenarnya bukan sesuatu yang baru jika tahun ini 1 Ramadhan dimulai di hari yang berbeda. Karena sejak dulu perbedaan awal bulan Ramadhan sudah sering terjadi. Yang terpenting dari perbedaan ini adalah bagaimana kita menyikapinya dengan baik.Â
Perbedaan penentuan awal puasa Ramadhan sendiri menurut saya adalah sebagai tanda bahwa sesungguhnya manusia memang sangat terbatas kemampuannya. Karena kita ketahui penentuan awal puasa sebenarnya berkaitan dengan awal bulan pada tahun Hijriah.
Tahun Hijriah sendiri adalah penanggalan yang disusun berdasarkan revolusi bulan terhadap bumi. Dimana awal bulan pada tahun Hijriah ditentukan berdasarkan posisi hilal (bulan baru). Keterbatasan manusia inilah yang nantinya akan menyebabkan perbedaan dalam menentukan posisi hilal.
Penentuan Awal Ramadhan
Dalam kitab safinatunnajah karya Imam Nawawi disebutkan bahwa wajib dilakukan puasa Ramadhan (sudah masuk bulan Ramadhan - awal puasa Ramadhan) jika terjadi salah satu di antara lima hal, yaitu:
1. Sempurnanya Bulan Sya'ban
Hal pertama yang digunakan sebagai tanda sudah masuknya bulan Ramadhan adalah sudah sempurnanya bulan Sya'ban. Sempurna disini berarti bulan Sya'ban sudah sampai tanggal 30.Â
Karena kita ketahui jumlah maksimal hari dalam bulan pada tahun Hijriah adalah  30 hari. Maka sudah barang tentu, misalkan hari ini tanggal 30 Sya'ban esok harinya adalah tanggal 1 Ramadhan. Penentuan awal Ramadhan menggunakan cara pertama biasanya kita kenal dengan istilah metode hisab.
Permasalahan yang kita alami tahun ini adalah perbedaan awal bulan pada tahun Hijriah sudah dimulai sejak bulan Rojab kemarin, yang menyebabkan awal Sya'ban pun berbeda. Jika sudah seperti ini, maka hari ke-30 pada bulan Sya'ban tahun ini pun sudah berbeda.
2. Melihat Hilal
Hal yang kedua sebagai tanda masuknya awal puasa Ramadhan adalah melihat hilal (bulan baru) secara langsung. Melihat hilal dalam bahasa Arab adalah ru'yatul hilal. Hilal sendiri biasanya dilihat menggunakan teropong. Di Indonesia sendiri sudah ada petugas yang bertugas untuk melihat posisi bulan.
Dalam penentuan awal bulan menggunakan hilal pun terdapat perbedaan. Perbedaan ini terletak pada standar minimal bulan dikatakan sudah masuk bulan baru. Faktor alam dalam hal ini juga bisa berpengaruh.
3. Tetapnya Tanggal 1 Ramadhan
Hal yang ketiga yang bisa dijadikan sudah masuknya bulan Ramadhan adalah sudah ditetapkannya tanggal 1 Ramadhan oleh orang yang adil dan dipercaya. Hal ini berlaku bagi orang yang tidak bisa melihat bulan baru secara mandiri.
Dalam hal ini keputusan pemerintah terkait awal Ramadhan bisa dimasukkan dalam kategori hal yang ketiga. Karena kita ketahui, pemerintah sendiri sudah memiliki tim khusus yang ahli di bidangnya dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriah.Â
Selain keputusan pemerintah, keputusan ulama yang adil dan terpercaya juga bisa masuk ke dalam hal ini.
4. Kabar dari Orang yang Adil dan Dapat dipercaya
Bagi orang yang tidak bisa melihat hilal secara mandiri, kabar dari orang yang adil dan dapat dipercaya juga bisa dijadikan hal yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadhan.
Ulama bisa dimasukkan dalam kategori orang yang adil dan terpercaya pada saat ini. Akan tetapi kalian perlu hati-hati dalam hal ini, karena saaat ini banyak kita temui orang yang dijuluki ulama tetapi sejatinya belum tentu memenuhi kriteria ulama.
5. Persangkaan Orang Adil dan Dapat Dipercaya
Bagi orang yang tidak bisa melihat secara langsung, persangkaan orang yang adil dan dapat dipercaya bahwa saat itu sudah masuk bulan Ramadhan.Â
Hal ini terjadi bila kalian terjebak di hutan atau daerah yang tidak ada informasi tentang penggalan Hijriah. Sehingga kalian benar-benar tidak tahu dan tidak mengetahui informasi tentang awal bulan Ramadhan.Maka persangkaan orang yang adil dan dapat dipercaya dapat digunakan sebagai dasar kita dalam menentukan awal puasa Ramadhan.
Karena dalam ilmu fiqih (khususnya fiqih Syafi'i yang banyak dianut masyarakat Indonesia) terdaoat lima perkara yang digunakan sebagai dasar menentukan awal puasa Ramadhan maka sudah barang tentu jika nantinya akan terjadi perbedaan.
Hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana kalian menyikapinya. Saran saya silahkan ikuti keputusan dari pemerintah. Karena kita tahu pemerintah disini sebagai Ulil Amri kita yang wajib kita taati dalam hal kebaikan. Atau jika tidak pemerintah, ikutilah ulama yang kalian yakini kealimanannya. Yang terpenting apapun yang kalian pilih nantinya, kalian mempunyai dasar sesuai ajaran agama kita.
Bagaimana ada juga kelompok Islam yang menentukan awal puasa Ramadhannya tidak menggunakan lima hal di atas. Dahulu dalam sebuah berita di televisi pernah ditayangkan beberapa golongan yang menentukan awal Ramadhan dengan cara mereka sendiri.Â
Ada kelompok yang mempunyai ketentuan bahwa awal Ramadhan harus selalu dimulai dengan hari Jumat. Ada kelompok pula yang mempunyai ketentuan bahwa awal Ramadhan dimulai hari Minggu.
Terakhir sebagai penutup, di luar perbedaan penentuan awal Ramadhan nantinya yang tak kalah penting adalah bagaimana kita menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut bulan Ramadhan. Karena kita ketahui, bulan Ramadhan ini adalah bulan dilipatgandakannya segala pahala amal ibadah. Jadi silahkan siapkan strategi akan bulan Ramadhan kita tidak sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H