Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Syah & Syahdu: Membangun Pernikahan dari Titik Nol Tanpa Beban Utang

27 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 27 Januari 2025   14:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Setelah acara selesai, pasangan bisa langsung fokus pada membangun kehidupan bersama.

Alhamdulillah, ketiga adik saya sendiri, saya acungi jempol karena di zaman yang serba wow saat ini tetap memilih untuk tidak neko-neko dalam melangsungkan pernikahan. Mereka lebih memilih perayaan sederhana yang tetap hangat dan penuh makna.

Uang yang ada digunakan untuk membeli rumah, memulai bisnis dan dijadikan tabungan masa depan. Dengan begitu, mereka merasakan kebahagiaan rumah tangga yang lebih lama tanpa bayang-bayang utang ini dan itu.

Tapi kembali lagi ya, semuanya adalah pilihan dan kesepakatan bersama kedua mempelai dan keluarga. Pastinya sudah ada berbagai pertimbangan dari semua rencana dan resepsi pernikahan yang dilangsungkan.

Berikut beberapa tips merencanakan pernikahan sesuai kemampuan:

  1. Prioritaskan pada makna pernikahan. Fokus pada komitmen dan visi bersama, bukan pada pesta yang berlebihan.
  2. Buat anggaran yang realistis. Sesuaikan dengan kondisi finansial agar tidak menambah beban di kemudian hari.
  3. Libatkan keluarga dan sahabat, ajak mereka untuk membantu dengan cara sederhana, seperti memasak makanan untuk tamu atau dekorasi.
  4. Fokus pada masa depan. Ingat, pernikahan adalah awal dari perjalanan panjang. Investasi masa depan jauh lebih penting daripada pesta sesaat.

Pernikahan yang syahdu tidak memerlukan pesta yang mewah. Komitmen, kesamaan visi, dan kemampuan menjalani hidup bersama adalah fondasi utama kebahagiaan rumah tangga. 

Mari kita tinggalkan budaya gengsi yang hanya membebani diri dan pasangan. Dengan pernikahan yang sederhana namun bermakna, pasangan bisa memulai hidup tanpa utang dan lebih fokus membangun masa depan yang lebih cerah.

Ingatlah, kebahagiaan sejati tidak diukur dari pesta yang gemerlap, melainkan dari bagaimana kita saling mencintai, mendukung, dan menjalani kehidupan bersama dengan penuh rasa syukur. 

Jadi, pilihlah yang syah dan syahdu, bukan yang megah tapi penuh beban!

Semoga bermanfaat !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun