Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Para Suami, Susahkah Kalian Menyenangkan Hati Istri?": Sebuah Curahan Hati

19 Januari 2025   17:04 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:22 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

_Ketika beberapa teman mencurahkan isi hati mengenai harapan-harapan kecilnya yang tak kunjung terwujud. "Enak banget sih punya suami yang mau berbagi tugas & support terus, suamiku mana ngerti kalo istri pengen diperhatiin, disenengin dibantuin di rumah.. susah ya nyenengin hati istri?". Lalu apakah para istri juga mengerti keinginan para suami?_

Pernikahan yang diimpikan sebagai tempat berbagi cinta dan kebahagiaan sering kali berubah menjadi "lonely marriage" ketika komunikasi dan perhatian mulai memudar. Kondisi ini ditandai dengan perasaan terasing dalam hubungan, meskipun tinggal di bawah atap yang sama.

Banyak pasangan suami istri menghadapi beragam tantangan, mulai dari harapan yang tidak terwujud hingga rasa frustrasi akibat komunikasi yang tidak berjalan baik. 

Istri sering merasa suaminya tidak memahami kebutuhan emosional mereka, sementara suami juga merasa harapan mereka untuk dihormati dan diapresiasi tak kunjung terpenuhi.

Pentingnya Komunikasi: Karena Pasangan Kita Bukanlah Sang Pembaca Hati

Kunci utama dalam mengatasi persoalan ini adalah komunikasi yang efektif. Tanpa komunikasi yang jelas, banyak harapan hanya menjadi kekecewaan. 

Sebagai manusia biasa, pasangan Anda bukanlah dukun atau sang pembaca hati. Jika Anda hanya mengungkapkan harapan melalui isyarat, merajuk, atau mendiamkan pasangan, bagaimana mereka bisa memahami maksud Anda?

Ungkapkan apa yang Anda rasakan dan harapkan melalui kata-kata yang baik dan penuh cinta. Sebuah kalimat sederhana seperti, "Aku ingin kita lebih sering menghabiskan waktu bersama," atau, "Aku merasa lelah dan akan sangat terbantu jika kamu bisa ikut membersihkan rumah," jauh lebih efektif daripada diam dan berharap pasangan mengerti.

Mulai Dengan Saling Berbagai Harapan

Dalam pernikahan, sering kali ada harapan yang tidak terucap, baik dari suami maupun istri, yang akhirnya menumpuk menjadi beban emosional. Mendiamkan atau merajuk nyatanya bukan solusi dan hanya menimbulkan kesalahpahaman baru.

Sebenarnya harapan seorang suami dan istri umumnya hanya seputar harapan-harapan sederhana untuk diperhatikan, dimengerti dan diapresiasi yang tak kunjung tersampaikan. Berikut beberapa catatan mengenai harapan istri dan suami berdasarkan berbagai curahan hati yang teman-teman sampaikan:

1. Harapan Istri:

- Kata-kata cinta sederhana seperti, "Aku sayang kamu" atau "Terima kasih sudah berjuang untuk keluarga kita."

- Suami mau turut terlibat dalam tugas rumah tangga atau mengasuh anak.

- Perhatian kecil, seperti memegang tangan, mengajak bercanda, atau sekadar keluar berdua membeli camilan kesukaan pasangan.

- Merasa didengarkan saat mereka bercerita tentang hal-hal yang terjadi dalam keseharian. Berikan waktu bagi para istri bercerita setiap harinya, dan dengarkanlah. 

2. Harapan Suami:

- Pengakuan atas usaha mereka mencari nafkah dan menjaga stabilitas keluarga.

- Dukungan emosional saat mereka menghadapi tekanan.

- Kehangatan dari istri, baik dalam bentuk pujian, sentuhan maupun apresiasi kecil.

- Berbagai hal baiknya diucapkan secara langsung, tidak dengan marah, merajuk ataupun mendiamkan. 

Hal-hal Sederhana Yang Menghangatkan 

Kebahagiaan dalam pernikahan tidak selalu berasal dari hal besar. Sering kali, hal-hal sederhana seperti rayuan manis, mengajak pasangan keluar untuk sekedar membeli bensin atau camilan, berbagi tugas rumah bersama, seperti memasak atau membersihkan rumah atau memberikan pelukan hangat tanpa alasan tertentu bisa menciptakan kehangatan.

Jika hubungan sudah terlanjur penuh kesalahpahaman, hambar atau dipenuhi harapan yang tak kunjung tersampaikan segeralah perbaiki sedini mungkin. 

Hubungan pernikahan adalah sesuatu hal yang sakral yang tak bisa diakhiri begitu saja hanya karena alasan "ketidakcocokan" saja. Pikirkan juga perasaan dan kehidupan anak-anak jika orang tua mereka tampak tak harmonis atau bahkan berpisah.

Berikut beberapa langkah dalam memperbaiki hubungan:

  1. Komunikasi Jujur dan Terbuka:
    Jangan pernah mengandalkan pasangan untuk menebak isi hati Anda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, sampaikanlah dengan jelas dan penuh kasih. Misalnya, "Aku merasa sedih karena kita jarang ngobrol. Aku ingin lebih sering menghabiskan waktu bersama."

  2. Menghentikan Kebiasaan Diam:
    Mendiamkan pasangan hanya menciptakan jarak emosional. Alih-alih diam, ajaklah pasangan berdiskusi untuk mencari solusi bersama.

  3. Berempati:
    Cobalah melihat berbagai hal tak hanya dari sudut pandang anda. Lihat juga hal tersebut dari sudut pandang pasangan Anda. Misalnya, jika suami Anda terlihat sibuk atau lelah, sampaikan harapan Anda di waktu yang tepat, bukan dengan cara memaksa.

  4. Menghargai Hal-Hal Kecil:
    Apresiasi setiap usaha pasangan, sekecil apa pun. Ucapan terima kasih atau pujian bisa menjadi penyemangat besar dalam hubungan.

  5. Luangkan Waktu Berkualitas:
    Jadwalkan waktu khusus untuk bersama, tanpa gangguan ponsel atau pekerjaan. Aktivitas sederhana seperti makan malam berdua atau sekadar menonton film bisa memperkuat hubungan.

Pernikahan yang bahagia memerlukan kerja sama dan komunikasi yang baik dari kedua belah pihak. Suami, memahami istri bukanlah hal yang sulit jika Anda mau mendengarkan dan memperhatikan. 

Sebagai seorang istri, jangan juga terus berharap pasangan dapat membaca pikiran Anda. Ungkapkan apa yang Anda butuhkan dengan cara yang baik. Dengan komunikasi yang jujur dan penuh cinta, lonely marriage dapat dihindari, dan kebahagiaan pernikahan pun dapat diraih.

Renungkan dan cobalah berbagi harapan. Sampaikan apa pun yang ingin pasangan anda ketahui dan berikan. Dengan upaya dan pengertian kedua belah pihak, kehidupan keluarga akan lebih indah seperti yang anda idamkan.

Semoga Allah senantiasa memberkahi keluarga kita semua dengan kebahagiaan dan keberkahan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun