[caption id="attachment_312166" align="aligncenter" width="304" caption="Buku Pintar Penyakit Jantung (doc:elisnurhayatikonsultasigizi.blogspot.com)"][/caption]
Hari Kamis kemarin, saya berniat ke Puskesmas untuk sekedar cek kesehatan dan berbagai keperluan lainnya mengenai kesehatan. Maklumlah selama ini saya merasa sehat, jadi ada sedikit males dan tidak merasa perlu untuk pergi ke dokter, puskesmas atau pun rumah sakit. Namun, karena keinginan saya untuk tetap sehat dan siapa tahu saya bisa mendeteksi sejak dini segala kekurangan yang ada. Makanya saya ada semangat untuk pergi, daripada saya menyesal di kemudian hari.
Sayangnya saya pergi santai-santai dari rumah. Eh sampai di Puskesmas, pendaftarannya sudah ditutup untuk sesi pagi dan saya harus menunggu lagi jam 13:30 an untuk pendaftaran kedua, yang siang. Wah kok lama banget, saya harus menunggu. Lagian tidak ada yang bisa saya kerjakan disana. Akhirnya saya pulang, gampang besok paginya saya datang lagi, pikir saya.
Saya pun kemudian pulang naik angkot. Dalam perjalanan pulang, hanya ada seorang ibu yang duduk di sebelah sopir. Maka saya mengambil tempat duduk di belakang Sopir. Jadi kalau ada pertanyaan apa-apa, saya sudah dekat dengan Bang Sopir. Begitulah seringnya saya mengambil posisi untuk duduk kalau tidak ada penumpang lainnya di angkot.
Karena saya perlu ganti angkot lagi, saya pun beranikan diri untuk bertanya. Maka terjadilah percakapan diantara kami bertiga; saya, Bang Sopir dan seorang ibu yang duduk persis di samping Bang Sopir.
Saya : "Bang, kalau saya mau kesini, dimana naiknya."
Bang Sopir : "Oh ibu harus naik dari sini", jawab dia. "Emang ibu darimana?, tanya Bang Sopir pada saya.
Saya : "Saya baru dari Puskesmas, tapi pendaftaran sudah ditutup jam 11:00 tadi. Saya disuruh menunggu sekitar 3 jam, yeah maleslah. Mending saya pulang dulu, gampang besok balik lagi," jawab saya. Saya kayaknya sehat, cuma pingin check up saja. Karena lama sekali tidak pergi ke Puskesmas atau ke dokter. Saya sudah ke Rumah Sakit beberapa hari yang lalu, tapi katanya saya harus mendapatkan surat rujukan untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakitnya. Jadi saya nggak bisa langsung ke rumah sakit. Saya pingin sehat, maka saya check up," begitulah jawab saya.
Bang Sopir : " Ibu harus sehat!, nggak boleh pingin sehat. Kalau ibu pingin sehat, berarti ibu tidak sehat."
Saya : " Oh iya betul, saya harus sehat. Katanya, kita disarankan untuk cek kesehatan 6 bulan sekali, biar bisa ketahuan kalau ada kelainan yang ada."
Ibu : "Alhamdulillah, saya sudah 61 tahun, tapi masih sehat," si ibu kemudian menimpali. "Saya dulu suka olah raga sewaktu kecil dan selalu makan nanas setiap harinya. Saya dari Sumatera, banyak nanas disana. Jadi saya setiap hari makan nanas. Bahkan sering pagi-pagi sebelum sarapan pun makan nanas. Masak juga pakai nanas. Empek-empek dan nanas sudah menjadi makanan saya sehari-hari"
Bang Sopir : "iya nanas bagus untuk mencegah penyakit kanker."
Saya : "Oh ya?, tanya saya karena penasaran. Memang saya pernah mencoba sayur yang dicampur dengan nanas terasa enak sekali. Cuma saya tidak pernah memasaknya." Terus saya menambahkan, "kalau saya di rumah sih pakai lemon yang selalu ada di rumah. Karena saya menggunakan lemon untuk dibuat minuman."
Bang Sopir: "Iya, kalau orang Jawa memang sukanya dengan lemon. Sedangkan orang Sumatera sukanya makan nanas. Karena saya orang Indonesia, saya suka semuanya," sambil ketawa dia mengucapkannya.
****
Tak lama dari percakapan terakhir kami, akhirnya saya sudah harus turun untuk melanjutkan perjalanan pulang saya. Tapi tujuan saya untuk ke Puskemas, terpaksa harus ditunda karena pendaftaran yang sudah tutup tadi.
Hmmm, saya banyak belajar dari kearifan seorang sopir angkot. Ternyata Bang Sopir mempunyai pengetahuan yang luas dan bisa diajak berdiskusi.
Alhamdulillah, selama ini saya selalu memperoleh perlakuan yang baik dari para Sopir kendaraan umum. Walaupun terkadang takut juga kalau penumpangnya tidak penuh. Apalagi untuk suatu daerah baru yang belum pernah saya lalui, saya perlu melakukan tindakan ekstra hati-hati. Bukan apa-apa, semua itu untuk sekedar waspada, agar saya jangan sampai lengah.
Terima kasih Bang Sopir yang telah mengingatkan kalau "Saya harus Sehat, bukan ingin sehat." Jadi ada semacam motivasi atau dorongan terhadap diri saya untuk mempunyai afirmasi positif, Saya Harus Sehat."
Bagaimana menurut Anda? Silakan dishare pengalaman dan saran-sarannya. Sekedar coretan ringan untuk berbagi, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H