Beberapa bulan terakhir masyrakat Indonesia sedang ramai memperbincangkan Program TAPERA (Tabungan Perumahan Rakyat) yang katanya akan dipotong dari gaji karyawan baik swasta atau plat merah.
Kendati begitu, Program TAPERA dinilai banyak masyarakat kurang tepat. Hal itu karena selain potonganya menyentuh angka 3% program TAPERA juga diberikan untuk siapa?.Â
Alih-alih memiliki rumah, beban karyawan menjadi bertamabah, apalagi bagi karyawan dengan gaji UMR atau dibawahnya.
kenapa?, untuk mencukupi hidup saja sudah pontang-panting apalagi harus dipotong TAPERA!, memang kapan benar-benar bisa menikmati rumah dari TAPERA?.
Ngomong-ngomong soal rumah, kira-kira dalam membangun rumah apakah pilih dengan menabung uang atau barang?.
Membangun rumah di era sekarang memang tidak mudah. Selain harga material yang terus naik, harga tanah juga semakin mahal!.
Maka dari itu saat ini banyak bertaburan bisnis perumahan yang menawarkan cicilan murah dengan jangka waktu panjang.
Bahkan sebagaian dari kita kadang tak sadar bahwa separuh hidupnya digunakan untuk membayar cicilan rumah yang diidam-idamkan.
Ketika saya memiliki rencana membangun rumah, saya lebih memilih menabung barang daripada uang apalagi terfikir untuk mengangsur cicilan rumah.
Selain karena saya tinggal di Desa, menurut saya mencicil rumah dengan jangka panjang membuat saya tidak nyaman dan tertekan.