Itulah yang saya lakukan sebelum menulis, selalu diawali dengan niat dan kesungguhan, sehingga tulisan yang ingin saya tulis bisa benar-benar di selesaikan walau prosesnya akan memakan waktu yang lama.
Namun dengan kesungguhan untuk mencari data dan menarasikanya dalam bentuk tulis, lambat laun tulisan tersebut akan selesai dan bisa dinikmati oleh banyak orang.
2. Menuliskan Hal-Hal Yang Kita Kuasai
Ketika menulis biasakan untuk menulis hal-hal yang kita kuasai atau sesuai dengan kemampuan kita, sehingga kita memiliki gambaran tentang hal yang akan kita tulis dan mudah menarasikanya dalam rangkaian kata dan paragraf yang akan kita buat sehingga membentuk tulisan yang utuh.
Dulu ketika awal-awal saya termotivasi untuk menulis, saya langsung menulis tentang hal-hal berbau politik untuk diterbitkan di salah satu surat kabar di daerah kami, namun hasilnya nihil dan tak satupun tulisan itu terbit.
Setelah berkonsultasi dengan rekan sejawat yang seorang jurnalis, kemudian saya menulis sesuai dengan latar belakang pendidikan saya yaitu pendidikan geografi dengan mengambil tema "kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempabumi di sekolah" dan akhirnya bisa terbit, selain karena momentumnya pas setelah tejadi gempa Nepal dan Padang tahun 2015.
3. Menulis yang Ada di Sekitar Kita
Ketika pertama kali menulis, jangan mencari hal-hal yang ada di luar jangkauan kita, namun apa yang ada di sekitar kita, sehingga kita mampu mengkontruksi tulisan tersebut dengan sangat baik seperti pengalaman pribadi kita, kembali mengulas buku yang telah selesai di baca atau merespon kejadian yang terjadi di sekitar kita.
Saya dalam menulis selalu yang ringan-ringan dengan menarasikan apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti saya pernah menulis "tips agar jam terakhir tidak berakhir membosankan" dimana tulisan itu lahir dari kegiatan saya mengorganisir siswa pada pembelajaran saya di jam terakhir.
Atau ketika saya membuat tulisan "kembalikan laut babel" yang merespon isu lingkungan utama laut akibat tambang timah.