Jika seseorang mengalami kekurangan gizi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Oleh karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.
Pada acara webinar ini dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, menjelaskan bahwa gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya untuk memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Karena kondisi di Rumah Saja pilihan menu makanan pun menjadi tidak banyak, apalagi makan diluar pun terbatas. Untuk itulah, orang tua perpu membiasakan diri membuat menu makanan yang bervariasi dan beragam agar anak mempunyai pilihan makanan. Hal ini perlu dipahami sebagai pedoman gizi seimbang.
Dengan demikian momen di rumah saja merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan anak mengenai gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang sesuai dengan panduan "Isi Piringku". Jadi isi Piringku, pastikan sebanyak 12 -- 15% dari porsi makanan hariannya merupakan sumber protein yang berguna untuk membantu pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh anak.
Pembicara terakhir, Soraya Larasati, seorang ibu yang aktif dalam berbagai kegiatan ikut berbagi pengalaman dalam hal membiasakan anak makan dengan gizi seimbang selama Di Rumah Saja sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Soraya juga khawatir si Kecil akan bosan dengan menu makanan sehat di rumah. "Saya belajar untuk kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyeiapkan berbagai kegiatan agar anak tidak bosan di rumah saja," kata Soraya.
Selain mengajak anak terlibat dalam menyiapkan makanan, Soraya juga mengenalkan anak dengan sumber nutrisi yang belum pernah dicoba. "Saya sering membuatkan menu makanan nabati," kata Soraya. Ragam makanan nabati yang sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran baik untuk dikenalkan pada anak-anak. Biasanya, Soraya melengkapi dengan nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi dengan serta, vitamin dan meneral lainnya karena nutrisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. "Saya percaya bahwa pangan nabati sama pentingnya dengan pangan hewani," cerita Soraya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H