Dalam pembelajaran projek, implementasi pembelajaran diferensiasi sangat penting. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki beragam latar belakang dan kemampuan, serta memiliki preferensi yang berbeda dalam belajar. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran diferensiasi, guru dapat memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik secara individual dan memberikan dukungan yang tepat untuk setiap peserta didik. Salah satu cara implementasi pembelajaran diferensiasi dalam pembelajaran projek adalah dengan memberikan beragam pilihan topik projek kepada peserta didik. Menurut Naibaho (2023), Dalam hal ini, guru dapat menentukan beberapa topik projek yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan membiarkan peserta didik memilih topik yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Dengan memberikan pilihan topik, peserta didik akan merasa lebih terlibat dalam proses belajar dan dapat mengembangkan keterampilan serta minat mereka dengan lebih baik.
Selain itu, guru juga dapat menggunakan beragam metode dan strategi pembelajaran untuk mengakomodasi beragam gaya belajar peserta didik. Misalnya, guru dapat memberikan materi pembelajaran dalam bentuk visual atau audio untuk peserta didik yang lebih suka belajar secara visual atau auditori. Selain itu, guru juga dapat memberikan materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang berbeda, tergantung pada kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didi
Dalam pembelajaran projek, guru juga dapat memberikan umpan balik yang spesifik dan berorientasi pada peningkatan kemampuan peserta didik. Guru dapat memberikan umpan balik yang berfokus pada perbaikan kemampuan atau penguatan keterampilan yang sudah dimiliki peserta didik. Dengan memberikan umpan balik yang spesifik, peserta didik akan memiliki gambaran yang jelas tentang kemampuan mereka dan dapat mengembangkan kemampuan mereka secara lebih efektif. Dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi dalam pembelajaran projek, penting untuk memperhatikan bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus memastikan bahwa mereka terlibat secara aktif dalam membantu setiap peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka.
Selain itu Hasanah et al (2023) berpendapat, bahwa dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi, guru harus memastikan bahwa pembelajaran projek tidak hanya memenuhi kebutuhan akademik, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan sosial, emosional, dan budaya peserta didik. Â Dalam pembelajaran projek berdiferensiasi ini peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, memecahkan masalah sendiri, dan menghargai pendapat temannya. Pembelajaran projek berdiferensiasi ini juga diharapkan setiap peserta didik dapat menumbuhkan karakter yang mencerminkan budaya Indonesia, seperti bergotong royong.
Karakter yang diharapkan terbentuk dalam pelaksanaan kurikulum merdeka adalah profil pelajar Pancasila yang dapat terwujud dengan mendasarkan pada enam dimensi profil pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global. Profil pelajar Pancasila merupakan karakter yang merujuk pada Pancasila dan diharapkan dapat terwujud melalui proses pembelajaran (Martati et al, 2022).
Berdasarkan penjelasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil yaitu, dalam praktik pembelajaran merdeka belajar dan berbudaya, pembelajaran projek berdiferensiasi merupakan strategi yang sangat relevan untuk diterapkan selama proses pelaksanaan pembelajarannya. Strategi ini dapat membantu peserta didik untuk lebih mandiri dan aktif dalam belajar serta mempertimbangkan perbedaan individu dalam kemampuan dan preferensi peserta didik. Selain itu dalam proses pembelajaran projek berdiferensiasi dapat menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran yang menjadi elemen penting pada kurikulum merdeka belajar sebagai dasar yang digunakan dalam pembentukan karakter anak bangsa yang berbudaya dan berkualitas.
REFERENSI
Amir, I., Nursalam, N., & Mustafa, I. (2022). Tantangan Implementasi Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka Belajar. GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 204-215.
Hasanah, E., Maryani, I., & Gestiardi, R. (2023). Model Pembelajaran Diferensiasi Berbasis Digital di Sekolah. Ika Maryani.
Kertati, I., Zamista, A. A., Rahman, A. A., Yendri, O., Pratama, A., Rusmayadi, G., ... & Arwizet, K. (2023). Model & Metode Pembelajaran Inovatif Era Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.