Hal ini saya lakukan karena saya tidak tahu kapan kondisi ketidakpastian ini akan berakhir, maka saya masih perlu pegang  uang (cash). Dengan menyimpan uang yang cukup, saya bisa tetap melakukan aktivitas tanpa ada kendala. Membayar tagihan listrik, belanja untuk keperluan bulanan maupun untuk membeli paket internet agar saya bisa terus produktif.
Disamping itu, saya juga tidak perlu rush mengambil uang di ATM dalam jumlah yang besar. Apalagi memborong barang-barang untuk disimpan di rumah. Bagi saya tindakan itu tidak cerdas dan tidak bijaksana. Bahkan mungkin mubadzir, apabila tidak terpakai dan malah numpuk di gudang. Justru disaat inilah kita perlu meningkatan kepedulian akan sesama, karena mungkin orang lain membutuhkan dan distribusi logistik yang terganggu.
Karena saya sebagai nasabah biasa, jika saya mengambil semua uang pun  Makroprudensial Aman Terjaga, karena saya hanya seorang nasabah biasa yang  hanya membutuhkan jasa penyimpanan (sementara).  Tentu sewaktu-waktu uang itu akan saya ambil untuk diwujudkan dalam bentuk yang lain.
Diantaranya adalah ketika saya memerlukan  uang untuk membiayai perjalanan anak saya untuk sekolah di Amerika, maka saya terpaksa mengambil uang dari tabungan yang saya peroleh dari hasil investasi di pasar modal. Makanya dua (2) produk perbankan inilah yang paling saya sukai karena produk 1 saling berhubungan dengan produk yang ke 2.
2. Rekening Dana Nasabah (RDN), yaitu produk perbankan untuk melakukan transaksi di pasar modal
RDN Â merupakan produk perbankan yang bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar modal atau Bursa Efek Indonesia (BEI). RDN ini merupakan satu divisi yang khusus menangani dunia pasar modal yang dikelola oleh Perusahan Sekuritas. Menariknya, di produk inilah justru saya lebih aktif melakukan transaksi, seperti berbisnis dan investasi saham
Pada awalnya, uang saya simpan (sementara) di rekening tabungan,  lalu saya ambil untuk diinvestasikan. Oleh karena itu saya perlu tempat yang fleksibel dan aman. Saya khawatir kalau saya simpan semua  di rekening saham, pikiran saya menjadi tidak jernih dalam bertransaksi. Â
Tujuannya agar saya tidak panik jika sewaktu-waktu saya membutuhkan uang, saya masih punya uang di tabungan. Dengan saya melakukan tindakan save more, spend less, maka saya mempunyai  uang cash yang relatif banyak.Â
Bagi saya Cash is the King. Kenapa begitu?? Dengan saya mempunyai cash (persediaan uang) yang cukup, saya bisa dengan mudah untuk membeli sesuatu dan berinvestasi setiap saat. Justru disaat ketidakpastian inilah saya bisa mendapatkan barang-barang (saham-saham) bagus dengan harga murah.
Dan investasi yang saya pilih adalah saham. Beberapa jenis investasi lainnya adalah  deposito, reksadana, obiligasi, properti, atau emas. Karena investasi biasanya untuk jangka panjang, maka banyak yang menasehati  penuhi dulu kebutuhan sebelum mulai berinvestasi apalagi di saham.