Meteode tersebut adalah metode yang digunakan untuk menetapkan awal ramadhan dengan cara melihat hilal secara langsung.
Dalam kaitan tersebut, Nahdatul Ulama (NU) menggunakan kreteria pengamatan hilal MABIMS (Mentri Agama Brunai, Indonesia, Malaysia dan Singapura).
Kreteria hilal Mabims tersebut mensyaratkan bahwa awal ramadan bisa ditetapkan bila tinggi hilal saat matahari terbenam adalah 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
Terkait hal itu, Nahdatul Ulama (NU) akan menggelar pemantauan hilal pada tanggal 10 maret 2024 dengan menempatkan 50 sampai 60 titik pemantauan rukyatul hilal di beberapa daerah di Indonesia.
Meski begitu, K.H Sirril Wafat selaku Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) memprediksi awal ramadhan akan jatuh pada hari selasa, 12 maret 2024, dikutip dari kompas.com (1/03/2024).
Awal Ramadhan 1445 Hijriyah atau Tahun 2024 Muhammadiyah
Jika K.H Sirril Wafat dari organisasi Nahdatul Ulama (NU) memperkirakan awal ramadhan akan jatuh pada hari selasa, 12 maret 2024 maka soal awal ramadhan Muhammadiyah berbeda.
Hal itu karena metode penetapan awal ramadhan Muhammadiyah menggunakan Hisab Wujudul Hilal Hakiki yang diyakini Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Berdasarkan perhitungan menggunakan Hisab Wujudul Hilal Hakiki tersebut Muhammadiyah menetapkan awal ramadhan 1445 Hijriyah (tahun 2024) Â akan jatuh pada hari senin, 11 Maret 2024. Â
Penetapan tersebut berdasarkan surat maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang ditandatangani oleh Haedar Nasir selaku ketua dan Abdul Mu'ti selaku skretaris tertanggal 12 Januari 2024 yang lalu.
Semoga ramadhan 1445 Hijriyah (tahun 2024) ini memberi keberkahan dan kebaikan bagi kita semua. Amin.Â