Mohon tunggu...
Nur Safitri
Nur Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

mahasiswa aktif memiliki ketertarikan pada bidang sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Budaya Populer terhadap Tren Tato di Kalangan Anak Muda

10 Juni 2024   20:09 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang-orang tidak lagi melihat tato secara sempit, melainkan dengan cara yang lebih reflektif dan sadar akan perubahan. Dengan kata lain, orang dengan tato tidak lagi diperlakukan secara tidak adil. Tato merupakan bagian dari budaya populer karena tato telah menjadi budaya yang ada di sekeliling kita dan dapat kita temui di kehidupan kita sehari hari. 

Menurut Raymond Williams, ciri khas dari budaya pop adalah banyak disukai orang, dikerjakan secara rendahan, dikonsumsi secara individual, dan menyenangkan. Persepsi kalangan muda terhadap tato dalam penelitian oleh Lin et al. (2020) bahwa persepsi kalangan muda terhadap tato memiliki daya tarik sendiri yang membuat tato juga sebagai suatu kebanggaan tersendiri bagi penggunannya. Kalangan muda cenderung beranggapan bahwa tato merupakan sebuah seni keindahan. Tato merupakan bagian dari budaya pop yang sedang booming pada masa ini dan tidak hanya dianggap sebagai sebuah budaya namun bagi sebagian ada yang beranggapan merupakan gaya hidup. Tato sebagai gaya hidup pada zaman sekarang ini karena tato memiliki makna atau nilai yang beragam. 

Williams (1983) dalam Surachman & Nuradiansyah (2020) menjelaskan bahwa arti budaya populer memberikan empat makna: (1) banyak disukai orang, bahwa tato merupakan artefak budaya dimana hal tersebut disukai banyak orang dan menjadi suatu yang bersifat trend dalam pengguna tato; (2) jenis kerja rendahan, tato diartikan sebagai suatu budaya yang penerimaanya tidak lazim atau tidak wajar terutama dari sudut pandang agama; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, tato bersifat gaya hidup modern, menyenangkan dan bersifat populer dikalangan penggunanya; (4) budaya yang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri, merupakan produk budaya yang dibuat untuk merubah gaya hidup penggunanya sesuai dengan keinginannya. 

Walaupun makna tato ini telah berubah cukup signifikan dan lebih luas penerimaan akan budaya tato di masyarakat, namun tetap saja tato memiliki pandangan  buruk dan negatif di kalangan masyarakat tertentu. Terutama di kalangan orang tua biasanya pandangan mereka terhadap seseorang yang memiliki tato di tubuhnya selalu dipandang dengan sesuatu yang negatif. Kebanyakan orang tua pasti akan melarang anak-anaknya untuk membuat tato, walaupun anaknya tersebut sudah menginjak umur yang cukup dewasa untuk mengambil keputusannya sendiri. 

Selain itu, adanya pandangan bahwa tato dimiliki oleh kalangan-kalangan tertentu saja, seperti seniman, kelompok subkultur, atau seseorang yang dekat dengan kriminalitas karena budaya tato melekat dengan  budaya pemberontakan. Penggunaan tato dianggap sebagai bentuk pemberontakan terhadap struktur atau tatanan sosial yang ada. Budaya populer atau trend tato di kalangan anak muda ini menjadi sebagai salah satu bentuk kebebasan diri terhadap tatanan sosial yang mapan dan mengikat serta untuk menunjukkan bahwa tato kini telah menjadi budaya untuk khalayak umum.

KESIMPULAN

Tato kini telah bertransformasi dari simbol religius dan magis pada masyarakat tradisional menjadi bagian dari ekspresi seni, identitas, dan gaya hidup di era modern. Dengan pengaruh globalisasi dan teknologi, tato menjadi budaya populer yang melampaui batas geografis, ideologi, ras, etnis, gender, dan budaya. Pandangan terhadap tato telah menjadi lebih beragam dan terbuka, meskipun masih ada stigma negatif di kalangan tertentu. Dalam budaya populer, tato dihargai sebagai simbol kebebasan, status, keberanian, kecantikan, dan identitas diri, yang mencerminkan perubahan cara berpikir individu dan komunal dalam perilaku mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Heryanto, Ariel, editor. Budaya populer di Indonesia: mencairnya identitas pasca orde baru. Jalasutra, 2012.

JH, Liga Anggelina. "Tattoos In Teenager's Life (A Case Study of User Teen Tattoos in Pekanbaru)." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 2015.

Lin, Liberta, et al. "Tato Sebagai Gaya Hidup Kaum Perempuan Perkotaan." Balele: Jurnal Antropologi, vol. 1, no. 2, 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun