Akhirnya pada malam berikutnya saya konsultasikan hal itu pada mertua saya dan beliau memberi saran untuk memberi "kawat jaring" pada batang sawit yang saya tanam.
Kemudian saya membelikan kawat jaring tersebut dan memotong-motongnya menjadi ukuran tertentu dan paginya saya ikatkan di batang sawit tersebut.
Setelah menggunakan kawat jaring tersebut, memang pohon yang diserang menjadi berkurang namun masih tetap ada dengan mengkikis bagian yang longgar atau batangnya (tidak sampai membuat pohon putus/mati).Â
Namun setelah saya perhatikan di salah satu kebun tetangga saya yang ditanamai dengan pohon ketela, nyaris tak ada hama tikus yang memakan sawit yang ditanamnya, namun tikus-tikus itu memakan buah ketela yang ditanam beliau.
Dari pengalaman tersebut, kemudian menjadi pembelajaran bagi saya dalam mengendalikan hama tikus di kebun sawit yang saya miliki.
Maka ketika saya menanam sawit di lahan yang kedua, kedua cara tersebut saya lakukan, baik secara konvensional dan alami.
1. Cara KonvensionalÂ
Cara konvensional tersebut saya lakukan dengan memasang "kawat jaring" yang dipasang pada batang sawit yang saya tanam, walau hal itu memiliki kelemahan.
Karena bila semakin besar lingkar batang sawit maka "kawat jaring" itu harus dilepas atau akan hancur sendiri pada usia 3-4 bulan usia tanam sawit.
Sedangkan pada usia-usia tersebut tikus masih sangat rakus untuk memakan batangnya, oleh karena itu selama memasang "kawat jaring" itu juga disertai dengan melakukan cara-cara alami.