"Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi"
(Wijaya Kusuma/Om Jay)
Sabtu kemarin saya berkesempatan untuk menemani calon pendaftar pendidikan guru penggerak angkatan 10 Kabupaten Bangka Selatan dalam rangka Coaching Klinik.
Pada kesepatan ini saya diminta tim untuk membibing guru dalam menulis esai sehingga guru mampu menarasikan pengalaman selama mengabdi dalam dunia pendidikan kedalam bentuk tulis.
Saya akui tak mudah, atau karena terlalu ramai, ketika guru mencoba menuliskan pengalaman hidupnya untuk mendapatkan 500 karakter saja sangat sulit.
Ada tulisanya yang tidak memperhartikan tanda baca, ada yang berputar-putar, ada yang terlalu panjang sehingga menghilangkan makna tulisan.
Bahkan ada yang kesulitan dalam menyusun kata menjadi suatu paragraf yang utuh dan berkesinambungan atau kesulitan dalam memilih kata.
Bahkan sampai acara ditutup, kegiatan menulis itu harus dilanjutkan di rumah masing-masing.
Sungguh keterampilan menulis adalah keterampilan yang tidak didapatkan begitu saja atau instan.
Menulis bagi seseorang guru adalah keterampilan yang diasah dengan merasakan, mendengar, mengucapkan, banyak membaca dan menulis berulang-ulang kali sehingga bisa menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulis yang apik.
Oleh karena itu menulis harus dibiasakan seorang guru.
Terlebih menulis adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru atau bagi seorang guru ASN menulis dapat menjadi jalan karir.
Lalu apa manfaat yang didapat guru ketika terampil menulis?.
1. Menjadi Pembaca yang Rakus
Seseorang guru yang terampil menulis secara otomatis juga akan menjadi pembaca yang rakus, hal itu karena untuk menulis seorang guru membutuhkan asupan ide yang salah satunya didapat dengan membaca.Â
Begitupula dengan saya, ketika ingin menulis terkait suatu tema, maka saya akan membaca buku atau artikel terkait tema tersebut secara intensif untuk mendapatkan ide atau gagasan sehingga lebih mudah dalam mengaplikasikanya dalam tulisan. Â
2. Mengikat Silaturahmi
Seorang guru yang terampil menulis secara otomatis akan mudah dikenal orang karena tulisannya sering dibaca atau ditelah, selain itu dengan menulis akan mengenalkan guru dengan pribadi-pribadi yang intens dalam dunia tulis menulis sehingga mampu mengikat silaturahmi dalam suatu komunitas.Â
Selama menekuni dunia tulis-menulis, membuat saya mengikuti banyak komunitas yang sangat erat ikatan kekeluargaannya di dalamnya seperti, Asosiasi Guru Penulis Bangka Belitung, Persatuan Penulis Indonesia, Â Anggota Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca dan Persatuan Wartawan Indonesia Bangka Selatan.Â
3. Menyebarkan Ide dan Gagasan
Seorang guru yang terampil menulis secara otomatis akan dapat menyebarkan ide dan gagasanya kepada khalayak ramai baik melalui koran, media cyber, blog atau buku.Â
Selama menekuni dunia tulis-menulis hal yang paling menantang bagi saya dalam menyebarkan ide dan gagasan adalah ketika ide dan gagasan tersebut diulas dan didiskusikan oleh khalayak ramai yang berarti ide tersebut mampu menyedot perhatian publik dan menarik.Â
4. Produktif Menerbitkan Buku
Seorang guru yang terampil menulis secara otomatis akan produktif menerbitkan buku. Selama menekuni dunia tulis-menulis dan bersinggungan dengan komunitasnya, saya telah menerbitkan 9 (sembilan) buku yang terdiri dari buku solo dan antalogi. Â
5. Menguatkan keterampilan berkomunikasi
Seorang guru yang terampil menulis akan membuat guru terampil berkomunikasi, hal itu saya buktikan sendiri dimana selama menekuni dunia tulis-menulis, saya merasa gaya berkomunikasi saya berubah menjadi lebih efektif, simpel dan efesien.Â
Hal itu terjadi karena dengan menulis membiasakan saya untuk memilih tata bahasa dan struktur kalimat yang baik sehingga terbawa dalam komunikasi sehari-hari.
6. Menjadi Guru Kaya
Dengan guru terampil menulis meningkatkan kesempatan guru untuk dikenal dan aktif menulis di media massa cetak atau cyber.
 Selama menekuni dunia tulis-menulis saya kerap diundang untuk  menjadi narasumber atau mendapat uang dari tulisan yang saya terbitkan di media cetak atau cyber.Â
Tentunya "guru kaya" tersebut adalah kiasan untuk memotivasi kita dalam menulis.Â
7. Berkompetisi
Seorang guru yang terampil menulis akan termotivasi untuk berkompetisi,baik di tingkat kabupaten, provinsi atau nasional.Â
Adapun prestasi terbaik saya selama menekuni dunia tulis-menulis adalah menjadi juara 2 (dua) menulis opini tingkat nasional tahun 2019 dan menjadi juara 3 (tiga) dalam simposium guru nasional tahun 2016.
Keterampilan menulis adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru, karena dengan menulis, mampu menyebarluaskan gagasan untuk terus dibaca atau ditelaah oleh generasi saat ini dan dimasa yang akan datang.
Salam guru penulis, salam guru literat, salam literasi guru
Bangka Selatan, 30 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H