Mohon tunggu...
Nunung Kusumawati
Nunung Kusumawati Mohon Tunggu... Guru - Aktivitas sehari-hari sebagai pengajar SMA di Semarang

Penyuka seni, filsafat, dan berpikir bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gurih, Mengikuti Diklat Calon Kepala Sekolah

27 Juni 2021   18:15 Diperbarui: 27 Juni 2021   19:12 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi guru adalah pilihan hidup saya, mengapa? karena guru selalu dekat dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa menuntaskan persoalan. 

Mencapai puncak karier rasanya menjadi impian semua orang yang menekuni pekerjaannya. Sebagai seorang guru akan senang  jika suatu saat menjadi pemimpin sekolah, atau disebut sebagai kepala sekolah. Namun perjalanan karier menjadi kepala sekolah tidaklah serta merta melekat pada setiap orang. Selain menjalani proses menjadi pendidik yang baik dan melewati beberapa posisi struktural, seorang kepala sekolah harus memiliki modal ilmu dan lima kompetensi antara lain kompetensi kepribadian,  manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-4-60d86b259cac1b278d388dc2.jpeg
whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-4-60d86b259cac1b278d388dc2.jpeg
Baru-baru ini, saya ditunjuk oleh lembaga dan yayasan sekolah untuk mengikuti Diklat Calon Kepala Sekolah (CKS), sejurus dengan permendikbud nomor 13 tahun 2007 tentang  standar kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah. Setelah lolos mengikuti seleksi substansi bersama delapan teman yang lain, kami kemudian mengikuti kegiatan ini yang berlangsung mulai dari 1 April 2021 hingga hari ini dan akan berakhir pada 1 Juli 2021. 

Gurih, mungkin itu diksi yang bisa mewakili bagaimana rasa mengikuti kegiatan Diklat CKS ini. Seperti ketika Anda sedang menyantap masakan yang menurut Anda rasanya gurih,  nah, itulah rasanya yang saya rasakan saat ini. berbagai rasa menyatu menimbulkan sensasi di lidah. Ada asin, sedikit manis, atau bahkan pedas menendang di mulut. Semua rasa memiliki powernya masing-masing yang berujung pada rasa nikmat. Kenikmatan bisa diperoleh jika kita memiliki kemampuan menghayati sesuatu. 

whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-2-60d86ae006310e034e54b912.jpeg
whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-2-60d86ae006310e034e54b912.jpeg
Ah, saya malah menulis kemana-kemana, he he. Mari kembali ke pengalaman saya mengikuti Diklat CKS. Teori mengajar, ilmu manajerial, dan lain-lain  diramu dalam kegiatan On-the Job Training 1 (OJT 1), In-Service Training 1 (IST 1), On the Job Training 2 (OJT 2), dan In-Service Training 2 (IST 2) sebanyak 300 JP. Semua menjadi petualangan gurih yang saya rasakan. Pasti Anda penasaran, kok dari tadi gurih terus, ayo dong kasih tahu mana gurihnya?

Sabar para pembaca yang budiman. Gurihnya mengikuti kegiatan ini ketika saya dan teman-teman melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh trainer. Ngomong-ngomong, trainer kami ini luar biasa. Pak Samsuri selalu mengajak kami untuk fokus dan memahami  substansi sehingga tidak terjebak pada hal-hal teknis. Keberanian berpikir merdeka inilah yang saya paling sukai dari Beliau. Oh ya, kemana-mana lagi saya. Tugas gurihnya antara lain melaksanakan tugas Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK), Kajian Manajerial (KM), dan Peningkatan Kompetensi (PK).

Mari kita tengok satu persatu. RPK, sebuah proyek yang menguji CKS agar tercermin nilai-nilai  kepemimpinannya dalam pembelajaran, kewirausahaan, serta kepemimpinan sekolah. Untuk itu CKS harus menemukan masalah di sekolah berdasarkan rapor mutu dan atau EDS (Evaluasi Diri Sekolah) serta berupaya mencari solusinya. 

Proyek menantang ini  mengajari saya banyak hal, seperti belajar tentang rapor mutu, EDS, menggali akar masalah dan menghubungkannya dengan proses pembelajaran, hingga students wellbeing (kebahagiaan murid). 

Hal ini butuh analisis dan pengendapan pemahaman khususnya tentang murid. Ya, bukankah semua jungkir balik kita di sekolah sebagai guru orientasinya untuk murid? Apakah murid kita sudah mendapatkan layanan sesuai SKL (Standar Kompetensi Lulusan)? Apakah murid kita bahagia selama mengikuti pembelajaran? Nah, ini yang perlu kita renungkan! Pelaksanaan proyek ini dikerjakan mulai menemukan masalah, solusi dan aplikasinya, monitoring & evaluasi, hingga refleksi. Gurih, bukan?

Berikutnya mengkaji manajerial. Lagi-lagi semua upaya guru di sekolah adalah untuk murid, maka perlu manajerial yang bagus. Saya kembali belajar tentang Kajian Manajerial (KM) yang tidak hanya di sekolah saya, SMA Islam Hidayatullah Semarang namun juga di SMAN 4 Semarang sebagai sekolah magang. Kegurihan hadir lagi saat saya membaca dokumentasi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang berisi tentang delapan SNP (Standar Nasional Pendidikan). 

Dari "buku sakti" ini dan rapor mutu sekolah saya menemukan peluang/aset-aset berharga yang bisa dikembangkan untuk kemajuan sekolah sekaligus tantangan- tantangan yang harus ditemukan solusi "strategisnya." 

Selain itu khazanah kajian manajerial ini semakin kaya dengan wawancara bersama pejabat struktural di kedua sekolah yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, bendahara, dan lain-lain. Hemm, semakin gurih!

Selanjutnya, seperti yang saya sampaikan di atas, untuk menjadi kepala sekolah wajib memiliki satu paket lengkap lima kompetensi. dari kelima kompetensi ini diambil satu kompetensi yang paling rendah kemudian meningkatkan kompetensi ini di sekolah magang. 

Saperti saya, paling lemah di kompetensi manajerial. Saya kemudian belajar dengan Ibu Kepala Sekolah SMAN 4 Semarang, yaitu Ibu Dra. Hj. Wiji Eny Ngudi Rahayu, M.Pd. Dari Bu Eny, panggilan akrab beliau,  saya belajar banyak hal. 

whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-3-60d86b0d06310e0e0c4c25a2.jpeg
whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-36-3-60d86b0d06310e0e0c4c25a2.jpeg
Beliau adalah sosok kepala sekolah yang luar biasa, selain memiliki kelima kompetensi tersebut, secara pribadi saya kagum dengan beliau yang selalu pandai menghargai orang lain (bukankah ini yang sekarang mulai tereduksi di masyarakat atau netizen?). 

Sepulang  dari Bu Eny, di jalan saya merenung, sekolah yang hebat haruskah berawal dari kepala sekolah yang hebat pula? Dan jawabannya, ya! Bu Eny memang kepala sekolah yang "gurih."

Petualangan saya belum selesai. Tugas berikutnya adalah mendokumentasikan pelaksanaan RPK, KM, dan PK dalam bentuk laporan dan  video yang diunggah ke kanal youtube. Wow, sedap! Gurih dan sedap sama kan? hehe. Belajar, belajar, belajar lagi! Belajar shooting, voice over, edit video, dan macam-macam sederet skill tentang dunia video dan youtube. Alhamdulillah, sore ini saat menulis curhat ini, saya berhasil mengunggah video saya. 

whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-37-60d86b2c06310e0c0360ec94.jpeg
whatsapp-image-2021-06-27-at-19-01-37-60d86b2c06310e0c0360ec94.jpeg
Kegurihan demi kegurihan akan semakin mak nyus setelah presentasi pekan depan. Pembaca yang baik, doakan agar presentasi saya segurih petualangan saya. Amin. Anda lapar? Yuk cari makan yang gurih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun