Mohon tunggu...
Nur Baiti Jannah
Nur Baiti Jannah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa ITSNU Pasuruan Prodi Pendidikan Matematika Semester 2

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah Etika Pendidikan dan Krisis Etika di Indonesia

21 April 2020   08:12 Diperbarui: 21 April 2020   08:27 3415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

a. Judul :Etika,Moral dan Akhlak

b. Nama : Nur Baiti Jannah
    Semester : II ( Dua )
    Jurusan : Pendidikan Matematika
    Kampus : ITSNU PASURUAN
    Tahun : 2019

c. Identitas Dosen : Muhammad Mukhlis M.Pd.

d. Problem : Masalah Etika Pendidikan dan Krisis Etika di Indonesia

e.Teori :

Pendidikan adalah jiwa masyarakat saat berpindah dari satu generasi ke generasi yang lain. ~ G. K. Chesterton

Seorang anak menjadi salah satu korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh wali kelasnya. Konon katanya, sang guru sudah kewalahan dengan tingkah laku sang murid yang tak bisa diatur dan selalu melanggar aturan. 

Tindak kekerasan pun dinilai sebagai salah satu cara yang bisa membuat anak didiknya berubah. Berhasilkah? Nyatanya, sang guru tersebut malah masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kasus lain, seorang guru tega melakukan tindakan amoral kepada anak didiknya hanya karena sang anak didik sering terlambat. Padahal, guru tersebut dikenal sebagai orang yang sabar dan baik. Orangtua si anak tak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib. 

Alhasil, sang guru harus merasakan dinginnya hotel prodeo karena kekhilafannya. Kejadian di atas merupakan dua contoh kasus di antara berbagai macam kasus yang sering kita jumpai akhir-akhir ini. Penyiksaan terhadap anak didik yang dilakukan oleh pihak yang ditinggikan oleh masyarakat dan berpendidikan, yaitu guru.

Tindakan guru tersebut bagaimana pun juga jelas melanggar hukum. Seorang guru seharusnya mengertietika pendidikan. Bagaimana pun juga, kekerasan tidak bisa menyelesaikan masalah dan malah memperparah.

Sekarang, bukan zamannya lagi "penyiksaan" terhadap anak didik bila mereka tak menurut terhadap perintah guru. Guru bukanlah segalanya dan bukanlah "Tuhan" bagi murid. 

Bila dulu melakukan tindak kekerasan terhadap murid karena tidak mengerjakan PR dianggap wajar, namun sekarang berbeda. Sedikit saja seorang guru melukai murid secara fisik, maka guru tersebut bisa dituntut dan masuk penjara.

Seorang guru haruslah mengerti tentang etika pendidikan. Tugas mereka tak hanya mengisi "bak yang kosong dengan air", namun juga membentuk kepribadian anak didik yang baik. Dan, bagaimana mungkin seorang guru bisa membentuk kepribadian anak yang baik bila mereka sendiri suka melakukan tindak kekerasan dengan alasan untuk mendidik. Sama saja hal tersebut melanggar etika pendidikan.

Krisis Etika di Indonesia

Banyak perkembangan yang terjadi di era globalisasi Indonesia. Mulai dari perkembangan pengetahuan dan teknologi, perkembangan bahasa, dan perkembangan pendidikan, dan pola pikir masyarakat.

Kita tau sebagai anak jaman sekarang mungkin ada perbedaan pola pikir cara orang tua mendidik anaknya, khususnya dalam segi bahasa, perilaku, dan akhlak (etika). 

Melihat pribadi orang tua kita dulu, kesopanan, kebahasaan, dan kehormatan saat dulu sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Pernakah kita berpikir bahwa ada kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya ? tentunya ada.

Analisa :

Mendidik tidak harus dengan kekerasan. Itulah salah satu etika pendidikan yang wajib dipahami oleh semua guru. Ingatlah bahwa anak didik bukanlah komputer atau mesin yang bila kita kesal bisa dibanting sepuasnya. Anak didik adalah amanah bagi seorang guru. 

Anak didik adalah "titipan" yang sudah selayaknya dijaga. Bila ada sesuatu yang membuat guru tersinggung dan marah dengan ulah anak didiknya, selesaikanlah dengan baik-baik dan tidak dengan menggunakan kekerasan karena hal tersebut sangat melanggar etika pendidikan

Berikut ini adalah beberapa moral yang paling umum, masalah hukum dan etika dalam pendidikan yang paling sering dihadapi oleh para pemberi dan penerima pendidikan, bersama dengan lembaga pendidikan sendiri, para stock holder, orang tua dan wali siswa.

1. Seragam Sekolah - Haruskah dilepaskan atau malah semakin wajib? Argumen yang mendukung adana seragam selalu mengamati kepentingan dari dress code / seragam untuk menyatukan siswa dan tidak membedakan diri mereka satu dengan yang lainnya.

2.Masalah Disiplin: anak mamu menjadi agresif pada masa pertumbuhan, namun mudah pula jatuh pada semacam ritual narsistik yang mampu menghadirkan mereka sebagai orang yang paling hebat di antara teman temannya. Bila guru tidak mampu menghadirkan sarana untuk kenarsisan siswa untuk berprestasi, siap siap saja menuai murid yang tidak disiplin.

3.Grading - Menghubungkan Parameter dengan tujuan : dan satu hal Ujian nasional?
Apakah nilai mencerminkan hasil? Sebaliknya, apa yang yang harus mencerminkan nilai? Haruskah anak terikat oleh gagasan akademisi? Kemudian lagi, apa, di bidang apa mereka harus mencerminkan prestasi ? Haruskah nilai dipertimbangkan untuk menilai kemampuan belajar, informasi menggenggam kecakapan, disiplin dalam memenuhi tenggat waktu akademis?

Negara bisa jadi pesakitan, dan bisa jadi penyelamat bila mampu menjawab pertanyaan itu, dan sejauh ini, negara gagal memberikan pendidikan etis yang baik dengan menjawab pertanyaan sebaik baiknya. Ujian nasional dipaksakan ada, karena itu adalah proyek dan semata proyeknya para akademisi yang berpangkat, semua mengerti itu.

KRISIS ETIKA di INDONESIA
Banyak permasalahan yang melanda di peradaban masa kini, yaitu:

1. Dimualai dari cara berbahasa, di Indonesia jelas terdiri dari banyak pulau dan banyak daerah. Disitulah banyak bahasa juga yang mengikuti. Mayoritas adalah bahasa jawa. Sebagai orang jawa, banyak tingkatan bahasa yang digunakan oleh mayoritas penduduk jawa. 

Mulai dari bahasa jawa krama inggil, halus dan ngoko. Yang menjadi masalah, apakah orang tua jaman sekarang menguasai bahasa yang sopan untuk mendidik anak-anaknya ? 

Kebanyakan orang tua tidak mempedulikan masalah tersebut. Yang ada dibenaknya hanya anak-anak cukup dibelajari berbicara, berbahasa indonesia dan interaksi dengan lingkungan. Hal ini dipengaruhi oleh sikap orang tua sendiri yang krisis moral dan tidak peduli terhadap anaknya.

Cara berperilaku. Kita sudah banyak menemukan kejadian tentang cara berperilaku seorang anak kepada orang yang lebih tua. Mayoritas anak jaman sekarang kurang menjaga tata krama kepada orang yang lebih tua. Sebagai contoh saat seorang murid yang berjalan melewati guru, hendaknya murid akan membungkukkan badan seolah-olah untuk merendah dari posisi guru tersebut dan mengucapkan kata permisi. Tetapi yang kita lihat di jaman sekarang, sang murid akan bertindak acuh tak acuh seperti tidak tau jika ada guru didekatnya. Hal ini dipengaruhi akan pengaruh lingkungan dan kurangnya kepedulian sosial (cara orang tua mendidik anak tersebut.

Cara berfikir. Jika dibandingkan anak jaman dulu dan sekarang, anak jaman dulu lebih bekerja keras sehingga bisa menjadi pribadi yang produktif. Berbeda dengan jaman sekarang yang maunya selalu instan. Maksudnya, seorang anak sudah tak lagi mau untuk berfikir dan berusaha atau cenderung menjadi pribadi yang konsumtif. Mentang-mentang sudah ada kemajuan dalam hal teknologi dan informasi, setiap ada permasalahan, mereka selalu merujuk pada media sosial, tak lagi berfikir dengan mandiri atau berdiskusi dengan teman lainnya. Itu yang menyebabkan pola pikir seorang anak menjadi konsumtif dan kurang berkembang.

Lalu apa yang harus kita perbuat untuk memperbaiki etika terlebih sebagai orang tua untuk kedepannya ?

Lebih menghormati orang tua yang lebih terpenting

Intropeksi diri serta mengendalikan diri sendiri

Memahami kondisi orang sekitar kita yang membutuhkan bantuan

Lebih sering mengaca tentang perilaku mulia yang telah dilakukan orang dahulu

Banyak belajar dari pengalaman

Menjaga perkataan dan perilaku

Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik

Mengingat pentingnya etika dan moral dalam kehidupan masing-masing individu, minimal kita harus bisa mengendalikan dan mengatur pola hidup diri sendiri. Jika kita sudah merasa ada perubahan lebih baik dalam hal tersebut, apa salahnya kita membantu yang lain untuk belajar sama yang lebih baik seperti menjaga etika dan moral ?

Semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain untuk menjaga dan meningkatkan kesopanan dalam kehidupan sehari- hari.

Referensi: 1 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun