Mohon tunggu...
Nur Ramadhani A
Nur Ramadhani A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pemuda yang hobby rebahan dan berpetualang menyusuri padang khasanah ilmu. Demi cita-cita yang ia damba.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelisik Jejak Kejayaan Jalur Ular Besi: Stasiun Beos - Tanjung Priok - Meester Cornelis - Halte Konisplein - Buitenzoorg: Part 1

19 Juli 2022   21:27 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:45 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Stasiun Tanjung Priok. Sumber : Dok. Pribadi

Siapa yang tidak mengenal kota Jakarta, gemerlapnya cahaya, tingginya hutan-hutan semen, dengan hiruk pikuk kegiatan masyarakat yang beraktifitas, 

kota dengan tingkat kemacetan tinggi di Indonesia, dan Jakarta adalah kota yang menjajikan segudang harapan bagi para perantau yang merantau demi mencari kehidupan yang lebih layak. 

Kesibukan kota Jakarta sebagai kota metropolitan tidak lepas dari sisi historis kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan zaman kolonial.

Dibalik pembangunan kota Jakarta disana sini, masih terdapat bangunan-bangunan tua yang beberapa diantaranya dijadikan sebagai Cagar Budaya, beberapa diantaranya juga sudah bertransformasi menjadi bangunan tempat tinggal semi-permanen. 

Bangunan bersejarah itu tetap bertahan ditengah gerusan Jakarta sebagai kota metropolitan. Bangunan bersejarah itu salah satunya adalah Stasiun Tanjung Priok. 

Stasiun yang dibangun pada tahun 1883 oleh Burgerlijke Openbare Werken (Dinas Tata Kota Hindia Belanda) dan diresmikan pada tahun 1885.  Lalu dipindah pada tahun 1914 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke - 24 yang kini lokasi nya tepat di depan terminal Tanjung Priok. 

Stasiun ini pada awalnya dibangun untuk mempermudah aktifitas komuter masyarakat ke Batavia, dan pelabuhan. Stasiun ini berada dibawah wewenang SS Staats Spoorwegen yaitu dinas kereta api Hindia Belanda. Stasiun Tanjung Priok memiliki luas bangunan 3.768m, dan luas tanah 46.930m. 

Desain bangunan ini sangat modern dengan sentuhan arsitektur simpel dan geometris. Stasiun ini pun menjadi pusat perekonomian di era tersebut dikarenakan stasiun ini menghubungkan langsung dengan pintu utama masuk ke Batavia yaitu pelabuhan Tanjung Priok.

Tampak Samping Stasiun Tanjung Priok yang masih terlihat kokoh. Sumber : Dok. Pribadi
Tampak Samping Stasiun Tanjung Priok yang masih terlihat kokoh. Sumber : Dok. Pribadi

Walaupun bukan stasiun sentral, tetapi arsitektur dan kemegahannya juga tidak kalah dengan stasiun Beos. 

Meskipun stasiun ini hanya memiliki 8 peron, tetapi stasiun ini memiliki fasilitas penginapan yang pada saat itu digunakan sebagai tempat menginap bagi para penumpang Eropa dan Belanda yang ingin melanjutkan perjalanannya dengan kapal laut. Bahkan stasiun ini memiliki gudang penyimpanan barang yang terdapat di bawah bangunan stasiun ini. 

Suasana Peron 2 yang digunakan sebagai pemberhentian KRL Commuterline Jakarta Kota-Tj. Priok PP. Sumber : Dok. Pribadi
Suasana Peron 2 yang digunakan sebagai pemberhentian KRL Commuterline Jakarta Kota-Tj. Priok PP. Sumber : Dok. Pribadi

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia jalur ini tetap melayani rute Tj. Priok - Stasiun Beos (Jakarta Kota) - Stasiun Gambir (Halte Konisplein) - Jatinegara (Meester Cornelis) - Bogor (Buitenzoorg). 

Pada tahun 1999 stasiun ini sempat berhenti beroperasi pasca peeralihan Djawatan Kereta Api Indonesia, menjadi Pt. Kereta Api Persero. Kondisi stasiun ini sempat terlihat mengenaskan akibat terbengkalai dan tidak terurus dari rentang waktu tahun 2000 - 2011. 

Tetapi selepas itu stasiun ini mulai mengalami pemugaran dengan tidak menghilangkan keorisinilan bangunannya. Stasiun ini juga sempat menjadi tempat terminus KA lokal dengan jurusan Jakarta - Purwakarta, sebelum dipindahkan ke Stasiun Pasar Senen.

Loket Stasiun Tanjung Priok. Sumber : Dok. Pribadi
Loket Stasiun Tanjung Priok. Sumber : Dok. Pribadi

Kini stasiun Tanjung Priok hanya melayani rute KRL Commuterline purple line : Tj. Priok - Ancol - Kp. Bandan - Jakarta Kota, dan sebagai stasiun rangkaian barang. Stasiun Tanjung Priok menjadi bangunan bersejarah yang masih hidup ditengah gempuran pembangunan di kota Jakarta. 

Nilai-nilai bersejarah yang tersimpan masih terus hidup sampai saat ini tetap perlu di lestarikan agar generasi bangsa kita dapat mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu sebagai bahan terobosan inovasi di masa depan. 

Tidak dipungkiri pula dengan keberadaan stasiun Tanjung Priok dapat menambah destinasi wisata sejarah yang ada di kota Jakarta.

Tampak dari depan lintas Stasiun Tanjung Priok. Sumber : Dok. Pribadi
Tampak dari depan lintas Stasiun Tanjung Priok. Sumber : Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun