PENDAHULUANÂ
di era dinasti abbasyiah atau juga mashur dengan "masa kejayaan islam", islam mencapai puncak kejayaannya. pada masa ini, islam merdeka dalam segala bidang mulai dari bidang politik, bidang ekonomi, bidang pradaban, maupun bidang keilmuan. terlebih lagi banyak cendikiawan yang berasal dari daerah-daerah tertentu di era dinasti abbasyiah, sehingga menyebabkan keilmuan meningkat dengan pesat (Sintia, 2022).
 salah satu tonggak pengembangan ilmu pengetahuan pada masa ini adalah  bait al-hikmah atau yang dikenal dengan house of wisdom di kota bagdad.Â
bait al-hikmah tidak hanya berperan sebagai perpustakaan yang fungsinya menyimpan buku, akan tetapi pada masa ini bait al-hikmah juga menjadi tempat aktivitas belajar dan kegiatan pertukaran intelektual yang menyatukan beberapa pemikiran peradaban saat itu.
 sebagaimana tujuan perpustakaan bait al-hikmah yaitu: membantu mengembangkan pembelajaran, mendorong sebuah penelitian dan mengupayakan penerjemahan teks bahasa asing. oleh sebab itu, bait al-hikmah dianggap sebagai gerbang kejayaan ilmu pengetahuan di era abbasyiah.
dewasa ini, perkembangan manusia tak luput dari budaya tulis menulis. oleh karena itu, buku dianggap sangat penting untuk media berfikir manusia sebagai suatu benda yang sangat monumental untuk dijadikan sebagi alat transformasi pengetahuan yang lebih baik, dengan menggunakan symbol-symbol dan bahasa tertentu yang difahami oleh beberapa kelompok, agar kita mengetahi bagaimana transformasi keadaan sasuatu peradaban dari masa ke masa.
bait al-hikmah, dianggap sebagai gerbang untuk membuka dunia intelektual islam yang sangat luas kala, juga sebagai media untuk menguak sisi keunikan peradaban islam melalui intelektual dan keilmuan.Â
kita menyedari bahwa peran perpustakaan di era kita tidak hanya melalui tempat yang dipenuhi dengan rak-rak buku, tapi juga melalui media digital seperti digital library, google book, dan lain sebagainya. akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa buku merupakan sarana awal dalam pendidikan.Â
oleh sebab itu, penulis berupaya untuk menyadarkan umat islam didunia bahwa banyak sekali kontribusi, pengaruh serta warisan yang diberikan oleh umat islam terdahulu untuk kejayaan islam dalam memajukan sebuah bangsa. seperti bait al-hikamah yang dijadikan ilustrasi rujukan pembangunan perpustakaan-perpustakaan dan system pembelajaran yang ada sampai saat ini.
pembahasan
bait al-hikmah
bait al-hikmah adalah perpustakaan pertama sekaligus pusat penterjemah di era abbasyiah, yang didirikan oleh kholifah harun ar-rasyid dan putranya al-m'mun (haidar dkk, 2020). motif pembangunan perpustakaan bait al-hikmah tertuju pada kegiatan pencarian dan penerjemahan karya-karya klasik dari warisan intelektual Yunani, Persia, Mesir dan lain-lain kedalam bahasa arab, terutama untuk umat islam (arfah, 2021).Â
fungsi perpustakaan pada masa ini adalah untuk mengoleksi dan mengelola beberbagi jenis litratur seperti buku-buku serta karya-karya cendikiawan dimasa itu.Â
mulai dari beberapa kitab dalam berbagai ilmu pengetahuan dan beberapa buku bahasa asing yang sudah diterjemahkan. bait al-hikmah juga memiliki fungsi lembaga pendidikan atau madrasah sebagai instansi pendidikan non formal pada kala itu, dikarenakan fungsinya yang sangat penting dalam mendidik serta mencetak generasi penerus ulama dan cendikiawan baru. metode pendidikan yang digunakan adalah metode muhadhoroh (ceramah) dan metode wawancara debat.
riset dan observatorium juga dilakukan untuk pengembangan intelektual, dengan beberapa kegiatan seperti meneliti dan mempraktekkan segala sesuatu yang telah dibaca, dipelajari dan difahami secara langsung, agar dapat memunculkan beberapa media modernisasi yang baru. bait al-hikmah juga menyediakan observatorium astronomi untuk para ilmuan dalam mempelajari, menelaah, dan menuangkan karya-karyanya (fitri, 2019).
fungsi utama bait al-hikmah, selain sebagai perpustakaan yaitu sebagai lembaga pusat penerjemah. disinilah letak keunikannya, dimana bait al-hikmah merupakan perpustakaan pertama yang mendirikan system pusat penerjemahan. beberapa buku bahasa asing diterjemahkan kedalam bahasa arab oleh para ahli penerjemah, dengan tujuan mempermudah komunikasi intelektual dengan beberapa negara. Â
meminjam kutipan dari ibnu nadim bahwasannya india, persia, suryaniyah dan nibthiniyah ikut mengambil peran dalam lembaga penerjemahan ini. oleh karena itu  penyebaran dampak dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang berada dibawah naungan islam pada saat itu dan masyarakat sesudahnya (yanto, 2015).
Â
kontribusi bait al-hikmah dalam pendidikan islam
program penerjemahan bait al-hikmah menimbulkan banyak sekali kontribusi, seperti penyebaran pengetahuan kuno, karena dengan adanya penerjemahan bahasa dapat memudahkan dalam intraksi antar sesama.Â
selain itu, beberapa dampak lainnya adalah: menjaga keotentikan sebuah karya, pengembangan beberapa metode ilmiah, menjadi pengaruh saat kembalinya masa kebangkitan eropa, mengembangkan bahasa arab sebagai bahasa ilmiah, memperkenalkan ide-ide baru di tengah masyarakat muslim, meningkatkan budaya mengkritisi dalam ilmu pengetahuan tentang dunia islam (lismaya dkk, 2024).
      konrtibusi paling berpengaruh pada era abbasyiah yaitu: pertama, mengakomodasi antara bangsa arab dengan budaya dan ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelum masa Abbasyiah, baik dari dalam negri maupun luar negri. dengan masuknya bangsa non arab ke dalam dunia islam, dapat menghasilkan perpaduan kontribusi pengetahuan yang sangat berharga, yang secara tidak langsung menjadi peluang pemersatu peradaban ilmu didunia.Â
kedua, terbentuknya kelompok penerjemah yang berfokus pada bidang-bidang tertentu tertentu (andy dkk, 2023). banyak karya-karya yang berhasil diterjemahkan, mulai dari karya-karya biasa sampai karya-karya terkenal yang dampaknya bisa kita nikmati sampai saat ini.
saat ini bahkan dititik ini pun kita sudah menggunakan kontribusi bait al-hikmah. akan tetapi, banyak dari kita tidak menyadarinya. bisa dilihat dari hal-hal kecil seperti memepelajari ilmu sains, ilmu matematika, ilmu fiqih, ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. mengapa begitu? karena pada era abbasyiah, bait al-hikmah melahirkan banyak sekali ilmu-ilmu dalam berbagai bidang.Â
Seperti, bidang ilmu agama, bidang sains dan teknologi serta menghidupkan kembali bidang filsafat yang telah mati dimasa sebelumnya, dengan cara menerjemakan buku filsafat yang berbahasa asing kedalam bahasa arab.Â
dampak kontribusinya sangat besar dalam dunia pendidikan islam. oleh karnanya, terjadi peningkatan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. tentu saja, pelajaran-pelajaran yang kita pelajari sampai saat ini merupakan hasil karya para pionir atau cendikiawan yang berfokus pada bidang tertentu di zaman abbasyiah.
      Â
Pengaruh dan warisan bait al-hikmah terhadap pendidikan islam
      dengan perannya sebagai lembaga penerjemah, bait al-hikmah memberikan peluang kepada seluruh umat islam diberbagai dunia untuk bisa merasakan indahnya islam dengan membaca berbagai macam buku yang bernuansa islami, baik dari dalam negri maupun luar negri. akibatnya tidak sedikit orang yang masuk islam dengan bermodalkan membaca.Â
salah satunya dikarenakan ketertarikan pada ilmu sains yang singkron dengan al-quran, yang mana keunikannya terletak pada al-quran terlebih dahulu ada dari pada ilmu sains itu sendiri. warisan kuno ini sering kali tidak digubris dikalangan masyarakat, oleh karnanya bukti bahwa pendidikan merupakan alasan besar kejayaan umat islam kala itu hanya menjadi tumpang tindih media elektronik di era sekarang.
      bila melihat disekeliling kita, banyank sekali gedung-gedung perpustakaan yang berdiri di berbagai negara di dunia. pembangunan tersebut merujuk pada indikator pembentukan perpustakaan bait al-hikmah.Â
bahkan tidak hanya berupa bangunan fisik, di era yang serba digital pada saat ini, kita bisa menggunakan aplikasi seperti digital library, google book, beberapa situs wab dan masih banyak lagi aplikasi lainnya, yang secara tidak langsung juga menrujuk pada pola indikator pembentukan bait al-hikmah. akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa buku merupakan bagian terpenting dalam pembentukan pembaharuan diberbagai era.
      menariknya lagi bahwa lembaga pendidikan non formal seperti mengaji di langgar atau di serambi masjid yang masih ada sampai sekarang, tanpa kita sadari kegiatan tersebut meniru pola sistem pembelajaran di bait aL-hikmah yang dilaksanakan di serambi masjid (susmihara, 2019).Â
Jika kita meneropong kembali ke masa rasulallah, pertukaran ilmu juga di laksanakan di serambi masjid akan tetapi pada waktu itu media pembelajarannya hanya menggunakan metode ceramah dan mengingat melalui hati, dikarenakan hafalan para sahabat rasul yang sangat tajam serta tidak adanya media kertas untuk tulis menulis.
bahkan sistem pendidikan formal, seperti dibeberapa pondok pesantren juga menggunakan indikator sistem, media dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di perpustakaan bait al-hikmah, meskupun tidak sepenuhnya sama. bisa kita lihat mulai dari cara intraksi antara guru dan murid yang menggunakan metode ceramah dan wawancara debat.Â
beberapa pelajaran yang kita pelajari pada saat ini juga merupakan hasil tuangan ilmu cendikiawan pada masa abbasyiah. serta penggunaan media praktek saat ini juga merujuk pada hasil pencapaian cendikiawan untuk kejayaan islam. dan masih banyak lagi beberapa peninggalan sejarah bait al-hikmah yang masih belum kita sadari.
penutup
      bait al-hikmah, atau juga dikenal dengan "house of wisdom" adalah bangunan perpustakkan sekaligus lembaga penerjemah pertama yang membuka pintu gerbang dunia intelektual pada era abbasyiah, yang dampaknya sangat berperan dalam dunia islam.Â
didalamnya berisi beberapa kitab, beberapa buku bahasa asing yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa arab dan karya-karya hasil penuangan para cendikiawan era abbasyiah. banyak sekali kontribusi, pengaruh dan media dari perpustakaan bait al-hikmah untuk dunia pendidikan islam.Â
terutama buku, sebagai jendela peradaban dari masa ke masa yang tidak akan luput dari perannya ditengah umat manusia. beberapa warisan bait al-hikmah yang sangat berpengaruh bisa kita rasakan sampai saat ini. oleh karenanya kita sebagai umat islam harus berupaya menyadarkan diri bahwa pendidikan mengambil peranan yang sangat besar dalam puncak kejayaan islam. serta banyak sekali ilmu pengetahuan yang lahir dari islam, contohnya seperti: beberapa ilmu seperti sains, matematika, fikih, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya.
 bahkan pembangunan perpustakaan offline maupun online, yang menjadi sara belajar pembelajaran kita saat ini juga merujuk pada indikator pola pembentukan perpustakaan bait al-hikmah. lebih menariknya lagi sistem belajar mengajar yang kita lakukan saat ini baik dilembaga formal yang berada dibawah naungan pondok pesantren, maupun non formal tanpa kita sadari juga merupakan warisan dari Bait Al-Hikmah.
daftar pustaka
Apriyanti, Sintia. "refleksi awal terbentuknya dinasti abbasyiah". jurnal sejarah dan peradaban islam. vol.2, no.2 (2022).
Ibrahim, Arfah. "eksistensi bayt al-hikmah sebagai pusat pendidikan pada masa kholifah al-ma'mun". jurnal azkiya. vol.15, no.2, (2021).
Daulay, Haidar Putra, Zaini Dahlan. "masa keemasan dinasti umayyah dan dinasti abbasyiah". jurnal kajian islam kontemporer (JURKAM). Vol.1, No.2 (2020). Â
Maulida, Fitri. "Baitul Hikmah". Ma'had Aly Darusy Syahadah Ta'hilil Mudarrisat Lilbanat.Â
Yanto. "Sejarah Perpustakaan Bait Al-Hikmah Pada Masa Keemasan Dinasti Bani Abbasyiah". Jurnal Tamaddun. Â
Lubis, Lismaya, Mawaddah "Warisan Ilmiah Kuno dan Pendidikan Islam (Sebuah Kajian Litrasi Dalam Sejarah Pendidikan Islam". Journal Kajian Pendidikan Islam dam Keagamaan. Vol.8, No.2 (2024).
Pratama , Andy Riski, Salmi Wati "Bayt Al-Hikmah: Pusat Kebijaksanaan dan Warisan Ilmu Pengetahuan Islam Dalam Peradaban Abad Pertengahan". Journal Riset Rumpun Agama dan Filsafat (JURRAFI). Vol.2, No.2 (2023).
Susmihara. "Dinasti Abbasyiah (Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Agama, Filsafat, Pendidikan dan Sains)". Journal Al-Hikmah. Vol.21, No.2 (2019).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H