Berikut beberapa kelebihan dan Kekurangan dari implementasi Reward dan Punishment.
Kelebihan:
- Efektif Jangka Pendek: Memberikan hadiah atau hukuman sering kali efektif untuk mendorong perilaku tertentu dalam waktu singkat.
- Struktur yang Jelas: Anak memahami konsekuensi dari tindakannya secara langsung, sehingga cenderung lebih mudah diatur.
- Motivasi Eksternal: Membantu anak yang belum memiliki kesadaran intrinsik untuk tetap bertindak sesuai aturan.
Sedangkan bebeberapa kekurangannya antara lain;
- Menghambat Kesadaran Intrinsik: Anak cenderung hanya berperilaku baik jika ada hadiah atau ancaman hukuman.
- Risiko Manipulasi: Anak belajar "berbohong" untuk mendapatkan reward atau menghindari punishment, alih-alih benar-benar memahami pentingnya aturan.
- Ketergantungan: Anak tidak mampu bertindak mandiri tanpa adanya insentif eksternal.
- Menurunkan Keikhlasan: Tindakan yang dilakukan menjadi transaksional, bukan karena pemahaman moral.
Berbeda dengan sistem reward & punishment, kindness strategy membawa siswa kedalam pemikiran menyeluruh mengenai suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan. Siswa secara sadar memikirkan makna serta dampak dari tindakan yang dilakukan. Apa pun tindakannya didasari kesadaran diri dan keikhlasan atau ada makna"lillah" nya.
Berikut ini merupakan beberapa keunggulan dari Kindness Strategy:
- Membangun Kesadaran Moral: Anak diajarkan memahami nilai di balik setiap tindakan, sehingga mereka bertindak atas dasar pemahaman, bukan paksaan.
- Mengembangkan Rasa Empati: Pendekatan ini melibatkan dialog yang membangun rasa empati dan pengertian terhadap orang lain.
- Mengurangi Stres dan Ketakutan: Anak merasa lebih dihargai dan dipahami, sehingga mereka tidak hidup dalam tekanan karena takut dihukum.
- Mendorong Keikhlasan: Anak berperilaku baik dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, bukan karena tuntutan eksternal.
Mengapa Kindness Strategy Lebih Baik dan Efektif?
Reward dan punishment hanya menciptakan perilaku yang bersifat artifisial, sementara kindness strategy melibatkan proses internalisasi nilai yang mendalam.
Pendekatan berbasis kasih sayang ini tidak hanya membentuk anak yang disiplin, tetapi juga pribadi yang berkarakter. Mereka mampu bertanggung jawab atas tindakannya tanpa bergantung pada insentif atau ancaman.
Dalam jangka panjang, anak yang dididik dengan kindness strategy lebih cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis, empati yang tinggi, dan kematangan emosional.Â
Prof. Dedi mengingatkan bahwa tujuan pendidikan sejati adalah membentuk manusia yang berperilaku baik karena kesadaran, bukan keterpaksaan.
Kindness strategy adalah solusi yang lebih manusiawi dan efektif dalam mendidik anak. Dengan mengutamakan dialog, pemahaman, dan kasih sayang, metode ini membangun generasi yang ikhlas, berkarakter, dan bertanggung jawab secara intrinsik.Â