"Kamu ya, bilang aja kalau kamu yang mau, jadi kaka dibawa-bawa!"
"Beneran kakak gak mau? Ya sudah, aku aja yang datang ke Nila. Liat aja kalau sampai kakaknya diambil orang!"
"Peraakk, tungguuuu..." sambil berlari Emas mengejar adiknya yang sudah melesat jauh.
oOo
Setelah sekitar sebulan pertama pernikahan mereka, lahirlah anak-anak mungil mereka yang lucu. Jumlahnya pun mencapai ratusan! Hampir tiap bulan, anak baru akan lahir, hingga jumlah keturunan mereka sudah mencapai angka ribuan!
"Kita harus segera pindah, Kak! Kalau tidak kolam kita ini akan penuh sesak. Tak tahu lagi kemana aku harus mencari udara!" ujar Nila yang selalu mengalah untuk anak-anak mereka."Aku heran, kak! Orang yang ngerawat kita itu ngerti gak sih? Kolam ini sudah penuh sesak. Tak sanggup lagi menampung tambahan keturunan kita. Oksigen sudah mulai menipis, kak! Anak-anak kita sudah berebut mencari oksigen. Lihatlah mereka, selalu menengadahkan muka mereka, tetap saja pemilik kita tak peduli!"
"Sabar dek, mungkin mereka juga bingung mau cari tempat mana lagi buat kita."
"Iya kak, tapi aku sudah gak kuat lagi. Harus ada yang berkorban untuk bilang ke mereka bahwa kolam kita sudah tidak sehat. Harus ada yang kasih tanda ke mereka. Mungkin dengan kepergian aku, mereka akan menyadari apa yang kita butuhkan!" ujar Nila terisak.
"jangan bicara begitu, dek. Sebentar lagi juga mereka akan tahu, koq!"
oOo
Keesokan paginya, Nila ditemukan mengambang di permukaan kolam. Bersama dua lainnya, ia tak sanggup lagi bertahan. Tak ada lagi oksigen tersisa untuk mereka. Akhirnya, mereka pun menyerah.