Evaluasi diberikan sesuai dengan objek yang diamati dan kondisi atau kebutuhan belajar peserta didik. Peserta didik pure tunarungu dengan peserta didik tunarungu dengan hambatan intelektual ringan tentu saja diberikan lembar evaluasi berbeda.
Peserta didik dapat memanfaatkan buku bilingual dan kartu kosakata dengan memindainya menggunakan perangkat mobile yang mendukung AR. Setiap kartu kosakata akan memunculkan objek 3D yang interaktif serta video bahasa isyarat berkaitan dengan objek.1
Penggunaan dua bahasa (bilingual) juga membantu siswa memahami konteks lebih luas dan membantu transisi antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.iswa memvisualisasikan kata yang dipelajari. Selain itu, aplikasi AR dilengkapi dengan fitur audio-visual yang memungkinkan siswa membaca teks bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, serta melihat interpretasi visual dari kosakata tersebut.
Pendekatan ini memadukan teknik multisensori yang cocok untuk anak-anak tunarungu, membuat belajar bahasa menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Dengan adanya BAR Series, siswa tunarungu dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan menyenangkan, membantu mereka mencapai pemahaman bahasa Inggris secara lebih baik dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H