Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Mudah Mengendalikan Hama Tikus di Kebun Sawit, Berikut Pengalaman Saya

16 Agustus 2023   15:29 Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:39 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tikus. Sumber: Pixabay

Hama sawit?, apa yang anda ketahui tentang hama yang mengganggu tumbuh kembang sawit?

Salah satu hama yang paling sulit diberantas dan menjadi salah satu hama penggangu paling sering dikeluhkan petani sawit adalah tikus.

Tikus merupakan hama yang sangat sulit diberantas, selain karena jumlahnya yang mungkin banyak juga karena tikus merupakan salah satu hama sawit yang pintar.

Ya, pengalaman itu saya dapatkan ketika pertama kali menanam sawit, saat itu ketika pengetahuan tentang hama pengganggu sawit sangat minim, sehingga saat menanam sawit ya menanam saja.

Tanpa ada hal-hal yang perlu dirisaukan atau berfikir ini itu, namun setelah kembali ke kebun seminggu kemudian hal-hal yang merisaukan mulai muncul.

Banyak dari pohon sawit yang saya tanam mengalami kerusakan pangkal pohon, bahkan sampai ada yang putus, sangat menyedihkan ketika melihat hal tersebut.

Kerusakan Sawit Akibat Hama Tikus/Foto: Agustian Deny Ardiansyah
Kerusakan Sawit Akibat Hama Tikus/Foto: Agustian Deny Ardiansyah
Setelah pulang, saya banyak mencari informasi cara mengendalikan hama tikus agar tidak memakan atau merusak tanaman sawit yang saya tanam.

Kemudian salah satu cara yang saya terapkan saat itu adalah dengan memberikan racun tikus di setiap pangkal pohon sawit, dengan harapan tikus-tikus tersebut mau memakan racan tersebut.

Setelah beberapa hari ditebar dan kembali memeriksanya ke kebun, hasilnya sama saja, memang ada racun tikus yang dimakan, namun lebih banyak lagi pohon yang dirusak oleh tikus.

Bahkan racun tikus tersebut seolah tak membuat tikus tergoda dan lebih asik untuk memakan pangkal sawit yang saya tanam.

Akhirnya pada malam berikutnya saya konsultasikan hal itu pada mertua saya dan beliau memberi saran untuk memberi "kawat jaring" pada batang sawit yang saya tanam.

Kemudian saya membelikan kawat jaring tersebut dan memotong-motongnya menjadi ukuran tertentu dan paginya saya ikatkan di batang sawit tersebut.

Setelah menggunakan kawat jaring tersebut, memang pohon yang diserang menjadi berkurang namun masih tetap ada dengan mengkikis bagian yang longgar atau batangnya (tidak sampai membuat pohon putus/mati). 

Namun setelah saya perhatikan di salah satu kebun tetangga saya yang ditanamai dengan pohon ketela, nyaris tak ada hama tikus yang memakan sawit yang ditanamnya, namun tikus-tikus itu memakan buah ketela yang ditanam beliau.

Dari pengalaman tersebut, kemudian menjadi pembelajaran bagi saya dalam mengendalikan hama tikus di kebun sawit yang saya miliki.

Maka ketika saya menanam sawit di lahan yang kedua, kedua cara tersebut saya lakukan, baik secara konvensional dan alami.

1. Cara Konvensional 

Sawit Yang Diberi
Sawit Yang Diberi "Kawat Jaring"/Foto: Agustian Deny Ardiansyah

Cara konvensional tersebut saya lakukan dengan memasang "kawat jaring" yang dipasang pada batang sawit yang saya tanam, walau hal itu memiliki kelemahan.

Karena bila semakin besar lingkar batang sawit maka "kawat jaring" itu harus dilepas atau akan hancur sendiri pada usia 3-4 bulan usia tanam sawit.

Sedangkan pada usia-usia tersebut tikus masih sangat rakus untuk memakan batangnya, oleh karena itu selama memasang "kawat jaring" itu juga disertai dengan melakukan cara-cara alami.

2. Cara Alami

Cara alami yang saya lakukan adalah dengan menanam pohon ketela pada titik-titik tertentu di lahan sawit, misal di sepanjang batas dengan diatur jaraknya dan di tengah-tengah lahan dengan sistem tanam lingkar (setiap lingkar terdiri 5 -7 pohon ketela).

Penanaman Pohon Ketela Di Lahan Sawit/Foto: Agustian Deny Ardiansyah
Penanaman Pohon Ketela Di Lahan Sawit/Foto: Agustian Deny Ardiansyah

Sehingga ketika "kawat jaring" dilepas atau rusak pohon ketela sudah siap menghasilkan akar buah (buah ketela) yang siap dimakan oleh tikus.

Selama pengamatan yang saya lakukan terhadap penanaman sawit tahap dua tersebut, hampir tidak ada serangan tikus pada sawit yang saya tanam, bahkan bilapun ada, tidak sampai mematikan pohon sawit yang saya tanam dan jumlahnya tidak sampai puluhan.

Salam Sawit, Salam Menanggulangi Hama Tikus.

Bangka Selatan, 16 Agustus 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun