Tepat pukul 06:30 pagi atau Rabu (17/04/24) masyarakat di Dusun Suka Maju, Kabupaten Bangka Selatan berduyun-duyun menuju surau.
Hal itu dilakukan karena akan diadakan tradisi "Bakdo Kupat" yang diikuti oleh seluruh warga kampung.
Tua, muda, anak-anak, bapak dan ibu dengan senang hati membawa bekal dari rumah masing-masing untuk dikumpulkan menjadi satu di surau tempat acara akan dilaksanakan.
Bekal pun tidak ditentuan, namun biasanya warga kampung akan membawa salah satu bekal yang menjadi ciri dari tradisi bakdo kupat yaitu "ketupat".
Selain itu, bekal biasanya juga berupa makanan yang telah disiapkan oleh masyarakat seperti olahan ayam, ikan, sayur, kue dan makanan yang dikenal di daerah lain.
Setelah semua masyarakat berkumpul dan dirasa cukup kemudian seorang tetua kampung akan memimpin doa untuk mengawali acara tersebut.
Setelah doa dilantunkan dan diakhiri dengan petatah-petitih dari tetua kampung kemudian masyarakat mulai menyantap bekal makanan yang telah dibawa bersama semua orang yang hadir.
Bakdo kupat atau Lebaran Ketupat adalah tradisi masyarakat jawa yang erat hubunganya dengan syiar islam yang dikenalkan oleh sunan kalijaga.
Bakdo kupat dilakukan seminggu setelah hari Raya Idul Fitri sebagai rasa syukur karena telah menjalani 6 hari puasa di bulan syawal.
Kendati begitu, dalam kaitan puasa syawal tradisi bakdo kupat bukan akhir dari puasa syawal karena puasa syawal bisa dilakukan hingga berakhirnya bulan syawal atau pada tanggal 6 mei 2024 nanti.
Lalu selain syiar Islam, apa manfaat tradisi bakdo kupat bagi masyarakat?
Berdasarkan pengamatan saat mengikuti tradisi bakdo kupat hari ini, berikut manfaat dari diadakanya tradisi bakdo kupat bagi masyarakat.
1. Menguatkan Silaturahmi Antar Masyarakat
Ketika tradisi bakdo kupat dilaksanakan, secara otomatis masyarakat yang tinggal di kampung tersebut akan ikut dan hadir untuk menyemarakan acara tersebut.
Terlebih ketika masyarakat mulai menyantap bekal yang dibawa, tanpa membeda-bedakan masyarakat akan menyantap bekal yang dibawa dan diakhiri dengan berkeliling untuk berjabat tangan.
Aktifitas kebersamaan masyarakat dan jabat tangan tersebut dapat menguatkan soliditas, simpati dan empati masyarakat sehingga mampu menguatkan silaturahmi antar masyarakat.
2. Menjalin Komunikasi Antar Masyarakat
Selain menguatkan silaturahmi, tradisi bakdo kupat juga dapat menjalin komunikasi yang baik antar masyarakat.
Hal itu karena setelah kegiatan doa dalam tradisi bakdo kupat akan diisi dengan petatah dan petitih serta musyawarah.
Seperti menyepakati awal diadakanya kegiatan yasinan malam jum'at yang fakum ketika bulan Ramadan, ancang-ancang pelaksanaan qurban di Idul Adha atau perencanaan perbaikan atau pembangunan surau.
Selain itu masyarakat juga akan saling bercengkrama dengan orang-orang yang hadir sehingga bisa saling bercerita tentang kondisi yang dialami saat ini.
3. Berbagi Rejeki Kepada Masyarakat
Ada kalanya makanan yang dibawa tersebut tidak habis ketika disantap oleh orang-orang yang hadir maka ketika akan pulang makanan tersebut akan dibagikan untuk dibawa pulang.
Dalam konsep tersebut saya memaknainya sebagai bentuk berbagi rejeki kepada masyarakat lainnya karena adanya keberagaman jenis makanan yang menjadi bekal dalam kegiatan bakdo kupat tersebut.
Selamat merayakan bakdo kupat atau lebaran ketupat 1445 Hijriyah.
Bangka Selatan, 16 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H