Mohon tunggu...
Nunung Masruroh
Nunung Masruroh Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 9 Mandau Kab Bengkalis Riau

Seorang guru yang mencintai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

16 Februari 2023   23:11 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

OLEH : NUNUNG MASRUROH, S.Ag

GURU SMPN 9 MANDAU KAB. BENGKALIS RIAU

CGP ANGKATAN 6

 

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dalam hidup setiap manusia akan dihadapkan dengan berbagai pilihan, menghitung dan menimbang pilihan-pilihan yang ada sebelum memutuskan, memerlukan proses berpikir yang panjang. Terkadang manusia dihadapkan pada pilihan yang secara matematis itu sangat menguntungkan tetapi keputusan akan suatu pilihan ternyata tidak selamanya berdasrakan tentang untung rugi perhitungan matematika saja. 

Ada nilai-nilai luhur dalam kehidupan yang harus menjadi dasar pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai luhur ini kita kenal dengan kebajikan universal. Ketika seorang manusia memiliki pemahaman dan penenerimaan terhadap nilai-nilai luhur maka seluruh aktifitas kehidupannya akan mendasarkan diri pada nilai luhur yang dianutnya termasuk diantaranya ketika harus menentukan sebuah keputusan. keputusan yang diambil akan senantias mempertimbangkan kemaslahatan baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitarnya.

Demikian juga dengan seorang guru,  berada dalam posisi sebagai  pemimpin  pembelajaran, maka  seorang guru akan sering berhadapan dengan pengambilan-pengambilan keputusan agara pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya benar-benar berpihak pada kemajuan, kebaikan juga kebahagiaan muridnya serta  berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal serta dapat dipertanggungjawabkan

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai,  dan moralitas  dalam diri setiap murid.  Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral.

Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Agar seorang guru bisa terampil membuat  keputusan yang tepat membutuhkan pengetahuan, pemahaman juga keterampilan yang menjadi bekal dalam pengambilan keputusan. Maka keterampilan mengambil keputusan bukan keterampilan yang didapat secara instan tetapi memerlukan proses Panjang yang berawal dari berbagai kasus yang dihadapi.

Dalam konsep pendidikan KH. Dewantoro menegaskan bahwa Pratap triloka menggambarkan kedudukan guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang ada dalam tiga kedudukan yakni Ing Ngarso Sung Tulodo artinya di depan memberi keteladanan di depan, ing madya mangunkarso  di tengah menggerakan dan tut wuri Handayani di belakang memberi dorongan, ketiga posisi ini juga kebijakan-kebijakan  berkaitan dengan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang guru baik ketika menempatkan dirinya di depan, di tengah juga di belakang. Artinya keputusan yang diambil harus mampu memberikan cermin keteladanan, harus mampu menggerakan serta harus memiliki daya dorong bagi kemajuan siswa.

Salah satu dasar  dalam  pengembilan keputusan hendaknya keputusan yang diambil berpijak pada kebajikan nilai-nilai universal. Nilai- nilai kebajikan yang kita anut akan sangat mempengaruhi seperti apa arah keputusan yang kita ambil. Sangat penting bagi sekolah sebagai institusi moral menanamkan nilai-nilai kebajikan pada murid, penerimaan, penghayatan serta internalisasi nilai-nilai kebajikan yang menyatu dalam kepribadian murid akan memandu mereka dalam mengambil keputusan. 

Seorang pendidik hendaknya menjadi yang terdepan menampilkan keteladanan dalam pengimplementasian nilai-nilai kebajikan universal termasuk dalam pengambilan keputusan sebab dalam kasus-kasus tertentu yang ada hubungannya dengan kasus moral dan etika penghayatan serta pemahaman guru terhadap nilai-nilai ttersebut akan memberi warna terhadap keputusan yang diambil. Guru yang kurang memegang nilai-nilai kebajikan, maka dia akan melihat kasus moral dan etika sebagai kasus sederhana yang tak perlu penyelesaian yang sistematis dan kontinyu. Tetapi bagi guru yang memegang teguh nilai-nilai moral, etika kebajikan universal, maka ketika dihadapkan pada kasus-kasus moral atau etika, dia kan sangat bersunguh-sungguh menyelesaikan kasus tersebut sampai ke akar- akarnya.

Untuk bisa mengambil keputusan yang tepat maka sebagai guru kita perlu banyak berlatih, melibatkan diri dalam berbagai pengambilan keputusan baik di tingkat kelas maupun di tingkat sekolah. Coaching merupakan salah satu cara mengasah kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan mengambil keputusan. Pada teknik coaching, seorang  coachee menemukan masalah, mencari berbagai alternative pemecahan masalah serta mengambil keputusan untuk langkah-langkah perbaikan, seorang coach akan membantu memandu coachee menemukan sendiri alterantif penyelesaian serta mengambil keputusan tentang bagaimana serta kapan langkah-langkah perbaikan itu dilakukan.

Kematangan social emosional seorang guru juga akan turut mempengaruhinya ketika  sebagai pemimpin pembelajaran guru harus  memutuskan suatu keputusan yang didalamnya terkandung dilema etika, karena  guru harus mempertimbangkan matang-matang keputusan yang diambil.  Pertimbangan yang diambil oleh guru sangat dipengaruhi bagaimana guru tersebut mengenal dirinya, memanage dirinya, kesadaran socialnya, keterampilan socialnya, keempat hal tersebut akan mengantarkan guru pada pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Sebuah keputusan jika diambil dengan matang akan mempertimbangkan  berbagai hal termasuk diantaranya tentang situasi lingkungan serta sumbangsih-sumbangsih apa yang dapat diberikan kepada lingkungan dari keputusan yang diambil. Artinya keputusan yang diambil harus mempertimbangkan keberadaan lingkungan sehingga keputusan tersebut memberi  dampak positif bagi terwujudnya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan dengan dilema etika, memerlukan tahap pertimbangan yang matang sehingga keberadaan musyawarah menjadi salah satu cara yang paling efekif, ketika masalah  dipikirkan bersama akan memunculkan berbagai alternative keputusan, walaupun tak jarang akan menimbulkan pro dan kontra. Meyakinkan pihak yang kontra dalam pengambilan keputusan dilema etika merupakan tantangan yang dihadapi pengambil keputusan. Selain itu  keputusan tidak selamanya menghasilkan alternative A atau B, kretaifitas seorang pemimpin seharusnya bisa menemukan solusi lain yang merupakan jalan tengah atau win win solution, kejelian menemukan solusi ketiga adalah tantangan lain yang dihadapi seorang pendidik, sebab sebuah keputusan tidak selamanya harus hitam putih.

Pada pengambilan keputusan dengan dilema etika, keberagaman anak menjadi dasar pertimbangan sebab ketika pendidikan berpihak pada anak maka keputusan-keputusan yang diambil akan mewadahi keberagaman anak. Potensi anak yang beragam harus dapat diakomodir sehingga membutuhkan langkah -langkah strategis agar  potensi murid  berkembang maksimal.

Keputusan-keputusan strategis yang diambil oleh seorang pemimpin di sekolah atau pemimpin  pembelajaran akan sangat mempengaruhi kwalitas dari sekolah tersebut, sehingga berpengaruh juga  terhadap ketercapaian target-target akademis maupun non akademis dan secara langsung akan mempengaruhi kualitas lulusan. Makin tepat keputusan yang diambil akan makin bagus kwalitas pencapaian muridnya dan kwalitas murid yang bagus akan membantu mereka dalam meraih masa depan yang gemilang, demikian juga sebaliknya.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan segala kodrat yang ada pada anak. KH Dewantoro menegaskan bahwa   seorang pendidik harus dengan ikhlas menghamba pada muridnya, maka pendidik hendaknya menguatkan  kembali nilai perannya sebagai pendidik yang berpihak pada murid, kreatif, inovatif, kolaboratif serta reflektif dengan tujuan akhir mewujudkan Profile Pelajar Pancasila yakni mewujudkan siswa yang  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berahlak mulia, Mandiri,  Bergotong royong, Berkebinekaan global, berrnalar kritis dan  Kreatif. 

Untuk mewujudkan profile pelajar Pancasila maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pendidik hendaknya memiliki visi dan misi yang jelas , melakukan langkah-langkah perubahan, membangun budaya positif dengan menggunakan segi tiga restitusi dalam penyelesaian masalah di sekolah.  Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing- masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. 

Perbedaan- perbedaan yang ada pada anak didik tentu harus direspon dengan tepat agar tidak terjadi kesenjangan belajar ( Gap learning) yaitu kesenjangan antara pencapaian potensi yang diraih murid dengan potensi yang seharusnya bisa diraih murid. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran yang bersifat holistik meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan memperhatikan berbagai aspek tumbuh kembang manusia termasuk diantaranya tentang aspek sosial juga emosional anak didik yang merupakan fondasi dasar kehidupan manusia. 

Pembelajaran social emosional merupakan langkah awal pembelajaran karakter bagi seorang murid. Prestasi yang optimal akan tercapai manakala murid bisa mengenal dirinya, mengatasi berbagai konflik yang dia hadapi, serta memberi respon positif ketika dia berhadapan dengan berbagai situasi di luar dirinya. 

Agar kemampuan guru juga murid berkembang maka diperlukan langkah-langkah coaching, Penerapan coaching pada supervisi akademik membantu memastikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah benar-benar berpihak pada murid sekaligus membantu guru untuk memberdayakan dirinya agar bisa merancang, melaksanakan serta melakukan repleksi dan tindak lanjut supaya pembelajaran yang dibawakannya berhasil . 

Coaching membantu  guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk melaksanakan semua hal di atas maka seorang pemimpin pembelajaran atau pun pemimpin  instutusi pembalajaran akan banyak berhadapan dengan tindakan-tindkan pengambilan keputusan.  

Kita paham bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita akan dihadapkan pada berbagai situasi yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Keputusan yang diambil seharusnya sudah dipertimbangkan matang matang dan bersandar pada tiga pijakan utama yaitu berpihak pada murid, berdasarkan kebajikan universal serta dapat dipertanggungjawabkan. Dalam mengambil sebuah keputusan secara garis besar kita kan berhadapan dengan dua macam pengambilan keputusan yakni bujukan moral atau dilema etika.

 Bujukan moral adalah sebuah keputusan yang pada akhirnya kita harus memilih antara benar dan salah sedangkan pada dilemma etika kita berhadapan dengan keputusan yang alternative nya sama-sama benar. Untuk menguji apakah sebuah keputusan tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral terdapat 9 langkah pengujian yakni :

 Identifikasi masalah, mengenali niai-yang bertentangan,menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan,pengujian benar salah ( uji legal, uji regulasi, uji intusisi, uji viral, uji panuan), pengujian benar vs benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, buat keputusan, dan liaht keputusan serta refleksikan. Pengambilan keputusan dengan dilema etika, memakai paradigma individu vs kelompok, jangka pendek vs jangka Panjang, Keadilan vs rasa kasihan, kejujuran vs kesetiaan. Prinsip pengambilan keputusan antara lain, End Base Thingking, rule base thinking dan care base thinking

Modul 1.3 ini memberi pencerahan tentang bagaimana seorang pemimpin pembelajaran atau pemimpin institusi pembelajaran seharusnya mengambil keputusan. Dalam beberapa kesempatan saya berkali-kali berhadapan dengan keputusan yang mengandung dilemma etika. 

Pada saat itu keputusan yang diambil hanya berdasarkan pada pijakan dasar bahwa kebutuhan murid adalah prioritas utamanya, tetapi di modul ini kita diberi pandangan baru tentang berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil sebuah keputusan  dengan dilema etika. Maka pada tahap lebih lanjut penting sekali menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan termasuk prosedur pengujian keputusan karena  akan membantu kita bekerja lebih sistematis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun