Visi Guru Penggerak
"Mewujudkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila dan Lingkungan yang Merdeka Belajar"
Latar Belakang
Filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.Â
Pendidikan menuntun kodrat alam yang sudah dimiliki anak sejak lahir. Anak terlahir tidak diibaratkan sebagai kertas kosong yang dapat di isi dengan pendidikan, melainkan anak terlahir dengan pola.Â
Guru diibaratkan sebagai petani yang merawat benih-benih dengan baik, memupuk benih tersebut sesuai dengan kebutuhan benih, dan membuat benih tersebut tumbuh seperti asalnya.Â
Jika menanam benih jagung maka dirawat seperti cara merawat jagung hingga tumbuhlah jagung. Dalam mendidik, guru harus memperhatikan kodrat alam anak dan juga harus di sesuaikan dengan kodrat zaman agar pembelajaran menjadi bermakna untuk anak.
Ki Hadjar dewantara juga mengungkapkan adanya perbedaan antara pengajaran dan pendidikan. Pengajaran adalah proses menstransfer pengetahuan sehingga dari tidak mengerti menjadi mengerti dan tidak tahu menjadi tahu.
Sedangkan pendidikan adalah proses menumbuhkan pengalaman anak dan menumbuhkan budi pekerti mereka. Tujuan awal yang ingin dilakukan untuk mewujudkan visi guru penggerak adalah dengan menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman.Â
Merancang pembelajaran dengan memperhatikan kedua kodrat tersebut akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan untuk anak.
Tujuan
Menumbuhkan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran matematika
Menggali potensi yang dimiliki anak dan menumbuhkannya
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Tolak Ukur
Siswa merasa nyaman (tanpa mengeluh) saat belajar matematika
Siswa menemukan kelebihan dalam dirinya
Pembelajaran aktif dan menyenangkan
Aksi nyata yang dilakukan
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang sulit menurut siswa. Hal itu sudah terjadi secara terus menerus dan sudah menjadi mindset bahwa matematika tidak menyengkan karena sulit.Â
Oleh karena itu sebelum memulai pembelajaran, guru menanyakan kepada siswa kendala yang selama ini dihadapi saat belajar untuk dicarikan solusi bersama. Selain itu, guru juga meminta masukan dari siswa pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar.
Berdasarkan hasil diskusi guru dan siswa, dirancang pembelajaran matematika dengan model belajar sambil bermain. Sehingga guru menyediakan media pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa.
Geogebra merupakan salah satu media pembelajaran yang mudah di akses dan manipulative sehingga siswa dapat mencoba-coba untuk mencari konsep yang ingin dipelajari.
Hasil dari aksi nyata
Siswa menjadi lebih antusias saat belajar
Siswa aktif bertanya jika ada yang tidak dimengerti
Suasana kelas menjadi lebih hangat dan menyenangkan
Berdasarkan hasil aksi nyata tersebut masih terdapat beberapa kendala, yaitu beberapa siswa yang masih merasa berat untuk belajar matematika. Motivasi dari guru-guru lain maupun kepala sekolah selalu dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa baik dalam pembelajaran akademik maupun non akademik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H