Sofia
Kau terkejut, tiba-tiba saja tumbuh sayap di punggungmu. Tipis, halus, dan transparan. Terlihat rapuh namun kuat. Lalu kau mencoba kepakkan perlahan, sayap barumu.
Begitu indah dengan warna hitam bercorak biru terang.
Kau tertawa bahagia, lalu mencoba untuk terbang. Terbang tinggi lalu menukik ke bawah, berputar-putar, tak jauh dari rumah. Membuang jenuh yang mengepung batinmu.
Memejamkan mata, menikmati angin yang menerpa seraut wajah lelah.
Layaknya seekor kupu-kupu, meskipun terbang tinggi tapi tak pernah jauh dari bunga. Kau hanya terbang kian kemari.
Menikmati sedikit waktu, sebelum sayapmu koyak dan lepas.
===
Cermin di Dinding
Jika kalian mengira, dia akan terjatuh. Lalu terbangun dari mimpi tidurnya. Kalian salah. Dia hanya sedang berkhayal menjelma menjadi kupu-kupu.
Mencoba melepaskan lelah yang mencengkeram batinnya.
Setelah gawainya diperlakukan bagai tahu bulat. Dibumbui bedak dan dikocok dalam kardus, oleh anaknya.
Saat ia lengah, karena dapur yang tiba-tiba tergenang air.
Suaminya lupa mengatakan, bahwa lemari es sedang dimatikan. Sehingga air dari freezer yang mencair, membanjiri lantai dapur.
Sedetik kemudian, sang anak muntah karena minum air es tanpa henti.
Bersamaan dengan dering alarm, pengingat waktu menjemput anak yang lain dari sekolah.
==== Tamat ====
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H