Mohon tunggu...
Nunung Masruroh
Nunung Masruroh Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 9 Mandau Kab Bengkalis Riau

Seorang guru yang mencintai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

16 Februari 2023   23:11 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Agar seorang guru bisa terampil membuat  keputusan yang tepat membutuhkan pengetahuan, pemahaman juga keterampilan yang menjadi bekal dalam pengambilan keputusan. Maka keterampilan mengambil keputusan bukan keterampilan yang didapat secara instan tetapi memerlukan proses Panjang yang berawal dari berbagai kasus yang dihadapi.

Dalam konsep pendidikan KH. Dewantoro menegaskan bahwa Pratap triloka menggambarkan kedudukan guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang ada dalam tiga kedudukan yakni Ing Ngarso Sung Tulodo artinya di depan memberi keteladanan di depan, ing madya mangunkarso  di tengah menggerakan dan tut wuri Handayani di belakang memberi dorongan, ketiga posisi ini juga kebijakan-kebijakan  berkaitan dengan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang guru baik ketika menempatkan dirinya di depan, di tengah juga di belakang. Artinya keputusan yang diambil harus mampu memberikan cermin keteladanan, harus mampu menggerakan serta harus memiliki daya dorong bagi kemajuan siswa.

Salah satu dasar  dalam  pengembilan keputusan hendaknya keputusan yang diambil berpijak pada kebajikan nilai-nilai universal. Nilai- nilai kebajikan yang kita anut akan sangat mempengaruhi seperti apa arah keputusan yang kita ambil. Sangat penting bagi sekolah sebagai institusi moral menanamkan nilai-nilai kebajikan pada murid, penerimaan, penghayatan serta internalisasi nilai-nilai kebajikan yang menyatu dalam kepribadian murid akan memandu mereka dalam mengambil keputusan. 

Seorang pendidik hendaknya menjadi yang terdepan menampilkan keteladanan dalam pengimplementasian nilai-nilai kebajikan universal termasuk dalam pengambilan keputusan sebab dalam kasus-kasus tertentu yang ada hubungannya dengan kasus moral dan etika penghayatan serta pemahaman guru terhadap nilai-nilai ttersebut akan memberi warna terhadap keputusan yang diambil. Guru yang kurang memegang nilai-nilai kebajikan, maka dia akan melihat kasus moral dan etika sebagai kasus sederhana yang tak perlu penyelesaian yang sistematis dan kontinyu. Tetapi bagi guru yang memegang teguh nilai-nilai moral, etika kebajikan universal, maka ketika dihadapkan pada kasus-kasus moral atau etika, dia kan sangat bersunguh-sungguh menyelesaikan kasus tersebut sampai ke akar- akarnya.

Untuk bisa mengambil keputusan yang tepat maka sebagai guru kita perlu banyak berlatih, melibatkan diri dalam berbagai pengambilan keputusan baik di tingkat kelas maupun di tingkat sekolah. Coaching merupakan salah satu cara mengasah kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan mengambil keputusan. Pada teknik coaching, seorang  coachee menemukan masalah, mencari berbagai alternative pemecahan masalah serta mengambil keputusan untuk langkah-langkah perbaikan, seorang coach akan membantu memandu coachee menemukan sendiri alterantif penyelesaian serta mengambil keputusan tentang bagaimana serta kapan langkah-langkah perbaikan itu dilakukan.

Kematangan social emosional seorang guru juga akan turut mempengaruhinya ketika  sebagai pemimpin pembelajaran guru harus  memutuskan suatu keputusan yang didalamnya terkandung dilema etika, karena  guru harus mempertimbangkan matang-matang keputusan yang diambil.  Pertimbangan yang diambil oleh guru sangat dipengaruhi bagaimana guru tersebut mengenal dirinya, memanage dirinya, kesadaran socialnya, keterampilan socialnya, keempat hal tersebut akan mengantarkan guru pada pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Sebuah keputusan jika diambil dengan matang akan mempertimbangkan  berbagai hal termasuk diantaranya tentang situasi lingkungan serta sumbangsih-sumbangsih apa yang dapat diberikan kepada lingkungan dari keputusan yang diambil. Artinya keputusan yang diambil harus mempertimbangkan keberadaan lingkungan sehingga keputusan tersebut memberi  dampak positif bagi terwujudnya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan dengan dilema etika, memerlukan tahap pertimbangan yang matang sehingga keberadaan musyawarah menjadi salah satu cara yang paling efekif, ketika masalah  dipikirkan bersama akan memunculkan berbagai alternative keputusan, walaupun tak jarang akan menimbulkan pro dan kontra. Meyakinkan pihak yang kontra dalam pengambilan keputusan dilema etika merupakan tantangan yang dihadapi pengambil keputusan. Selain itu  keputusan tidak selamanya menghasilkan alternative A atau B, kretaifitas seorang pemimpin seharusnya bisa menemukan solusi lain yang merupakan jalan tengah atau win win solution, kejelian menemukan solusi ketiga adalah tantangan lain yang dihadapi seorang pendidik, sebab sebuah keputusan tidak selamanya harus hitam putih.

Pada pengambilan keputusan dengan dilema etika, keberagaman anak menjadi dasar pertimbangan sebab ketika pendidikan berpihak pada anak maka keputusan-keputusan yang diambil akan mewadahi keberagaman anak. Potensi anak yang beragam harus dapat diakomodir sehingga membutuhkan langkah -langkah strategis agar  potensi murid  berkembang maksimal.

Keputusan-keputusan strategis yang diambil oleh seorang pemimpin di sekolah atau pemimpin  pembelajaran akan sangat mempengaruhi kwalitas dari sekolah tersebut, sehingga berpengaruh juga  terhadap ketercapaian target-target akademis maupun non akademis dan secara langsung akan mempengaruhi kualitas lulusan. Makin tepat keputusan yang diambil akan makin bagus kwalitas pencapaian muridnya dan kwalitas murid yang bagus akan membantu mereka dalam meraih masa depan yang gemilang, demikian juga sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun