Mohon tunggu...
Noviary Pramono
Noviary Pramono Mohon Tunggu... -

Penulis dadakan yang cinta otomotif

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

#MemasyarakatkanF1 Tidak Melulu Soal F1

21 Mei 2016   12:15 Diperbarui: 5 Juni 2016   10:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kutipan dari rekan saya sesama komunitas Sahabat Rio, Cep Goldia di akun fanpage facebook miliknya yang mencanangkan jargon ‘memasyarakatkan F1’ sejak Rio Haryanto menjadi pembalap Indonesia pertama yang resmi membalap di Formula 1 seakan berpikir apakah bisa menyosialisasikan orang-orang yang tiba-tiba ‘mendadak F1’ menjadi ‘ahlinya F1’. Hmmm bisa saja. Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan prosesnya. Ibarat kata, bayi baru lahir kan tidak secara langsung jalan kaki atau berlari toh.

Pun demikian dengan pebalap professional, mereka sebelum terjun ke arena sesungguhnya mereka dibekali dahulu dengan apa yang disebut dengan: Go-Kart.

Gokart adalah sejenis kendaraan roda empat atap terbuka dengan bentuknya yang sederhana dan berukuran kecil. Gokart biasanya dipacu di sirkuit mini dan dianggap sebagai batu loncatan pembalap menuju jenjang yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu kelas formula. Sejarah terciptanya gokart dimulai ketika bapak gokart sedunia yaitu Art Ingels, bersama rekannya Lou Borelli mengembangkan cikal bakal gokart pertama di dunia, yang dibuat di kota California, AS pada bulan Agustus 1956.[1] Dua tahun berselang, produsen gokart bernama Go Kart Manufacturing, Co. menjadi perusahaan pertama yang memproduksi gokart secara massal, disusul dengan perusahaan McCulloch yang memproduksi mesinnya dengan kode MC-6.[2]

                                                                                                 

Komponen Dasar Go-Kart

Gokart pada umumnya dibangun hanya kerangka (sasis), mesin, dan ban semata. Akan tetapi, gokart terus mengalami pengembangan spesifikasi dengan penambahan girboks disertai kopling dengan menyematkan sebuah tuas di balik kemudi gokart. Gokart semacam ini disebut Shifter Kart. Rangka terbuat dari tabung baja dan uniknya tidak memiliki suspensi. 

Oleh karena itu kerangka gokart harus cukup fleksibel untuk bekerja sebagai suspensi dan cukup kaku (rigid) supaya kerangka stabil saat menikung. Tingkat kekakuan (stiffness) dari rangka memungkinkan karakteristik penanganan yang berbeda untuk trek yang berbeda. Biasanya, untuk kondisi trek kering rangka lebih keras lebih baik, sedangkan di kondisi basah atau licin, rangka yang lebih fleksibel dapat bekerja lebih baik. 

Sementara pada bagian mesin gokart bisa menggunakan mesin sepeda motor maupun mesin pemotong rumput berkapasitas 125cc sampai 350 cc 2-tak. Produsen mesin gokart yang sering biasa dipakai untuk balap adalah merk Yamaha dan Rotax. Sedangkan ban khusus gokart untuk spek balap memakai ban slick untuk trek kondisi kering dan ban groove (alur) untuk kondisi basah maupun hujan.

Langkah Awal Menuju Jenjang Balap Formula

Sebelum nama Rio Haryanto dikenal luas oleh publik, mungkin Anda sebagai fans balap F1 atau ajang balap lain (bukan MotoGP ya hehe) sudah mengenal Ayrton Senna, Michael Schumacher, Mika Hakkinen, Jenson Button, Fernando Alonso, Kimi Raikkonen, Lewis Hamilton, dan sebagainya. 

Mereka semua kariernya jelas sudah melangkah jauh sebelum Rio masuk ke arena balap formula, namun, baik legenda F1 atau Rio sendiri pada awal kariernya mereka sudah pasti mencicipi kompetisi gokart (karting) terlebih dahulu. Kompetisi balap Karting dapat dikatakan sebagai langkah pertama seorang pembalap menuju jenjang kelas formula, diantaranya Formula BMW, Formula Renault 2.0, Formula Ford UK, F3 Eropa, F3 Inggris, dan lain sebagainya.

Ada sebagian orang beranggapan bahwa karting itu layaknya wahana bermain bumper car atau istilah awamnya ‘bom-bom car’, jelas itu tidak benar. Mobil gokart dirancang spesifik untuk seseorang yang ingin mendalami olahraga balap murni karena gokart harus dipacu dengan kecepatan semaksimal mungkin dan tidak boleh sembrono menyalip, apalagi menabrakkan lawan didepan kita. Meskipun mobil gokart bisa dipasang sebilah bumper atau pelindung di seluruh sisi kerangkanya, bukan berarti mobil gokart dipandang sebagai bom-bom car. 

Tidak sekedar menjajal, mobil gokart pun bisa disetel sesuai keinginan si pembalap mengikuti karakteristik sirkuit yang akan dites oleh pembalap itu sendiri. Selain itu, teknik dasar dalam bermain gokart pun harus mempelajari jalur lintasan balap atau dikenal dengan istilah ‘Racing Line’, yaitu jalur dimana seorang calon pembalap melintasi satu putaran penuh di sebuah lintasan sirkuit. 

‘Racing Line’ (RL) ini hal yang sangat mendasar bagi pembalap dan penting untuk dipelajari karena RL menentukan sebuah pacepembalap sejauh manakah ia bisa melaju lebih kencang. Satu kesalahan kecil apabila racing line-nya meleset, pembalap lain di belakangnya bisa mengejar kurang lebih sepersekian detik, bahkan gap satu detik bisa dikejar jika pembalap tersebut mengalami degradasi ban. Itulah mengapa balapan karting tidak bisa disamakan dengan ‘bom-bom car’ layaknya wahana bermain anak-anak.

sumber: lamtoro dok.
sumber: lamtoro dok.
Gokart bukan sekedar hobi

Saat ini, olahraga karting sudah mulai digandrungi baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Jauh sebelum Rio Haryanto masuk F1, olahraga karting belum banyak diminati dan masih kalah jauh pamornya dengan futsal, bulutangkis, basket, dan olahraga alternatif lain yang merakyat. 

Meskipun demikian, menurut saya sejauh ini olahraga karting sudah mulai digandrungi berbagai kalangan, dimulai dengan acara fun kart yang diadakan oleh komunitas Sahabat Rio pada Januari yang lalu. Bahkan tidak menutup kemungkinan kedepannya akan ada kompetisi gokart yang tidak hanya diikuti oleh Sahabat Rio semata, melainkan menyusul pula komunitas-komunitas otomotif lainnya.

Referensi :

[1]  dan [2] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun