Mohon tunggu...
Nunuk Cita
Nunuk Cita Mohon Tunggu... -

pembelajar dan menyukai fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Pulang

1 November 2017   16:01 Diperbarui: 1 November 2017   16:11 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, semua sudah terlambat. Manusia setengah ular, telah menguasai seluruh Bumi. Lalu berbondong-bondong manusia yang menyesal dan rindu pada masa lalu, melakukan penyeberangan. Bernostalgia dengan masa-masa kejayaan mereka, sebagai manusia merdeka. Alih-alih mencoba memperbaiki kesalahan yang terlanjur dibuat, mereka justru mengulang-ulang kesalahan yang sama. Akhirnya mereka terjebak dalam kenangan masa lalu tanpa bisa kembali lagi.

"Nomer 40.567!" panggilan untukku telah tiba.

"Silakan masuk dalam kapsul nomer 50. Penyeberangan dengan tujuan Aquatic. Selamat menikmati layanan kami, semoga selamat sampai tujuan." Seorang wanita ular yang lain, berbicara bagaikan robot yang sudah diprogram untuk berbicara dengan kata yang sama, pada ribuan penyeberang.

Aku bergegas masuk dan menutup pintu. Memegang erat, anak-anakku. Setelah bergetar sekitar 3 menit, kami telah tiba di tujuan. Aquatic, rumah yang aku tinggalkan ribuan tahun yang lalu.

Lega, akhirnya dapat kembali lagi. Bumi sudah terlalu panas, dan tidak senyaman dulu. Aku melepas anak-anak yang kubawa dalam aquarium kecil berbentuk bola, buatan manusia terakhir, tetanggaku. Entah bagaimana nasibnya kini.

Kemudian, aku membuka kulit luar tubuhku, penyamaranku sebagai manusia selama ini. Karena tugasku telah usai, tak ada gunanya mempertahankan bentuk manusiaku. Selama berada di Bumi, aku telah menyebarkan telur-telur ikan di laut dan sungai yang ada di Bumi. Kini,  p

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
engorbanan kami telah selesai. Perjanjian kami hanya dengan manusia Bumi, bukan dengan manusia ular yang menjajah.

Aku melihat anak-anakku yang tadi berupa ribuan telur. Kini menetas dengan cepat, berenang ke segala penjuru Aquantic. 

Aku tersenyum pada semua anak-anakku, sebelum melebur dalam sejuknya air di  Aquatic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun