Bagan singkat kemampuan manusia yang terintegrasi:
jiwa -----> fisik -----> emosi -----> bahasa -----> mental -----> sosial -----> berpikir
Perkembangan mental disini adalah ketahanan terhadap rasa sakit, bahaya dan tekanan.
Bagi anak yang berani atau sudah bisa melakukan hal-hal fisik yang berbahaya, maka ia sudah memiliki kesanggupan atau kepercayaan diri untuk masuk ke dunia sosial.
Anak dengan kemampuan fisik yang memadai, maka kemampuan sosialnya pun akan jauh lebih baik.
Anak terkendala di komunikasi atau bahasa karena ada organ vescular yang belum sempurna, misalnya: ketika anak diminta berdiri dengan satu kaki, ia tidak berdiri tahan lama.
Indikator palilng mudah dari perkembangan emosi adalah dilihat dari tulisan si anak atau motorik halusnya. Untuk mengecek, kita bisa lakukan tindakan berikut ini: Berikan kertas pada anak dan anak diminta menggambar di space berbentuk kotak. Amati apakah gambar akan bertahan di dalam kotak atau akan keluar garis kotak tersebut. Kalau jelek, maka alat indranya belum proporsional. Jika hal ini yang terjdai, harus dilatih kemampuan motorik halusnya secara bertingkat.
Jika perkembangan fisik dan emosi sudah bagus, tetapi masih belum bersemangat ke sekolah, maka yang kita amati kemudian adalah jiwanya. Kemungkinan terjadi karena kurangnya waktu luang orang tua yang dimanfaatkan dengan anak, atau kurangnya kasih sayang.
Solusi terbaik adalah dengan meluangkan waktu dengan anak-anak kita tanpa ada gangguan (distraction) semisal gadget. Luangkan waktu untuk bersikap ramah terhadap orang lain dan terhadap anak. Ketika kita akan melakukan sesuatu, terkadang anak kita biarkan asyik bermain dengan gadgetnya. Hal ini tentu akan menjadi kebiasaan dan akan melekat di perilaku mereka di kemudian hari.
Jika kesadaran orang tua sudah ada, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana agar pendidikan dan pengasuhan yang kita terapkan ini mengedepankan prinsip berimbang.
Berimbang = memberikan kebebasan tetapi tetap imbang memberikan aturan. Banyak orang tua bilang bahwa hal ini sangat sulit dilakukan. Kenapa? Karena ternyata orang tuanya juga belum imbang!