Sayangnya, ketika saya kembali tinggal sementara di Yogyakarta tahun lalu, nggak sempat berkunjung ke Candi Borobudur. Padahal sudah diagendakan. Namun saat itu Yogya sedang hujan terus, sehingga saya berkali-kali batal main ke Magelang.Â
Saat itu juga masih dalam suasana pandemi, jadi kunjungan ke mana-mana pun masih dibatasi. Tapi sampai saat ini, saya tetap berniat untuk rutin mengunjungi Candi Borobudur. Selain untuk melepas rindu pada situs bersejarah ini, sekaligus untuk ikut melestarikan keberadaannya.
Betul, ada orang, bahkan banyak, yang sering bertindak kurang sopan saat berkunjung ke candi ini. Ada yang naik-naik ke stupanya padahal sudah jelas dilarang dan kadang-kadang ada gumpalan tisu bekas yang tertinggal.
Saya setuju pemerintah memberlakukan peraturan untuk lebih meningkatkan rasa menghargai kita pada aset bangsa ini. Saya juga setuju pemerintah memberikan harga yang tinggi pada tiket masuk untuk wisatawan mancanegara yang ingin menikmati candi hebat ini.Â
Namun, kalau boleh memilih, saya ingin harga tiket sampai ke puncak Borobudur untuk wisatawan lokal, tetap standar. Betul, harga tiket masuk Rp750 ribu ini hanya kalau kita ingin naik sampai puncak, tapi alangkah baiknya kalau harga tiket sampai ke atas tetap bisa terjangkau, seperti biasa.
 Ini penting buat orang-orang seperti saya yang ingin rutin berkunjung, bukan sekadar duduk-duduk melihat batu tua, tapi ingin memaknai lebih dalam dan lebih jauh dari itu, dengan berkunjung sampai ke puncaknya. Kalau harga tiket sampai ke atas Rp750 ribu, orang-orang seperti saya tidak akan bisa rutin berkunjung sampai atas lagi. Jadi saya berharap harga tiket masuk candi ya standar saja (sampai ke puncaknya).
Menurut saya, untuk tetap menjaga dan melestarikan candi ini, diberlakukan saja tindakan tegas bagi pengunjung yang tidak mematuhi peraturan. Beri saja sanksi untuk pengunjung yang berani memanjat stupa, menyentuh bagian candi yang tidak boleh disentuh, atau membuang sampah sembarangan.
Kalau harga tiket dinaikkan sampai Rp750 ribu dengan alasan untuk menjaga kelestarian candi, saya khawatirnya malah orang-orang yang biasanya tidak mematuhi aturan, yang sanggup membayar Rp750 ribu untuk sampai ke puncak candi.Â
Lalu mereka tetap melakukan hal-hal yang tidak sesuai peraturan. Orang-orang seperti saya yang justru ingin membantu melestarikan dan melakukan riset untuk bahan tulisan dalam rangka mengedukasi masyarakat serta menyebarkannya ke kancah nasional dan internasional, jangan-jangan malah tidak bisa masuk sampai atas karena terkendala biaya. Sayang sekali, kan?
Kalau kamu, setuju nggak tiket masuk Candi Borobudur jadi Rp750 ribu? Alasanmu bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H