Kurangnya minat belajar para pelajar membuat para pelajar sering bosan mengikuti pelajaran, padahal keaktifan saat pembelajaran ditentukan oleh para pelajar sendiri yang memiliki motivasi untuk menjadi pemuda yang cerdas.
Mengingat kembali sistem pendidikan yang menjelaskan betapa pentingnya peran para pengajar dalam dunia pendidikan bagi pelajar, Ki Hajar Dewantara selalu menerapkan tiga semboyan dalam bahwa Jawa, yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodho, artinya "Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik."
2. Ing Madyo Mbangun Karso artinya "Di antara murid, guru harus menciptakan ide dan prakarsa."
3. Tut Wuri Handayani artinya "Dari belajar, seorang guru harus bisa memberikan dorongan serta arahan."
Jangan pernah memaksa seorang pelajar untuk belajar secara terus menerus, karena cara tesebut kurang efektif. Biarkan rasa semangat belajar mereka tumbuh dari diri sendiri seperti pesan Ki Hajar Dewantara "Tumbuhkan semangat belajar, semangat berpendidikan, dan semangat menuntut ilmu hingga usia senja." Maka cara belajar yang bagaimanakah yang efektif untuk mewujudkan merdeka belajar bagi bangsa Indonesia?
Fakta saat ini adalah era revolusi industri 4.0. Sebuah era digital yang memerlukan kecepatan internet dan platform digital serta berbasis output. Tentu pola pendidikan di dunia sudah berubah. Generasi milenial memiliki sikap dan orientasi yang berbeda yang membutuhkan penyesuaian. Disinilah pendekatan dan metodologi pendidikan juga harus disesuaikan mengikuti perkembanmgan zaman.
Secara kebetulan, pandemi covid-19 telah memperkenalkan perilaku digital pada masyarakat di belahan dunia. Bahkan Work From Home (WFH) telah mampu mempraktikkan merdeka belajar serta pola kerja secara digital.
Bagaimana tidak, sekolah dilakukan dengan daring, meeting dengan daring, ujian dengan daring dan kegiatan lainnya semuanya dengan daring. Tentu pola lainnya akan mengikuti pola kekinian yang sudah bergeser pada perubahan budaya. Bagaimanapun, pendidikan harus mampu memproduksi manusia unggul di negeri ini.
Pemerintah melalui Kemendikbud telah memulai Revolusi pendidikan sejak 2019 lalu, baik di tingkat dasar, menengah, hingga tinggi. Konsep yg diusung daral Revolusi ini adalah Merdeka Belajar di semua aspek pendidikan formal. Namun tampaknya masih banyak pihak masih meragukan apakah Indonesia benar telah siap dalam penerapan system Merdeka Belajar ini. Salah satu paling banyak didiskusikan adalah Infratruksur Pendidikan.
Oleh karena itu, pemerintah menganggarkan ratusan triliun APBN dengan focus pembangunan infrastruktur IT di sekolah-sekolah. Pada rentang tahun 2004 dan 2006 sekolah wajib menyelenggarakan mata pelajaran computer. Namun, pada tahun 2020 itulah dunia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni industry 4.0. Kita telah masuk ke era baru industri yang biasa disebut dengan data technology. Pada titik ini, hampis semua aspek bergantung pada teknologi, khususnya machime learning, Al, dan Robot.