Dimana awalnya hanya menggunakan buku, peta atau globe, dengan mengikuti program-program kemdikbudristek tersebut saya mulai menggunakn media belajar yang lebih beragam seperti video pembelajaran, powerpoint, game interaktif atau dalam kaitan model pembelajaran yang lebih variatif dalam proses pembelajaran.
2. Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kompetensi Secara Daring Atau Luring (Ikut Bootcamp)
Mengikuti pelatihan adalah salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk menjadi pembelajar spanjang hayat.
Pelatihan itu tidak hanya sebatas dalam cara mengajar di kelas namun juga bisa soal pembuatan Penelitian Tindakan Kelas, implementasi kurikulum atau pembuatan media ajar interaktif.
Pada tahun 2022 kemarin saja, saya telah mengikuti pelatihan sebanayak 10 kali dengan kegaiatan pelatihan yang sangat bervariasi.
Dari pelatihan yang saya ikuti tersebut, kemudian mempengaruhi cara mengajar saya, dimana  saya mulai menggunakan TTS interaktif yang dibuat dengan aplikasi crossworld lalu membuat game interaktif dengan aplikasi wordwall atau menuliskan  karya ilmiah popoler dalam kegiatan belajar di kelas untuk diterbitkan di koran lokal.
Seperti yang pernah saya terbitkan di BaBel Pos dengan judul "Belacan Kite" Pembelajaran IPS Berbasis Teknologi di SMPN 2 Lepar atau yang pernah saya terbitkan di koran elektronik dengan judul "Pendidikan Guru Penggerak, Tak Bermanfaat?
3. Membaca
Guru harus menjadi pembaca yang rakus, sehingga dengan membaca guru dapat menemukan ide segar baik tentang cara mengajar atau merancang pembelajaran di kelas sehingga siswa antusias untuk mengikutinya.
Suatu ketika saya pernah membaca buku yang berjudul "Gurunya Manusia" karya Munif Chatib, dimana pada salah satu alenia bacaan tersebut terdapat bacaan tentang "memanusiakan manusia".
Hal itu merujuk pada cara guru dalam memosisikan dirinya dalam belajar, dimana bukan menjadi segala sumber pengetahuan sehingga siswa menjadi "kertas kosong" tetapi "menebalkan goresan" yang sudah ada pada kertas tersebut.