Apa yang anda ingat tentang musim panas?.
Saya masih ingat ketika Alm. Ayah (Pak Salamun) membuatkan saya layangan bapangan (besar) dari rangkaian bambu, tali dan kertas semen (wadah tempat semen).
Atau ketika Alm. Ayah saya menyerut bilah-bilah bambu agar sesuai (baik berat atau panjangnya) ketika dirangkai menjadi satu kesatuan menjadi layangan bapangan utuh.
Ketika dimainkan, tarikan layangan bapangan itu sangat berat namun tak menyurutkan niat untuk berhenti memainkannya setiap hari bersama dengan teman-teman.
Rasanya bangga ketika layangan bapangan itu bisa terbang tinggi, bahkan membuat lupa waktu karena asiknya bermain.
Hari ini ketika saya telah menjadi seorang Ayah, kenangan ketika musim panas itu muncul kembali dan seolah-olah mengajak untuk kembali melakukanya.
Ya, sudah hampir dua minggu ini di temapat tinggal kami tak lagi meneteskan air hujan, debu-debu berterbangan dan debit air sumur semakin hari semakin menyusut.
Ditengah cuaca terik yang menyengat itu angin berhembus sepoi-sepoi menggerakan pepohonan dan mengibaskan bendera merah putih yang telah dipasang warga untuk memperingati kemerdekaan bangsa kita dari penjajah.
Anak-anak kembali menggeber sepedanya atau berkerumun dibawah pohon, ada yang bermain tali karet, kelerang, engklek dan masak-masakan.
Rasanya saking asiknya bermain dengan teman-temanya, aktifitas itu tak berhenti jika tak dipanggil orangtuanya untuk mengingatkan telah masuk tengah hari.