Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Langkah Menyiapkan Ketahanan Keluarga dalam Menghadapi Kekeringan "El Nino", Harus Coba!

6 Agustus 2023   10:59 Diperbarui: 9 September 2023   06:23 2662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pembelajaran geografi yang saya ajarkan kepada siswa, saya menganalogikan el nino dengan anak laki-laki.

Sehingga el nino dipahami sebagai anak laki-laki dengan sikap tempramen yang mampu menciptakan suasana panas di lingkunganya.

"El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia".

Fenomena El Nino di Samudera Pasifik/tunashijau.id
Fenomena El Nino di Samudera Pasifik/tunashijau.id

Dalam ingatan saya ketika pertama kali merantau ke Bangka Belitung pada tahun 2015, kala itu terjadi musim kemarau panjang yang terjadi sampai 5 bulan lebih.

Hal itu terjadi pada awal juni -- november 2015 sehingga mengakibatkan debit air bendungan menipis dan banyak warga yang mencari ikan hanya dengan berbekal jaring dan serok karena kedalaman air tak sampai lutut.

Tidak hanya itu, ketika musim panas melanda, debit sumur di rumah-rumah warga juga menjadi sangat kering sehingga tak dapat ditimba yang menyebabkan warga harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air.

Istri saya bahkan harus berjalan menyusuri gelapnya malam  (jam 05:00 WIB) untuk mendapat air di sebuah fasilitas pendidikan hanya untuk mencuci baju.

Parahnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih kala itu harus membeli dengan harga Rp.2.000 per jerigen yang kemudian membuat pemerintah daerah menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak setiap 5 hari sekali.

Selain itu pemerintah daerah bersama dengan tokoh agama dan masyarakat juga melakukan sholat Istisqa untuk meminta datangnya hujan kepada Allah SWT.

Petani kala itu juga merasakan terjadinya gagal panen karena kurangnya suplai air irigasi untuk mengairi pertanian sawah, sehingga terjadi kenaikan harga pokok.

Bahkan saya merasa gusar karena setiap pagi ada asap sisa pembakaran entah lahan atau kebakaran lahan gambut yang menyusup masuk ke rumah dan membuat pandangan menjadi terbatas.

Tahun itu adalah tahun yang sulit bagi saya yang baru pertama kali mengawali biduk rumah tangga dengan istri saya.

Setelah tahun 2015 dan di awal 2016 hujan terus mengguyur sepanjang tahun dan sampai pada tahun 2023 ini tepatnya bulan agustus hujan tak lagi menetes di desa kami.

Memang secara hitungan kalender musim, bulan agustus adalah bulan permulaan musim kemarau atau panas.

Namuan dengan adanya  el nino yang menunggagi, BMKG memprediksi akan terjadi musim kemarau atau panas yang kering sehingga dapat menyebabkan terjadinya bencana kekeringan yang parah.

Oleh karena itu, apa yang perlu keluarga siapkan dalam menghadapi musim panas yang ditunggangi  el nino tersebut?

1. Menabung

Menabung adalah salah satu langkah yang dapat diambil dalam menghadapi musim panas  el nino, karena dengan menabung kita mampu menyiapkan kekuatan finansial jika terjadi ketidak setabilan harga-harga pokok akibat terjadinya gagal panen.

Biasanya jika terjadi gagal panen, secara otomatis harga-harga kebutuhan pokok akan meroket dan bila hal itu tidak disiapkan akan dapat menggangu ketahanan finansial dan pangan keluarga kita.

2. Menyiapkan Lumbung Pangan Keluarga

Bagi masyarakat desa yang masih memiliki lahan sawah dan menghasilkan, maka setiap panen kami tidak menjual semua hasil panen, dimana setiap kali panen kami menyisakan 3 - 5 karung untuk persedian pangan bagi keluarga.

Hal itu juga penting dilakukan sebagai langkah antisipasi ketika terjadi gagal panen ketika musim kering  el nino sehingga kita memiliki langkah antisipasinya.

3. Menananam Tanaman Pangan di Pekarangan Rumah

Dalam mengantisipasi gagal panen di tingkat petani dan naiknya kebutuhan pokok, keluarga bisa memulai ketahanan finansial dan pangan dengan menananam tanaman pangan seperti cabai, tomat, terong, seledri atau daun bawang dipekarangan rumah sehingga secara mandiri dapat memproduksi tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga.

4. Membiasakan Hidup Bersih

Musim panas adalah puncak masa bertelur pada nyamuk, sehingga jika kelurga abai dengan kebersihan dapat meningkatkan resiko keluarga terjangkit penyakit Demam Berdarah.

Sehingga perlu adanya pola hidup bersih dengan memperhatikan genangan air yang ada di sekitar rumah seperti bak mandi, genangan air di wadah kaleng atau plastik dan tampungan air.

Selain itu keluarga juga bisa membiasakan dengan membiasakan 3M (menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas).

5. Tidak Membakar Lahan

Ketika musim panas dianjurkan di setiap elemen-elemen keluarga tidak terpicu untuk membuka lahan dengan cara membakar, sehingga tidak memperparah kondisi yang telah ada dengan adanya bencana asap yang dapat mengganggu kesehatan dan arus kegiatan manusia.

6. Menghemat Penggunaan Air

Mengatur pola penggunaan air di dalam keluarga agar tidak terjadi pemborosan semisal tidak menyuci pekakas rumah tangga dengan intensitas sering.

Maksudnya dalam satu hari biarkan pekakas itu menumpuk terlebih dahulu dan ketika sore kita lakukan dalam satu waktu, mengurangi mencuci motor atau mobil dengan sumber dari air sumur sehingga penggunaan air dapat digunakan untuk kegiatan yang benar-benar tepat.

7. Menggunakan Masker Ketika Berpergian

Ketika musim kemarau debu akan sering berterbangan dan jika terlalu intens menghirup udara berdebu tersebut dapat mengakibatkan penyakit seperti batuk atau pilek sehingga penting untuk mengenakan masker agar bisa menyaring udara debu yang kita hirup.

Langkah menyiapkan ketahanan keluarga dalam menghadapi  el ninodapat menjadi langkah antisiapsi keluarga dalam menyiapkan kondisi tak terduga akibat adanya musim panas yang ditunggangi  el nino sehingga keluarga bisa cepat beradaptasi dengan kondisi yang ada.

Salam Ketahanan keluarga, salam mitigasi bencana kekeringan, salam  Efek El Nino.

Bangka Selatan, 6 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun