Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masker dan Peringatan Setop Kebencian di Tengah Pandemi

21 Juni 2020   07:15 Diperbarui: 21 Juni 2020   07:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 tak terasa sudah berlangsung hampir 4 bulan di Indonesia. Selama ini pula, kasus positif semakin mengkhawatirkan peningkatannya. 

Pada awal Maret lalu, jumlah kasus positif baru 2 orang saja yang terinfeksi. Kini, per 21 Juni 2020, sudah ada 45.029 kasus terkonfirmasi positif, 24.717 dirawat, 2.429 meninggal, dan 17.883 sembuh. 

Saat ini, penambahan kasus positif rata-rata 1000 an kasus per harinya. Sungguh sangat mengkhawatirkan. Semoga, angka sangat fantastis itu segera mencapai puncaknya, dan grafiknya mulai menurun.

Penambahan kasus positif yang sangat signifikan ini tentu harus menjadi kewaspadaan bersama. Semoga protokol kesehatan selalu kita jaga, agar penambahan kasus positif bisa dikendalikan, bahkan berkurang. 

Namun ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian di tengah pandemi ini. Yaitu penyebaran virus kebencian di dunia maya. Entah apa maksudnya, ujaran kebencian ini masih terus dimunculkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Di tahun politik ketika itu, kebencian di dunia maya ini begitu vulgar. Seseorang bisa dengan santainya menebar kebencian atas nama apapun. Sampai akhirnya banyak orang yang ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan pencemaran nama baik, melanggar UU ITE dan segala macamnya. Meski ada sanksi hukum, praktek penyebaran ujaran kebencian masih saja terjadi.  

Dan dalam perkembangannya, kebencian ini disatukan dengan berita bohong atau hoaks. Tujuannya adalah memancing amarah masyarakat. Pola semacam ini biasanya dilakukan oleh kelompok radikal, untuk mendiskreditkan pemerintah.

Kalau sudah begini, tentu masyarakat akan terbelah, bingung mencari mana yang benar. Dan semuanya sibuk mencari kebenaran dan kesalahan. 

Sementara di masa pandemi ini, yang harus dilakukan adalah semua orang sibuk mengedepankan protokol kesehatan, menguatkan imun tubuhnya, menggunakan masker ketika keluar rumah, menjaga social distancing dan segala macamnya. 

Jika kita sudah bisa melakukan itu, langkah selanjutnya adalah saling menguatkan, saling meringankan beban, saling mendoakan dan saling berbuat kebaikan agar bisa survive di tengah pandemi ini.

Kita sudah punya pengalaman bagaimana dampak kebencian dan hoaks juga disatukan. Dan yang jika hal ini terjadi, tentu saja yang merasakan kerugian adalah kita sendiri. Kita sendiri teman-teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun