Mohon tunggu...
Nunung Masruroh
Nunung Masruroh Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 9 Mandau Kab Bengkalis Riau

Seorang guru yang mencintai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

16 Februari 2023   23:11 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan segala kodrat yang ada pada anak. KH Dewantoro menegaskan bahwa   seorang pendidik harus dengan ikhlas menghamba pada muridnya, maka pendidik hendaknya menguatkan  kembali nilai perannya sebagai pendidik yang berpihak pada murid, kreatif, inovatif, kolaboratif serta reflektif dengan tujuan akhir mewujudkan Profile Pelajar Pancasila yakni mewujudkan siswa yang  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berahlak mulia, Mandiri,  Bergotong royong, Berkebinekaan global, berrnalar kritis dan  Kreatif. 

Untuk mewujudkan profile pelajar Pancasila maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pendidik hendaknya memiliki visi dan misi yang jelas , melakukan langkah-langkah perubahan, membangun budaya positif dengan menggunakan segi tiga restitusi dalam penyelesaian masalah di sekolah.  Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing- masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. 

Perbedaan- perbedaan yang ada pada anak didik tentu harus direspon dengan tepat agar tidak terjadi kesenjangan belajar ( Gap learning) yaitu kesenjangan antara pencapaian potensi yang diraih murid dengan potensi yang seharusnya bisa diraih murid. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran yang bersifat holistik meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan memperhatikan berbagai aspek tumbuh kembang manusia termasuk diantaranya tentang aspek sosial juga emosional anak didik yang merupakan fondasi dasar kehidupan manusia. 

Pembelajaran social emosional merupakan langkah awal pembelajaran karakter bagi seorang murid. Prestasi yang optimal akan tercapai manakala murid bisa mengenal dirinya, mengatasi berbagai konflik yang dia hadapi, serta memberi respon positif ketika dia berhadapan dengan berbagai situasi di luar dirinya. 

Agar kemampuan guru juga murid berkembang maka diperlukan langkah-langkah coaching, Penerapan coaching pada supervisi akademik membantu memastikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah benar-benar berpihak pada murid sekaligus membantu guru untuk memberdayakan dirinya agar bisa merancang, melaksanakan serta melakukan repleksi dan tindak lanjut supaya pembelajaran yang dibawakannya berhasil . 

Coaching membantu  guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk melaksanakan semua hal di atas maka seorang pemimpin pembelajaran atau pun pemimpin  instutusi pembalajaran akan banyak berhadapan dengan tindakan-tindkan pengambilan keputusan.  

Kita paham bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita akan dihadapkan pada berbagai situasi yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Keputusan yang diambil seharusnya sudah dipertimbangkan matang matang dan bersandar pada tiga pijakan utama yaitu berpihak pada murid, berdasarkan kebajikan universal serta dapat dipertanggungjawabkan. Dalam mengambil sebuah keputusan secara garis besar kita kan berhadapan dengan dua macam pengambilan keputusan yakni bujukan moral atau dilema etika.

 Bujukan moral adalah sebuah keputusan yang pada akhirnya kita harus memilih antara benar dan salah sedangkan pada dilemma etika kita berhadapan dengan keputusan yang alternative nya sama-sama benar. Untuk menguji apakah sebuah keputusan tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral terdapat 9 langkah pengujian yakni :

 Identifikasi masalah, mengenali niai-yang bertentangan,menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan,pengujian benar salah ( uji legal, uji regulasi, uji intusisi, uji viral, uji panuan), pengujian benar vs benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, buat keputusan, dan liaht keputusan serta refleksikan. Pengambilan keputusan dengan dilema etika, memakai paradigma individu vs kelompok, jangka pendek vs jangka Panjang, Keadilan vs rasa kasihan, kejujuran vs kesetiaan. Prinsip pengambilan keputusan antara lain, End Base Thingking, rule base thinking dan care base thinking

Modul 1.3 ini memberi pencerahan tentang bagaimana seorang pemimpin pembelajaran atau pemimpin institusi pembelajaran seharusnya mengambil keputusan. Dalam beberapa kesempatan saya berkali-kali berhadapan dengan keputusan yang mengandung dilemma etika. 

Pada saat itu keputusan yang diambil hanya berdasarkan pada pijakan dasar bahwa kebutuhan murid adalah prioritas utamanya, tetapi di modul ini kita diberi pandangan baru tentang berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil sebuah keputusan  dengan dilema etika. Maka pada tahap lebih lanjut penting sekali menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan termasuk prosedur pengujian keputusan karena  akan membantu kita bekerja lebih sistematis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun