Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pentingnya Perilaku Prudent dan Tidak Panik dalam Menghadapi Ketidakpastian

30 Juni 2020   23:32 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:22 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lomba BI (dok: Tim Kompasiana)

Sesekali saya mendengarkan bagaimana memanfaatkan energy medicine untuk pengobatan diri, melakukan meditasi, bercocok tanam hidroponik, bagaimana membuat masker dan berbagai hal mengenai dunia masak memasak, alias kuliner.

Semua itu saya lakukan untuk meningkatkan kualitas diri (Self Improvement). Menurut Warren Buffet, investasi terbaik adalah investasi untuk dirinya sendiri.  

3. Save More, Spend Less

Dalam situasi yang sulit seperti sekarang ini, saya justru berusaha mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan mengubah atau membatalkan rencana yang tidak perlu, seperti traveling. Hal ini saya lakukan karena saya tidak tahu kapan kondisi ketidakpastian ini akan berakhir dan kita bebas melakukan aktivitas tanpa ada kendala.

Tidak perlu melakukan rush dengan berbondong-bondong mengambil uang dari ATM atau memborong barang-barang yang diperlukan orang banyak, karena takut akan kehabisan. Dalam kondisi ekonomi yang sedikit goyah karena distribusi logistik terganggu, justru yang dibutuhkan adalah peningkatan kepedulian akan sesama. Dalam arti karena kita sedang mengalami cobaan atau takdir yang sama, mari kita hadapi bersama.  

4. Cash is the King

Dengan melakukan tindakan save more and spend less, saya berusaha mempunyai cash yang banyak. Bagi saya Cash is the King. Kenapa begitu?? Dengan kita mempunyai cash (persediaan uang) yang cukup, saya bisa dengan mudah untuk membeli sesuatu dan berinvestasi setiap saat. Justru disaat ketidakpastian inilah kita bisa mendapatkan barang-barang  (saham-saham) bagus yang harganya murah.

Dalam kondisi normal kita akan sulit mendapatkan harga saham-saham yang murah, maka harga pun akan kembali ke harga normal atau bahkan lebih mahal lagi.Tentunya saya lakukan dengan uang yang dingin, jadi tidak mengganggu kebutuhan perut atau dapur.

Kebetulan saya aktif di dunia pasar modal, melihat kondisi sekarang ini sungguh mirip seperti   roller coaster. Dunia terasa sudah begitu menyatu dan saling berkaitan. Bahkan sulit untuk memprediksi bursa kita besok akan merah atau hijau, walaupun sinyal itu sudah kelihatan.

Itu sebabnya disaat awal-awal pandemic bursa saham kita sempat beberapa kali mengalami crash (turun tajam) sehingga bursa dihentikan. Begitu juga untuk saham-saham perbankan, consumer dan comodities pernah juga mengalami Auto Rejection Bawah (ARB). Disaat inilah harga saham dari banyak emiten yang terlihat begitu murah, maka saya pun sering ambil bagian untuk belanja.

Bagi saya mumpung murah harganya, maka saya beli, karena bisa mendapatkan jumlah lembar (lot) yang lebih banyak dibanding kalau harga kembali normal (mahal lagi). Apalagi saham bagi saya begitu likuid, saya bisa menjualnya kapan saja. Bisa saya tabung untuk jangka waktu yang relatif lama atau jual lagi kalau saya sudah merasa dapat untung lumayan. Jadi manfaat cash membuat saya lincah untuk bergerak/berbelanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun