Dari sini, saya jadi berpikir wah tidak nyamannya penggunaan token listrik kalau sewaktu-waktu mati dan saya tidak mempunyai persediaan? Pagi-pagi harus pergi ke ATM untuk beli token atau mencari toko/ penjual token listrik yang masih buka. Kalau saya tinggalnya di pelosok desa, kelihatannya kok ribet ya? Disatu sisi memang merupakan penghematan, karena sewaktu-waktu bisa dimatikan kalau tidak dipakai dan terkontrol dalam pemakaian. Tapi disisi lain kenyamanan sedikit terusik kalau mendadak listrik mati, yang berarti harus berjibaku untuk membeli dan mengisinya.
Sekarang mana yang lebih penting antara penghematan dengan kenyamanan yang mau kita nikmati? Tentunya kalau bisa dua-duanya yang akan kita pilih. Tapi kalau terpaksa tidak bisa, saya kok lebih memilih kenyamanan diatas penghematan. Pasalnya kalau saya malam-malam atau pagi buta harus beli token atau ke ATM, malah saya merasa sangat tidak nyaman. Belum ongkos lain yang harus dibayar, yaitu masalah keselamatan diri. Itu yang menurut saya nilainya sangat mahal.
Tapi masing-masing kita punya milihan. Namanya saja hidup, ya harus memilih. Cuma kalau bisa memang pilihlah yang terbaik. Begitu kira-kira logika saya. Bagaimana menurut Anda? Mungkin punya alasan atau ide-ide lain yang bermanfaat. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H