1. Intervensi Dini
  Semakin dini anak autis mendapatkan terapi dan intervensi, semakin besar peluang mereka untuk mencapai perkembangan optimal. Program seperti ABA atau terapi berbasis perilaku lainnya dapat membantu anak belajar keterampilan sosial dan komunikasi yang penting.
2. Pendidikan Inklusif dan Berdiferensiasi
  Anak-anak dengan autisme sering kali membutuhkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sekolah khusus atau sekolah inklusi yang memberikan perhatian individual serta pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi dapat membantu anak autis berkembang secara akademis dan sosial.
3. Pendekatan Holistik
  Terapi berbasis seni, musik, atau aktivitas fisik seperti berenang atau yoga juga terbukti bermanfaat untuk anak autis. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu mereka mengekspresikan diri, mengurangi stres, dan mengembangkan keterampilan motorik dan sensorik.
4. Dukungan Orang Tua dan Keluarga
  Peran keluarga sangat penting dalam mendukung anak autis. Orang tua perlu mendapatkan informasi dan pelatihan yang tepat agar dapat mendukung perkembangan anak mereka dengan cara yang efektif. Selain itu, komunitas yang mendukung juga berperan dalam memberikan rasa inklusivitas bagi keluarga dengan anak autis.
Banyak orang yang masih beranggapan bahwa autisme adalah penyakit yang harus disembuhkan. Namun, berbagai studi dan ahli menyatakan bahwa autisme adalah perbedaan neurologis yang akan terus ada sepanjang hidup seseorang.Â
Sebuah artikel internasional mengenai "Autism and Its Social Impact" menyebutkan bahwa pendekatan yang paling efektif bukanlah mencari "kesembuhan," melainkan memfokuskan intervensi yang mendukung anak autis agar mereka bisa mencapai potensi maksimal dalam kehidupan mereka .
Anak autis tidak "bisa sembuh" karena autisme bukanlah penyakit yang memerlukan penyembuhan. Autisme adalah spektrum perkembangan neurologis yang membutuhkan dukungan dan intervensi yang sesuai.Â
Dukungan melalui terapi, pendidikan inklusif, serta peran aktif keluarga sangat penting untuk membantu mereka berkembang dengan cara mereka sendiri. Masyarakat perlu lebih memahami bahwa tujuan utama dalam mendukung anak autis adalah membekali mereka dengan keterampilan yang membantu mereka menjalani kehidupan yang mandiri dan lebih bermakna.
Referensi: Â
Lord, C., Risi, S., Lambrecht, L., Cook, E. H., Leventhal, B. L., DiLavore, P. C., ... & Rutter, M. (2000). The Autism Diagnostic Observation Schedule—Generic: A standard measure of social and communication deficits associated with the spectrum of autism. Journal of autism and developmental disorders, 30, 205-223.
Pukki, H., Bettin, J., Outlaw, A. G., Hennessy, J., Brook, K., Dekker, M., ... & Yoon, W. H. (2022). Autistic perspectives on the future of clinical autism research. Autism in Adulthood, 4(2), 93-101.
RodrÃguez-Saltos, E. R., Yenchong-Meza, W. E., & Ponce-Solorzano, M. J. Autism and Its Social Impact.(2020) International Research Journal of Management, IT and Social Sciences, 11(4), 102-109.