Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Topeng #2

4 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   05:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Ema melangkah ke arah jendela, memandang pantulan dirinya di kaca yang buram. Ia terkejut. Tubuhnya ramping, wajahnya tirus dengan kulit halus, dan matanya bersinar penuh percaya diri.

"Ini... ini aku?" bisiknya tak percaya.

Nenek mengangguk. "Ya, nak. Tapi ingat, ini hanya alat. Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu."

Ema tidak mengerti apakah ini nyata atau mimpi. Bagaimana mungkin sebuah topeng bisa mengubah tubuh dan penampilannya secara ajaib. 

Ema menoleh, ingin bertanya lebih banyak, tapi nenek itu sudah berdiri di ambang pintu, ya pintu yang sedari sore terkunci itu kini terbuka.

"Nenek, tunggu! Siapa Anda sebenarnya? Kenapa Anda menolongku?"

Nenek menoleh, senyumnya samar. "Aku hanya seorang yang pernah merasakan apa yang kau rasakan. Gunakanlah topeng itu dengan bijak. Tapi jangan biarkan dendam menguasaimu nak!" pesannya.

Sebelum Ema sempat berkata lagi, nenek itu melangkah keluar. Hanya dalam sekejap, sosoknya menghilang di balik kegelapan malam.

***

Ema berdiri terpaku, memandang topeng itu di tangannya. Ia tak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ia merasa ada harapan, ada kekuatan yang selama ini tersembunyi.

Dengan hati-hati, ia memakai topeng itu sekali lagi. Kini ia berdiri tegap, memandang bayangannya dengan perasaan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun