"Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidup lahir, sedang memerdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan"
(Ki Hajar Dewantara)
Tak terasa umur bangsa dan negara kita sudah menginjak 78 Tahun, sejak Ir. Soekarno sang proklamator membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No 56.
Merdeka, Merdeka, Merdeeeeka, pekik hadirin yang hadir.
Semenjak saat itu pula bangsa kita mampu berdiri pada kaki kita sendiri untuk menentukan arah nasib dari negara yang bernama Indonesia ini.
Sejak pekik proklamasi itulah bangsa kita meniti kemerdekaan hingga membentuk jati diri kita seperti hari ini.
Bulan Agustus di setiap tahun adalah bulan pekik merdeka, orang-orang memahaminya dengan bulan perjuangan atau pelajar memahaminya sebagai bulan pembebasan.
Pembebasan dari belenggu kebodohan menuju kecerdasan akal pikir yang terang-benderang, dalam istilah Kartini dituliskan "habis gelap terbitlah terang".
Zaman kolonial adalah zaman kegelapan di mana fisik dan batin kita diperas, akal dan nurani kita di siksa dan kebebasan kita dikekang.
Namun setelah pekik kemerdekaan dikumandangkan dan disiarkan ke seluruh penjuru negeri, persatuan dan kesatuan kita menguat hingga kita menikmati kemerdekaan seperti saat ini.
Maka sebagai seorang pendidik dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diraih oleh para founding fathers, pejuang dan masyarakat Indonesia dengan cucuran darah harus kita isi dengan kegiatan bermakna.
Setiap momen kemerdekaan utamanya pada bulan Agustus, masyarakat Indonesia dan khususnya sekolah selalu merayakan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai lomba.
Lomba di sini diartikan sebagai perayaan yang dilakukan untuk memberikan kebahagiaan setelah lepas dari belenggu penjajahan yang kemudian diekspresikan dengan berbagai kegiatan.
Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diraih, kita harus mampu merancang suatu kegiatan bermakna bagi siswa ketika merayakan hari kemerdekaan Indonesia di sekolah.
Jangan lagi kita membuat perlombaan seperti balap karung, makan kerupuk, mencari koin dalam tepung, merias wajah dengan mata tertutup, sepak bola sarung dan lain sebagainya.
Lalu seperti apa?
Kita harus merancang suatu kegiatan perlombaan yang mampu membangkitkan nalar kritis, gotong royong, kreativitas, dan identitas budaya bangsa dalam diri siswa.
Dengan hal itu maka diharapkan siswa mampu mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan menginternalisasi nilai-nilai jati diri bangsa dalam dirinya.
Lalu kegiatan bermakna yang seperti apa yang akan kita lakukan dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia di sekolah?
1. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Cinta Tanah Air Siswa
Setiap menjelang hari kemerdekaan tepatnya pada tanggal 17 Agustus sekolah tempat saya mengabdi selalu mengadakan kegiatan upacara bendera yang dihadiri oleh guru, tenaga pendidik dan siswa, di mana pada kegiatan itu semua petugas adalah siswa yang telah dilatih dan dipilih untuk melakukannya.
Hal itu dilakukan untuk memberikan pengajaran dan pendidikan akan arti penting tentang kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa kita sehingga dengan hal itu diharapkan tumbuh rasa mencintai negara dan tanah air yang saat ini kita berpijak di atasnya.
Hal itu penting adanya di tengah isu radikalisme dan isu-isu identitas yang melunturkan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara.
Selain itu, setiap bulan Agustus sekolah akan menyiapkan siswa dan siswi untuk mengikuti kegiatan perlombaan di tingkat kecamatan ataupun kabupaten dalam kaitan lomba parade baris berbaris dan gerak jalan, bahkan untuk menyiapkannya sekolah harus memotong waktu belajar pagi untuk berlatih baris-berbaris.
Makna kegiatan itu adalah untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa serta merasakan perjuangan yang telah dilakukan pahlawan untuk memerdekakan bangsanya dari penjajahan.
2. Menumbuhkan Nalar Kritis Siswa
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan cerdas-cermat kemerdekaan dengan tema "detik-detik kemerdekaan bangsa Indonesia" yang dilakukan secara beregu dengan kontingen yang berasal dari setiap kelas.
Kegiatan tersebut biasanya akan di-handle oleh pengurus OSIS dengan guru sebagai pengarah di mana setiap kelas memberikan perwakilan 3 orang siswa dengan sistem kompetisi babak penyisihan, semi final dan final dengan materi yang telah disiapkan oleh panitia untuk dipelajari siswa.
Pada kegiatan itu diharapkan mampu menggali nalar kritis siswa dalam memahami sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang kemudian teraplikasi dalam semangat berkompetisi dan berprestasi pada diri siswa.
3. Menumbuhkan Sikap Gotong-Royong SiswaÂ
Penting dalam kaitan bermakna untuk menumbuhkan sikap gotong-royong dalam diri siswa, karena tanpa gotong-royong niscaya negara kita bisa merdeka seperti saat ini.
Biasanya dalam kaitan menumbuhkan sikap gotong-royong dalam perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia, sekolah kami mengadakan perlombaan menghias kelas dengan tema "kemerdekaan".
Maka dari itu siswa akan berlomba-lomba dan bekerja secara tim dalam kelas tersebut (bergotong-royong) untuk menghias kelas tersebut menjadi kelas yang terbaik.
Dari kegiatan itu diharapkan muncul kekompakan atau sikap gotong-royong siswa untuk meraih tujuan bersama yaitu, menjadi juara dalam kaitan hiasan kelas terbaik.
4. Menguatkan Identitas Budaya Siswa
Hal ini biasanya kami lakukan dengan memunculkan permainan tradisional dalam perayaan hari kemerdekaan Indonesia di sekolah.
Permainan itu biasanya adalah pilun (gobak sodor) dan gasing, dalam permainan pilun siswa diajarkan kerja sama dan kekompakan sedangkan gasing diajarkan kekuatan dan kemandirian untuk memenangkan suatu pertandingan atau kompetisi.
Selain itu dengan memasukkan unsur perlombaan dalam hal ini permainan tradisional, mampu menguatkan jati diri dan identitas budaya siswa sehingga tidak mudah untuk dimasuki oleh budaya asing yang menggerogoti budaya kita (Indonesia).
5. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa
Dalam kaitan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, biasanya sekolah kami mengadakan lomba pidato kemerdekaan dan pembacaan puisi dengan tema kemerdekaan atau cipta puisi kemerdekaan.
Hal itu dilakukan untuk memfasilitasi kemampuan dan bakat siswa dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya secara lisan dan tulis.
Selain itu, perlombaan itu juga diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam kaitan aktualisasi diri.
6. Menumbuhkan Sikap Cinta Lingkungan bagi Siswa
Hal itu biasanya dilakukan sekolah kami dengan mengadakan lomba daur ulang sampah plastik menjadi barang bermanfaat atau bernilai ekonomis.
Kegiatan itu selain memberi kesadaran tentang sikap cinta lingkungan bagi siswa, hal itu juga bisa meningkatkan kreativitas dan daya inovasi siswa untuk mengkreasi barang bekas (sampah plastik) menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Selain mengajar yang utama bagi guru adalah mendidik, maka dengan semangat kemerdekaan kita juga berupaya untuk memerdekakan cara belajar siswa dengan merancang kegiatan bermakna bagi siswa, sehingga siswa mampu menginternalisasi setiap yang dilakukannya sebagai nilai tambah dalam mengisi kemerdekaan yang telah diraih.
Merdeka, Merdeka, Merdeeeeka!
Salam kegiatan bermakna.
Bangka Selatan, 8 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H