Memanjakan mata dengan menikamati keindahan alam yang dipadukan dengan bangunan bersejarah serta gemerciknya air pegunungan yang bersumber langsung dari mata air, merupakan salah satu agenda yang wajib dijadwalkan pada akhir pekan.Â
Dengan berwisata alam dapat membuat otak menjadi lebih segar sehingga tidak terlalu stres dan badan menjadi lebih sehat. Seperti itulah kebiasaan saya, yang saya lakukan hampir pada tiap akhir pekan.
Kota Malang dikenal dengan julukannya sebagai Kota Apel, akan tetapi dibalik julukannya tersebut Kota Malang ternyata juga memiliki peninggalan bersejarah pada masa kerajaan yang saat ini dapat dijadikan sebagai destinasi wisata. Salah satu peninggalan bersejarah pada masa kerajaan yaitu Candi Sumberawan.
Candi Sumberawan atau yang biasa dikenal dengan Candi Rawan, merupakan salah satu candi yang dikenal sebagai memiliki aura suci sehingga sering digunakan untuk wisata spiritual. Candi ini terletak di sebuah telaga pada lereng Gunung Arjuna (650 DPL) tepatnya  di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Candi Sumberawan sendiri merupakan  peninggalan dari Kerajaan Singosari yang ditemukan sekitar tahun 1904. Pada tahun 1935 Candi Sumberawan dikunjung oleh dinas purbakala, dan selanjutnya dilakukan pemugaran pada tahun 1937. Pemugaran pada Candi Sumberawan hanya dilakukan pada bagian kaki candi sedangkan bagian yang lainnya dilakukan secara darurat.
Diperkirakan Sumberawan dibangun pada sekitar abad ke-14 hingga 15 masehi. Menurut sejarah, pada zaman Kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk juga pernah berkunjung di Candi Sumberawan di sekitar tahun 1359 M.
Dikarenakan aura yang suci pada kawasan Candi Sumberawan, maka pada kitab Negarakertagama kawasan di sekitar Candi Sumberawan ini berada dinamakan dengan "Kasuranggan" yang berarti taman yang dipenuhi dengan malaikat/bidadari, atau dengan bahasa gaulnya di sebut dengan "Garden of Angels".
Hal tersebutlah yang menjadikan ke-khas-an tersendiri bagi Candi Sumberawan. Selain itu Candi Sumberawan juga memiliki dinding polos yang tidak terdapat relief, serta tidak memiliki tangga untuk naik. Perpaduan geometris bangunan yang menggabungkan bentuk persegi dan lingkaran, sungguh menjadi suatu kombinasi yang sangat unik dan cerdas.
Bentuk Candi Sumberawan yang terdiri dari stupa ini dipercaya sebagai peninggalan umat Budha pada zaman Kerajaan Singosari. Hingga saat ini Candi Sumberawan masih tetap digunakan sebagai tempat ibadah oleh Umat Budha, terutama pada saat hari Waisak.
Tanaman pinus berjajar rapi berada di depan kawasan candi, beberapa dikombinasikan dengan tulisan-tulisan. Di tempat ini juga menjadi lokasi favorit background untuk berfoto, selain kawasan candi.
Dengan hanya membayar tiket seharga Rp. 5.000,- per-orang, saya dan rombongan dapat menikmati keindahan Candi Sumberawan yang dipadukan dengan rindangnya hutan pinus yang ada di sekitar candi. Selain itu, saya dan rombongan juga dapat melakukan studi lapang tentang betapa pentingnya tanaman bagi kehidupan.
Kawasan agroforestry yang terletak di belakang kawasan Candi Sumberawan dapat menjadi kawasan bank air. Dimana tanamannya akan menyimpan air pada musim penghujan, dan pada musim kemarau air tersebut akan dikeluarkan lagi. Dengan adanya hal tersebut maka tidak heran apabila perairan atau yang sering disebut dengan petirtaan yang terletak di sekitar Candi Sumberawan tidak pernah kering.
Sedangkan petirtaan yang kedua adalah petirtaan kaputren. Petirtaan kaputren memiliki delapan pijakan menuju kolam. Pijakan yang paling bawah dekat dengan air memiliki relif kura-kura yang melambangkan binatang air.
Berdasarkan cerita dari juru kunci di Candi Sumberawan banyak orang-orang yang memiliki hajat datang melakukan ritual di petirtaan Candi Sumberawan.
Penjelasan juru kunci "biasanya orang-orang yang memiliki hajat dan pengen cepat terkabul datang kesini mbak...". Saya yang penasaran akhirnya balik bertanya ke beliau, "biasanya mereka ke sini apa yang dilakukan pak?". "Ya.... macam-macam mbak, kadang ada yang bertapa, mandi saat tengah malam, dan ritual yang lain" jawab juru kunci. Pada malam hari jum'at banyak orang-orang yang bermalam di kawasan Candi Sumberawan.
Begitulah cerita saya saat berkunjung ke Candi Sumberawan. Tidak hanya memberikan potret sejarah pada zaman kerajaan Hindu-Budha, tetapi juga memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga.
Mulai dari pengalaman spiritual yang memadukan antara kedamaian dan keindahan alam yang mengiringi kehidupan fisik dan rohani manusia, hingga manfaat sumber mata air yang berada di sekitar Candi Sumberawan yang dapat memberikan kehidupan bagi penduduk di sekitarnya. Â Â
Tips Perjalanan ke Sumberawan, Singosari
Dari arah Malang atau Surabaya, anda bisa naik kendaraan umum menuju Singosari, dan turun di gapura yang bertuliskan "Wisata Candi Singosari"
Lokasi Candi Sumberawan masih terdapat dikawasan wisata candi dan situs bersejarah lainnya, lebih tepatnya 6 km ke arah barat laut dari Candi Singosari. Jangan segan untuk bertanya kepada warga sekitar, karena petunjuk arah menuju Candi Sumberawan tidak terlalu jelas dan Informatif. Selain itu anda juga bisa melihat lokasi Candi Sumberawan di Google Maps untuk mengetahui rute menuju lokasi.
Anda dapat menyewa kendaraan bermotor atau membawa kendaraan pribadi. Di sekitar lokasi Candi Sumberawan sudah dilengkapi fasilitas parkir untuk motor maupun mobil.
Tarif masuk ke Lokasi Candi Sumberawan sebesar Rp. 5.000,- per-orang
Rumah makan banyak di temukan di sekitar Lokasi Candi Sumberawan, lebih tepatnya di sekitar hutan pinus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H