4. Coba minta ulasan dari orangtua lain. Berbicaralah dengan orangtua yang anaknya sudah bersekolah di PAUD tersebut. Mereka dapat memberikan gambaran realistis tentang kualitas pendidikan dan lingkungan sosialnya.
5. Pastikan fasilitas sekolah ramah disabilitas, seperti ramp untuk kursi roda, ruang kelas yang bebas dari rangsangan berlebihan, dan area bermain yang aman.
6. Perhatikan reaksi anak Anda. Ajak anak mengunjungi sekolah. Perhatikan apakah mereka merasa nyaman dengan lingkungan tersebut.
Di kota-kota besar sudah banyak sekolah PAUD Inklusif yang melayani seluruh anak yang beragam tanpa kecuali. Biaya yang diperlukan mungkin lebih besar. Anda juga bisa jadi harus membayar guru pendamping khusus bagi ananda. Tapi jika itu sepadan dengan hasil yang didapatkan, mengapa tidak?
Pertimbangkan juga untuk memilih sekolah khusus apabila di daerah Anda belum tersedia PAUD Inklusif. Atau anda dapat melakukan pendekatan secara personal dengan guru kelas dan mendampingi kegiatan anak di sekolah secara penuh.
Walaupun anak kita terlahir istimewa. Orangtua perlu percaya bahwa pendidikan yang inklusif dan tepat dapat membawa dampak besar bagi perkembangan anak berkebutuhan khusus.Â
Pendidikan adalah hal bagi semua anak tanpa kecuali. Terlebih, setiap anak memiliki potensi untuk berkembang menjadi individu yang mandiri dan percaya diri jika diberi kesempatan dan dukungan yang memadai.
Sebagai orangtua, Anda adalah pendorong utama dalam perjalanan mereka. Dengan memilih PAUD yang tepat, Anda tidak hanya membuka jalan bagi anak untuk belajar dan berkembang, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk merasa diterima dan dihargai di dunia ini.
Melalui kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, masa depan yang cerah bagi anak berkebutuhan khusus bukan lagi sekadar harapan, melainkan sebuah kenyataan. Ingatlah, mereka adalah anak-anak istimewa yang lahir untuk bersinar dengan cara mereka sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI