Kini, semua sudah terlambat. Manusia setengah ular, telah menguasai seluruh Bumi. Lalu berbondong-bondong manusia yang menyesal dan rindu pada masa lalu, melakukan penyeberangan. Bernostalgia dengan masa-masa kejayaan mereka, sebagai manusia merdeka. Alih-alih mencoba memperbaiki kesalahan yang terlanjur dibuat, mereka justru mengulang-ulang kesalahan yang sama. Akhirnya mereka terjebak dalam kenangan masa lalu tanpa bisa kembali lagi.
"Nomer 40.567!" panggilan untukku telah tiba.
"Silakan masuk dalam kapsul nomer 50. Penyeberangan dengan tujuan Aquatic. Selamat menikmati layanan kami, semoga selamat sampai tujuan." Seorang wanita ular yang lain, berbicara bagaikan robot yang sudah diprogram untuk berbicara dengan kata yang sama, pada ribuan penyeberang.
Aku bergegas masuk dan menutup pintu. Memegang erat, anak-anakku. Setelah bergetar sekitar 3 menit, kami telah tiba di tujuan. Aquatic, rumah yang aku tinggalkan ribuan tahun yang lalu.
Lega, akhirnya dapat kembali lagi. Bumi sudah terlalu panas, dan tidak senyaman dulu. Aku melepas anak-anak yang kubawa dalam aquarium kecil berbentuk bola, buatan manusia terakhir, tetanggaku. Entah bagaimana nasibnya kini.
Kemudian, aku membuka kulit luar tubuhku, penyamaranku sebagai manusia selama ini. Karena tugasku telah usai, tak ada gunanya mempertahankan bentuk manusiaku. Selama berada di Bumi, aku telah menyebarkan telur-telur ikan di laut dan sungai yang ada di Bumi. Kini, Â p
Aku melihat anak-anakku yang tadi berupa ribuan telur. Kini menetas dengan cepat, berenang ke segala penjuru Aquantic.Â
Aku tersenyum pada semua anak-anakku, sebelum melebur dalam sejuknya air di  Aquatic.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H