Mohon tunggu...
Nur Wahyuningsih
Nur Wahyuningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SMKN 1 WONOGIRI

Saya hobi kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Konseling Kelompok Pendekatan Realita Teknik WDEP

22 Januari 2023   21:14 Diperbarui: 22 Januari 2023   21:19 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta didik di tingkat SMK dituntut agar memiliki keterampilan dan kecakapan baik hard skill maupun soft skill yang nantinya akan dipakai untuk bekal ketika mencari pekerjaan, apabila  kurangnya rasa percaya diri pada peserta didik tidak sejak awal segera di entaskan maka itu dapat menghambat peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memasuki dunia kerja.

Pada umumnya disekolah masalah kepercayaan diri adalah kejadian yang muncul dimana seseorang tidak memiliki pandangan yang positif tentang dirinya, dan merasa bahwa dirinya tidak terlihat baik, tidak bisa melakukan pekerjaannya sebaik orang lain, dan yang hasilnya tidak sesuai dengan yang didapatkannya. Terdapat beberapa pemicu yang dapat mengakibatkan timbulnya tidak percaya diri diantaranya: fisik yang tidak sempurna, tidak mampu melibatkan diri dalam situasi baru, tidak memiliki pandangan yang positif serta tidak memiliki keinginan untuk maju.

Kurangnya rasa percaya diri banyak dialami oleh peserta didik SMK Negeri 1 Wonogiri, Hasil observasi dan angket SMK Negeri 1 Wonogiri banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik merasa kurang percaya diri.  antara lain : faktor fisik, latar belakang keluarga yang kurang harmonis, ekonomi keluarga, kemampuan berfikir peserta didik dibawah rata-rata, pemilihan jurusan yang tidak sesuai, kurangnya pengetahuan, terlalu memikirkan omongan orang lain, dll.

Guru BK dalam hal ini dapat membantu dengan memberikan berbagai layanan dan model pembelajaran inovatif terhadap peserta didik. Khususnya layanan konseling kelompok sebagai sarana pemahaman bagi peserta didik sebagai remaja yang sering kali mengalami masalah dalam kepercayaan diri dengan menggunakan pendekatan realita melalui teknik WDEP. Dimana guru BK akan membantu peserta didik dalam mengatasi masalah kepercayaan diri melalui layanan konseling kelompok, dimana layanan konseling kelompok merupakan suatu layanan yang dapat di upayakan menangani permasalahan ini dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna meningkatkan kepercayaan diri peserta didik tersebut dengan mendiskusikan permasalahan anggotanya dengan pendekatan realita melalui teknik WDEP.

Wibowo (2005:33) konseling kelompok merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara sadar, perasaan-perasaan, dan perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu khususnya dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

Melalui konseling kelompok, peserta didik mempunyai percaya diri rendah diharapkan menjadi percaya diri dan mampu membuat keputusan yang baik, mencapai jati diri dan menjadi bisa mengaktualisasi diri ke arah positif. Jadi tujuan layanan konseling kelompok yang diberikan adalah supaya anggota kelompok dapat saling memberikan masukan, saran, solusi untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan dapat mengambil kesimpulan sendiri dengan pendampingan Guru BK untuk menyampaikan rencana perubahan tingkah laku dengan mencapai perilaku baru yang diinginkan serta lebih bertanggungjawab bagi pencapaian kebutuhannya.

Pemberian layanan Konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik perlu dibagikan karena setelah dilaksanakan layanan tersebut efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik di SMK Negeri 1 Wonogiri. Sehingga harapannya hal tersebut bisa diterapkan oleh guru BK yang lain maupun sekolah lain sebagai salah satu referensi untuk mengatasi permasalahan tentang cara meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.

Peran saya selaku Guru BK sekaligus menjadi Pemimpin kelompok dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP, dan memiliki tanggung jawab untuk membantu mengentaskan permasalahan anggota kelompok melalui kegiatan layanan berupa konseling kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Selain itu hal yang terpenting dalam layanan yang dilakukan adalah menjaga rahasia yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok, agar anggota kelompok merasa dilindungi dan merasa terbantu dengan adanya guru BK untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya, tentunya tidak berhenti disitu saja perlu juga adanya tindak lanjut setelah pemberian layanan bisa melalui observasi, ataupun wawancara, jika diperlukan juga bisa dilaksanakan dengan melakukan konseling individu agar guru BK bisa memastikan permasalahan tersebut sudah terentaskan.

Tantangan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan pada pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP antara lain : Guru BK/Pemimpin kelompok dituntut untuk menguasai tahapan-tahapan yang ada pada pendekatan realita agar proses konseling kelompok berjalan sesuai dengan harapan, selain itu kemampuan berkomunikasi pemimpin kelompok juga harus baik agar siswa terlibat aktif dan bisa memotivasi AK untuk saling memberikan alternatif solusi terkait permaslahan yang dibahas, AK yang belum pernah mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok sehingga PK harus menjelaskan secara detail terkait pengertian, tujuan, asas, serta pelaksanaan konseling kelompok itu sendiri, ruang konseling kelompok yang belum ada sehingga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan konseling kelompok.

Kegiatan konseling kelompok ini melibatkan 6 anak kelas XI OTKP 1 SMK Negeri 1 Wonogiri yang mengalami permasalahan rendahnya rasa percaya diri, dan dilaksanakan di ruang laboratorium karena kendala ruang Bk untuk pelaksanaan KKP kurang maksimal, untuk pelaksanaan dilaboratorium harus ijin pada kepala laboratorium karena proses konseling kelompok dilaksanakan dilaboratorium akuntansi, Kepala Sekolah yang sudah memberikan motivasi dan dukungan untuk melaksanakan praktik layanan konseling kelompok.

Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang dialami pada saat pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP yaitu membiasakan melaksanakan layanan konseling kelompok baik dengan pendekatan realita maupun pendekatan yang lain agar proses konseling kelompok bisa berjalan dengan lancar dan peserta didik juga lebih paham terkait proses pelaksanaan konseling kelompok, serta kemampuan berkomunikasi siswa lebih maksimal untuk membawa anggota kelompok berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang dibahas, untuk masalah tempat pelaksanaan bisa menggunakan ruangan-ruangan yang tertutup dan cukup luas agar anggota kelompok merasa nyaman untuk menyampaikan permasalahan yang sedang dialaminya, serta mengupayakan diadakannya ruangan khusus untuk pelaksanaan layanan konseling kelompok kepada kepala sekolah selaku pimpinan.

Strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah menggunakan layanan konseling kelompok dengan  pendekatan realita teknik WDEP untuk meningkatkan rasa percaya diri anggota kelompok. Proses yang dilakukan selama pemberian layanan konseling kelompok melalui beberapa tahap, Tahap pendahuluan : pada tahap ini pemimpin kelompok membuat hubungan baik dengan AK, dan menjelaskan apa itu konseling kelompok, tujuan, asas-asas dan tata cara pelaksanaan, Tahap peralihan PK menanyakan kesiapan AK untuk masuk ke tahap inti, Tahap inti : pelaksanaan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP (Wants, Do, Evaluation, Planing) dan membuat komitmen untuk melaksanakan solusi yang telah diperoleh, Tahap penutup : membuat kesimpulan, serta perencanaan tindak lanjut yang akan dilaksanakan selanjutnya. Pada strategi yang diterapkan seluruh AK terlibat dalam proses konseling untuk saling memberikan masukan dan saran untuk menyusun solusi yang akan diberikan.

Sebagai bahan penunjang untuk keberhasilan kegiatan layanan konseling kelompok PK mengadakan permainan dinamika kelompok agar AK menunjukan antusias dalam proses layanan, permainan yang digunakan oleh PK yaitu “I’ve got you” dan menggunakan media botol dengan tujuan AK bisa siap ketika ujung botol menunjuk salah satu AK dengan harapan siswa berlatih menunjukan rasa percaya diri di hadapan AK yang lain.

Untuk hasil analisis proses pemberian layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP memperoleh hasil sekor 20 dengan kategori baik rentang nilai 13 – 24, dan proses layanan berjalan sesuai yang diharapkan.

Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan yaitu AK lebih enjoy dalam mengikuti kegiatan layanan KKp, serta AK berperan aktif dalam mencari berbagai alternatif untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama, sehingga diperoleh solusi dan disepakati bersama untuk menjalankan solusi tersebut. Dan layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tanggapan dari pihak lain salah satunya dari pihak guru mapel dan wali kelas merasa terbantu karena masalah peserta didik bisa terselesaikan sehingga perlu lebih intens dilakukan koordinasi antara guru BK dengan wali kelas ataupun guru mapel, sebagai salah satu wujud tindak lanjut dari kegiatan konseling kelompok, faktor keberhasilan dalam konseling kelompok tidak terlepas dari keaktifan AK selama mengikuti kegiatan KKp, dukungan dari teman sejawat sehingga pelaksanaan KKp bisa berjalan dengan lancar.

Perolehan evaluasi hasil seluruh AK yaitu dengan sekor 30 dengan kategori baik sebanyak 4 AK dengan rentang nilai 21-30 , dan 2 AK rentang nilai sekor 26 dan 28, dan bisa ditarik kesimpulan bahwa Konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP berjalan efektif. Pembelajaran dari keseluruhan proses yang bisa diambil antara lain : bahwa layanan konseling kelompok merupakan salah satu cara untuk membantu menyelesaikan masalah peserta didik yang dialami oleh beberapa peserta didik dengan permasalahan yang sama, dan menggunakan pendekatan yang ada pada layanan konseling menyesuaikan dengan masalah dan gejala yang nampak dari permasalahan tersebut, hal itu perlu diperhatikan agar pemberian layanan bisa berjalan sesuai dengan harapan dan penanganan masalah juga tepat. Layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita teknik WDEP hanyalah salah satu layanan dan pendekatan yang ada dalam Bimbingan dan Konseling, tentunya masih banyak yang lainnya dan harus disesuaikan dengan permasalahan yag dihadapi tiap peserta didik dengan melihat latar belakang permasalahan tersebut bisa muncul.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun