Mohon tunggu...
Nunuk Cita
Nunuk Cita Mohon Tunggu... -

pembelajar dan menyukai fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Pulang

1 November 2017   16:01 Diperbarui: 1 November 2017   16:11 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Nomer antrean 40.567

Gila! Masih pagi sudah sebanyak ini yang antre. Aku memutuskan kembali lagi siang nanti, lebih baik menggenapi bekal untuk perjalanan nanti. Sekalian, berjalan-jalan untuk terakhir kalinya, sebelum pulang.

Lagi pula, membawa anak-anak di kerumunan seperti ini, membuatku kurang nyaman. Setelah sepi, aku akan kembali lagi.

Pukul 13.45 WIB

Aku kembali, ke tempat penyeberangan. Ruangan telah sepi, tinggal beberapa orang yang duduk menunggu giliran. Aku memilih duduk di deretan depan. Dari bangku kosong, dekat dengan seorang wanita yang berpakaian sexy. Bulu matanya panjang dan lentik, persis penyanyi yang memiliki seribu jargon di tivi.

Aku meletakkan anak-anakku di pangkuanku. Berharap mereka merasa nyaman dan tidak berulah.

"Mau menyeberang ke mana?" tanya wanita di sebelahku sambil menjulurkan lidah ularnya. 

"Ke Aquatic, di sini sudah mulai gerah. Hujan enggan datang, di bulan November kali ini." Aku menjawab tanpa melihatnya. Wajah cantiknya sangat beracun. Aku tidak takut terpikat, karena aku pun wanita. Hanya malas, mungkin juga iri. Jika lelaki yang melihatnya, mereka tak akan mau pulang sebelum berkencan dengannya.

"Untuk apa, ke Aquatic. Semua manusia menyeberang ke masa lalu mereka. Bermimpi dapat memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat. Ingin menyingkirkan kami, yang terlanjur menguasai Bumi." Dia tertawa, mencibir manusia. 

Tangan kirinya mengoleskan lotion pada kulit tangan yang lain. Panasnya cuaca hari ini memang luar biasa. Tidak dapat diusir, hanya dengan sekotak alat pendingin di atas ruangan ini.

Ya, sejak salah memilih pemimpin puluhan tahun yang lalu. Manusia dijajah oleh manusia ular dari planet yang jauhnya ribuan juta cahaya. Saat itu, jutaan manusia tidak pernah tahu, kalau alien telah berhasil menyamar dan berpolitik membaur dengan manusia. Membohongi mereka dengan janji-janji manis tentang perbaikan nasib. Hingga berhasil menempatkan bangsanya di tempat-tempat yang strategis.

Kini, semua sudah terlambat. Manusia setengah ular, telah menguasai seluruh Bumi. Lalu berbondong-bondong manusia yang menyesal dan rindu pada masa lalu, melakukan penyeberangan. Bernostalgia dengan masa-masa kejayaan mereka, sebagai manusia merdeka. Alih-alih mencoba memperbaiki kesalahan yang terlanjur dibuat, mereka justru mengulang-ulang kesalahan yang sama. Akhirnya mereka terjebak dalam kenangan masa lalu tanpa bisa kembali lagi.

"Nomer 40.567!" panggilan untukku telah tiba.

"Silakan masuk dalam kapsul nomer 50. Penyeberangan dengan tujuan Aquatic. Selamat menikmati layanan kami, semoga selamat sampai tujuan." Seorang wanita ular yang lain, berbicara bagaikan robot yang sudah diprogram untuk berbicara dengan kata yang sama, pada ribuan penyeberang.

Aku bergegas masuk dan menutup pintu. Memegang erat, anak-anakku. Setelah bergetar sekitar 3 menit, kami telah tiba di tujuan. Aquatic, rumah yang aku tinggalkan ribuan tahun yang lalu.

Lega, akhirnya dapat kembali lagi. Bumi sudah terlalu panas, dan tidak senyaman dulu. Aku melepas anak-anak yang kubawa dalam aquarium kecil berbentuk bola, buatan manusia terakhir, tetanggaku. Entah bagaimana nasibnya kini.

Kemudian, aku membuka kulit luar tubuhku, penyamaranku sebagai manusia selama ini. Karena tugasku telah usai, tak ada gunanya mempertahankan bentuk manusiaku. Selama berada di Bumi, aku telah menyebarkan telur-telur ikan di laut dan sungai yang ada di Bumi. Kini,  pengorbanan kami telah selesai. Perjanjian kami hanya dengan manusia Bumi, bukan dengan manusia ular yang menjajah.

Aku melihat anak-anakku yang tadi berupa ribuan telur. Kini menetas dengan cepat, berenang ke segala penjuru Aquantic. 

Aku tersenyum pada semua anak-anakku, sebelum melebur dalam sejuknya air di  Aquatic.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun