Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Topeng #4

5 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   02:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian 4: Amelia dan Pesonanya

_Ema merencanakan semuanya dengan matang. Ia kini siap menjalani dua perannya bersamaan sebagai Ema dan juga Amelia. Ia akan menghentikan kekejaman Sofie dan bibinya. Menghentikan Bulian teman-temannya kepadanya. Lulus dengan nilai terbaik serta mengambil kembali semua peninggalan orang tuanya yang diambil alih oleh bibi dan sepupunya itu._

***

Amelia berdiri di koridor kampus, matanya memindai sekitar. Dengan wajah cantiknya yang berkilauan seperti lukisan, ia tampak memancarkan aura yang membuat semua orang berhenti untuk melihat. Namun, di balik senyumnya yang memikat, ia sedang merencanakan langkah berikutnya.

Sasaran pertamanya adalah Pak Brian, dosen muda karismatik dan memiliki pengaruh besar di fakultas. Dengan membangun hubungan baik dengannya, Amelia tahu ia bisa memuluskan jalannya untuk mengatasi Sofie dan gengnya dan mempermudah proses Ema dalam penyelesaian study nya.

***

Amelia dengan hati-hati menjatuhkan tumpukan buku di lorong dekat ruang dosen, seolah-olah tak sengaja. Saat itu, Pak Brian kebetulan melintas.

"Astaga, kamu baik-baik saja?" tanya Pak Brian sambil berjongkok untuk membantunya mengumpulkan buku.

Amelia tersenyum manis, meski suaranya terdengar gugup. "Ya, terima kasih. Maaf merepotkan, Pak."

Pak Brian memandangnya, terpesona oleh kecantikan alami Amelia. "Kamu mahasiswa baru? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

Amelia mengangguk pelan. "Nama saya Amelia, Pak. Saya baru pindah ke sini karena suatu alasan. Saya sangat mengagumi program akademik di kampus ini."


Pak Brian tersenyum. "Kamu terlihat cerdas. Jika butuh bantuan, jangan ragu untuk bertanya padaku. Kau tahu di mana ruanganku?"

Amelia mengangguk, mencatat bahwa rencananya berjalan lancar. "Terima kasih, Pak. Saya pasti akan melakukannya."

***

Beberapa hari kemudian, Amelia sengaja mendekati Pak Brian dengan ide penelitian yang menarik. Ia memanfaatkan pengetahuannya yang luas dan kemampuan berbicara yang meyakinkan untuk mendapatkan kepercayaan sang dosen.

Pak Brian terpukau oleh kecerdasan Amelia. "Amelia, bagaimana kalau kau menjadi asistenku? Aku butuh seseorang yang bisa diandalkan untuk membantu proyek ini dan tugas-tugas lainnya"

Amelia tersenyum, berpura-pura ragu. "Saya? Menjadi asisten bapak? Bukankah itu terlalu berlebihan?"

"Tidak sama sekali," jawab Pak Brian dengan mantap. "Aku yakin kamu mampu."

Amelia akhirnya menerima tawaran itu, dan kedekatan mereka mulai terlihat oleh semua orang, termasuk Sofie.

***

"Sofie yang Tersulut Api Cemburu"

Sofie, yang biasa menjadi pusat perhatian, mulai merasa terganggu. Semua mata kini tertuju pada Amelia, terutama Pak Brian.

"Kau lihat perempuan itu? Dia pikir siapa, sok mendekati Pak Brian," bisik Sofie pada teman-temannya di kantin, sambil melirik tajam ke arah Amelia yang sedang berbicara dengan Pak Brian.

"Aku harus membuatnya menyesal," tambah Sofie dengan suara penuh tekad.

Sofie mencoba berbagai cara untuk menjatuhkan Amelia. Suatu hari, ia sengaja menumpahkan kopi di meja Amelia saat berada di cafe. Namun, Amelia dengan tenang membersihkan kekacauan itu sambil tersenyum, membuat Sofie terlihat kekanak-kanakan.

Pada kesempatan lain, Sofie menjebak Amelia dengan menyebarkan gosip bahwa Amelia hanya mendekati Pak Brian untuk mendapatkan nilai bagus. Tapi bukannya memojokkan Amelia, gosip itu justru mempermalukan Sofie ketika Pak Brian membela Amelia secara langsung dihadapan banyak orang.

"Jika ada yang punya masalah dengan Amelia, lebih baik datang langsung padaku," kata Pak Brian tajam, membuat Sofie menunduk malu.

Sofie yang kesal pernah juga berusaha melakukan kekerasan fisik pada Amelia. Namun Amelia yang tentu saja pada kenyataannya adalah Ema memiliki tenaga lebih dari Sofie. 

Dalam sosoknya sebagai Amelia, Ema mulai berani melawan bahkan mengancam balik Sofie dengan menyatakan bahwa jika ia melihat Sofie kembali membuat ulah atau mengganggu mahasiswa lainnya. Ia tak akan segan-segan melaporkan kepada pak Brian agar Sofie diberikan peringatan atau ditendang dari Kampus.

***

Amelia semakin bersinar, menarik perhatian banyak mahasiswa, terutama para pria yang sebelumnya memuja Sofie. Beberapa dari mereka mulai mendekati Amelia, membuat Sofie semakin merasa tersaingi.

"Dia mengambil semuanya dariku!" seru Sofie frustrasi di depan gengnya.

Namun, setiap kali Sofie mencoba mengerjai Amelia, ia selalu kalah. Bahkan, beberapa kali Sofie justru terjebak oleh rencananya sendiri dan mempermalukan dirinya di depan umum.

***

"Amelia dan Ema: Dua Peran, Satu Misi"

Di balik layar, Ema dan Amelia terus bergantian menjalankan peran. Ketika Amelia menarik perhatian dan membangun koneksi, Ema tetap fokus menyelesaikan kuliahnya sebagai dirinya sendiri.

Suatu malam, di kamarnya, Ema memegang topeng itu dan berbicara pada dirinya sendiri. "Amelia mungkin cantik dan sempurna, tapi ini bukan hanya tentang kecantikan. Ini tentang keadilan."

Ema tahu bahwa ini baru awal dari rencananya. Dengan pesona Amelia dan keteguhan hatinya, ia siap untuk melawan siapa saja yang mencoba menghancurkannya.

Ema kini tak menjadi objek bulian lagi, tapi tanpa ia sadari, Sofie sedang merencanakan sesuatu yang sangat jahat kepada dirinya sebagai Amelia..

Bersambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun