Siapa bilang baby blues hanya dialami oleh para ibu? Seorang ayah juga bisa mengalaminya. Fenomena ini sering dikenal dengan istilah "Daddy Blues"
Dua saudara kembar saya (Rand & Rend) membuktikan bahwa menjadi ayah baru juga penuh tantangan emosional. Saya berfikir, kisah unik mereka, mulai dari kehebohan bidan hingga perjuangan bersama menghadapi baby blues, layak untuk diceritakan.
Awal Mula Cerita: Kembar yang Tak Terpisahkan
Kedua saudara kembar ini telah berbagi hidup sejak dalam kandungan. Mereka lahir dari rahim yang sama dengan perbedaan waktu 5 menit saja.
Mereka memiliki wajah yang identik. Keduanya tumbuh,bermain dan bersekolah bersama. Jika salah satu sakit yang lain ikut juga, jika salah satu terjatuh beberapa menit kemudian yang satunya jatuh juga.
Sejak kecil hingga dewasa mereka akrab dan solid bersama. Tak pernah ada persaingan, seakan mereka lahir untuk saling melengkapi dan menjaga.
Saat salah satu ditempatkan bekerja di lokasi berbeda, rasa kehilangan diantara mereka jelas terlihat. Tak betah lama-lama, meminta izin orang tua untuk resign dan kembali bersama mendapatkan rezeki bekerja di tempat yang sama, walaupun tugasnya berbeda. Pokoknya selalu bersama.
Pernikahan mereka berbeda selang beberapa bulan saja. Maunya sih barengan, tapi ibu bilang sabar dulu, satu-satu. Kisah semakin menarik ketika para istri mereka kemudian hamil bersamaan dan melahirkan anak laki-laki dengan selisih hanya lima hari saja.
Kehebohan pun terjadi di klinik bidan yang sama. Belum seminggu membantu persalinan istri kakaknya, tiba-tiba sang adik datang dengan panik. Terlihat seperti orang yang sepertinya sama, namun membawa istri yang berbeda.
Sang bidan bingung, karena memang istri si adik tak pernah periksa disana. Hanya saja pas mau lahiran, bidan yang biasa memeriksa sedang tidak ada. Lagi-lagi istrinya melahirkan di tempat yang sama.
Bu bidan bengong, skeptis juga, mengira ini adalah laki-laki yang sama dengan dua istri "berbeda". "Kok bisa ya?" pikirnya.