Lalu bagaimana cara membuat soal pilihan ganda yang mampu menguji kemampuan seseorang atau dalam hal ini siswa-siswi terkait materi yang kita ajarkan?
Soal pilihan ganda merupakan soal yang tidak dibuat dengan asal-asalan namun berdasarkan kaidah-kaidah pembuatan soal pilihan ganda sehingga soal bisa dianggap valid dan reliabel. Berikut kaidah pembuatan soal pilihan ganda.
1. Materi
Salah satu hal yang paling krusial dalam pembuatan soal pilihan ganda adalah soal yang harus mengacu pada materi yang kita ajarkan.
Jangan kita mengajarkan A yang keluar B sehingga akhirnya siswa menghitung kancing untuk menjawab soal pilihan ganda yang kita buat.
Oleh karena itu soal pilihan ganda dalam kaitan materi harus mengaju pada tiga aspek yaitu:
- Soal harus sesuai dengan indikator soal atau kisi-kisi, hal itu merujuk pada hal apa yang ingin diukur dalam soal tersebut apakah tentang pengetahuan, pehaman atau aplikasi.
- Pilihan jawaban harus homogen dan logis, pilihan jawaban harus mengandung kesamaan terkait hal yang ditanyakan dan logis sehingga jika analisa siswa-siswi tidak tepat terhadap soal yang ditayakan, siswa-siswi bisa terkecoh dalam memilih jawaban benar.
- Setiap soal harus memiliki satu jawaban benar, dengan adanya jawaban benar yang harus dipilih oleh siswa-siswi, hal itu akan menggugah daya kritis siswa-siswi untuk memilih jawaban yang paling benar karena jawaban yang memiliki sifat homogen (hampir sama) dan logis.
2. Kontruksi
Kontruksi pada soal pilihan ganda mengacu pada kejelasan soal dan jawaban sehingga siswa-siswi mampu menelaah soal tersebut dengan nalar dan logis terkait materi yang telah dipelajarinya,
Kontruksi dalam pembuatan soal pilihan ganda memiliki beberapa penekanan yang harus dipatuhi dalam pengerjaannya.
- Soal harus dirumuskan dengan jelas, soal dalam suatu pilihan ganda tidak boleh ambigu namun harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang dapat mempengaruhi jawaban siswa-siswi.
- Soal tidak boleh memberi petunjuk ke arah jawaban, Soal tidak boleh memberi petunjuk (kata,frase, pendapat atau ungkapan) yang secara jelas mengarah siswa-siswi pada opsi jawaban benar.
- Soal tidak boleh mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, Hal itu merujuk pada ketidak jelasan intruksi soal sehingga siswa-siswi akan bingun terkait arah soal yang akan dikerjakan. Misal: ketika kelaut hal yang tidak boleh kita lakukan, kecuali...
- Opsi Rumusan Jawaban Harus Relatif Sama, Hal itu karena biasanya siswa-siswi akan memilih jawaban yang relatif panjang, namun dengan jawaban yang relatif sama maka siswa akan melakukan analisa terhadap jawaban yang akan dipilihnya.
- Jawaban tidak boleh menyatakan "semua jawaban benar" atau "semua jawaban salah", Hal itu dimaksudkan agar jawaban tidak ambigu, sehingga jawaban tidak dapat mengukur kemampuan siswa secara baik.
- Jawaban berbentuk angka atau waktu harus diurutkan berdasarkan urutannya atau kronologisnya, Hal itu dibuat agar siswa-siswi mampu berfikir logis dan terarah, Misal: 1, 2, 3 atau 1936, 1937, 1938.
- Jika soal menggunakan gambar, grafik, tabel atau diagram harus memiliki fungsi yang jelas, Hal itu dimaksudkan agar siswa mampu menginterpretasi soal yang disajikan dengan menggunakan dengan gambar, grafik atau tabel secara jelas sehingga mampu menuntun daya analisis siswa untuk menemukan jawaban dari soal tersebut.
- Soal tidak boleh bergantung pada jawaban soal sebelumnya, Hal itu dimaksudkan soal harus berdiri sendiri dan tidak boleh berkaitan dengan jawaban pada soal sebelumnya sehingga tidak menimbulkan keambiguan soal.
3. Bahasa