Topik pilihan kompasiana kali ini bisa dikatakan unik, karena mencoba mempertanyakan suatu hal yang lazim dilakukan di dunia pendididikan kita.
Ya, soal pilihan ganda dihapus, setuju?, sebagai seorang guru, soal pilihan ganda adalah salah satu soal yang paling sering saya buat untuk menguji kognitif siswa.
Bahkan di era digital ini, soal pilihan ganda semakin "membumi" Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK), soal Penilaian Akhir Semester (PAS) atau Penilaian Akhir Tahunan (PAT) berbasis android merupakan bentuk-bentuk ujian berbasis soal pilihan ganda.
Bahkan pada Penilaian Akhir Tahun (PAT) kemarin, sekolah kami menggunakan sistem "Lembar Jawab Komputer" dimana siswa-siswi disuguhkan beberapa soal pilihan ganda yang kemudian harus dijawab dengan melingkari lembar jawab yang diberikan.
Setelah selesai, guru tinggal menyodorkan HP yang telah diinstal aplikasi pembaca jawaban untuk kemudian memindai jawaban siswa-siswi agar nilai secara otomatis dapat muncul.
Hal itu dilakukan untuk mengefisiensi waktu mengoreksi, karena guru harus berkerjaran dengan memasukan nilai ke e-raport dan administrasi lainnya yang harus diselesai saat anak sudah akan naik kelas.
Kendati begitu, memang tidak semua ujian di sekolah harus menggunakan pilihan ganda, adakalanya menggunakan tes lisan, esai atau praktek untuk menguji kemampuan siswa-siswi di sekolah.
Sebelum kita membahas opsi lain atau setuju atau tidak setuju untuk menghapus soal pilihan ganda, yuk kita pahami terlebih dahulu terkait soal pilihan ganda.
Soal pilihan ganda merupakan suatu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dengan memberikan beberapa opsi jawaban dengan satu jawaban benar.
Dewasa ini soal pilihan ganda juga dikembangkan bukan hanya dengan memberikan satu opsi jawaban benar, namun dalam satu soal bisa diberikan beberapa opsi jawaban benar atau dikenal dengan pilihan ganda majemuk.
Lalu bagaimana cara membuat soal pilihan ganda yang mampu menguji kemampuan seseorang atau dalam hal ini siswa-siswi terkait materi yang kita ajarkan?
Soal pilihan ganda merupakan soal yang tidak dibuat dengan asal-asalan namun berdasarkan kaidah-kaidah pembuatan soal pilihan ganda sehingga soal bisa dianggap valid dan reliabel. Berikut kaidah pembuatan soal pilihan ganda.
1. Materi
Salah satu hal yang paling krusial dalam pembuatan soal pilihan ganda adalah soal yang harus mengacu pada materi yang kita ajarkan.
Jangan kita mengajarkan A yang keluar B sehingga akhirnya siswa menghitung kancing untuk menjawab soal pilihan ganda yang kita buat.
Oleh karena itu soal pilihan ganda dalam kaitan materi harus mengaju pada tiga aspek yaitu:
- Soal harus sesuai dengan indikator soal atau kisi-kisi, hal itu merujuk pada hal apa yang ingin diukur dalam soal tersebut apakah tentang pengetahuan, pehaman atau aplikasi.
- Pilihan jawaban harus homogen dan logis, pilihan jawaban harus mengandung kesamaan terkait hal yang ditanyakan dan logis sehingga jika analisa siswa-siswi tidak tepat terhadap soal yang ditayakan, siswa-siswi bisa terkecoh dalam memilih jawaban benar.
- Setiap soal harus memiliki satu jawaban benar, dengan adanya jawaban benar yang harus dipilih oleh siswa-siswi, hal itu akan menggugah daya kritis siswa-siswi untuk memilih jawaban yang paling benar karena jawaban yang memiliki sifat homogen (hampir sama) dan logis.
2. Kontruksi
Kontruksi pada soal pilihan ganda mengacu pada kejelasan soal dan jawaban sehingga siswa-siswi mampu menelaah soal tersebut dengan nalar dan logis terkait materi yang telah dipelajarinya,
Kontruksi dalam pembuatan soal pilihan ganda memiliki beberapa penekanan yang harus dipatuhi dalam pengerjaannya.
- Soal harus dirumuskan dengan jelas, soal dalam suatu pilihan ganda tidak boleh ambigu namun harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang dapat mempengaruhi jawaban siswa-siswi.
- Soal tidak boleh memberi petunjuk ke arah jawaban, Soal tidak boleh memberi petunjuk (kata,frase, pendapat atau ungkapan) yang secara jelas mengarah siswa-siswi pada opsi jawaban benar.
- Soal tidak boleh mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, Hal itu merujuk pada ketidak jelasan intruksi soal sehingga siswa-siswi akan bingun terkait arah soal yang akan dikerjakan. Misal: ketika kelaut hal yang tidak boleh kita lakukan, kecuali...
- Opsi Rumusan Jawaban Harus Relatif Sama, Hal itu karena biasanya siswa-siswi akan memilih jawaban yang relatif panjang, namun dengan jawaban yang relatif sama maka siswa akan melakukan analisa terhadap jawaban yang akan dipilihnya.
- Jawaban tidak boleh menyatakan "semua jawaban benar" atau "semua jawaban salah", Hal itu dimaksudkan agar jawaban tidak ambigu, sehingga jawaban tidak dapat mengukur kemampuan siswa secara baik.
- Jawaban berbentuk angka atau waktu harus diurutkan berdasarkan urutannya atau kronologisnya, Hal itu dibuat agar siswa-siswi mampu berfikir logis dan terarah, Misal: 1, 2, 3 atau 1936, 1937, 1938.
- Jika soal menggunakan gambar, grafik, tabel atau diagram harus memiliki fungsi yang jelas, Hal itu dimaksudkan agar siswa mampu menginterpretasi soal yang disajikan dengan menggunakan dengan gambar, grafik atau tabel secara jelas sehingga mampu menuntun daya analisis siswa untuk menemukan jawaban dari soal tersebut.
- Soal tidak boleh bergantung pada jawaban soal sebelumnya, Hal itu dimaksudkan soal harus berdiri sendiri dan tidak boleh berkaitan dengan jawaban pada soal sebelumnya sehingga tidak menimbulkan keambiguan soal.
3. Bahasa
Penggunaan bahasa dalam pembuatan soal pilihan ganda sangat penting untuk direkontruksi oleh guru sehingga bisa menampilkan bahasa yang komunikatif, efektif dan menggugah nalar kritis siswa-siswi bukan sebaliknya.
Berikut kaidah bahasa dalam pembuatan soal pilihan ganda.
- Soal Harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal itu dikarenakan soal memiliki esensi yang lebih luas, karena siswa-siswi yang kita hadapi biasanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, sehingga dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar soal akan lebih mudah dicerna oleh siswa-siswi.
- Soal tidak boleh menggunakan bahasa daerah, hal itu dilakukan agar soal tidak bersifat inklusif namun bisa diaplikasikan keranah yang lebih luas atau lain daerah.
- Soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif, Soal tidak boleh kaku namun harus bersifat lues, efektif, dan efesien sehingga mampu untuk menggugah nalar kritis dan daya analisa siswa dalam menelaah soal.
- Setiap opsi jawaban tidak diperbolehkan mengulang frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian, hal itu dimaksudkan agar jawaban mampu menggali pengetahuan siswa sehingga jawaban tidak monoton. Misal a. selamat dari api, b. selamat dari air, c. selamat dari angin, kata selamat dalam opsi jawaban tersebut harusnya diletakan di butir soal.
4. Unsur Soal
Unsur soal adalah pesan atau makna yang terdapat dalam soal tidak boleh menyinggung isu-isu SARA atau hal yang dapat menimbulkan perpecahan atau perdebatan atau tidak boleh bermuatan politik, pornografi kekerasan, atau promo produk sehingga dapat menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu.
Soal pilihan ganda ketika dikerjakan dengan asal-asalan dan tidak didasarkan pada penulisan kaidah-kidah penulisan soal yang baik akan membuat soal pilihan ganda tidak menarik dan membuat siswa-siswi mengerjakannya secara asal-asalan.
Sebaliknya, jika soal pilihan ganda tersebut dikerjakan dengan baik dan ditulis berdasarkan kaindah-kaidah soal yang benar, akan membuat siswa tertantang karena materi yang ada dalam soal tersebut adalah materi yang memang mereka pelajari.Â
Oleh karena itu, ketika kompasiana mengambil topik pilihan terkait soal pilihan ganda dihapus, setuju?.
Saya termasuk yang tidak setuju bila pilihan ganda harus dihapus, karena jika pilihan ganda dibuat dengan baik sesuai kaidah-kaidah penulisannya akan menghasilkan sesuatu yang baik juga bagi siswa-siswi kita.
Pahami dulu pilihan ganda, baru opsi lainnya!
Bangka Selatan, 23 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H